Donat Penyelamat
a pergi d
dalam gendongan, meletakkan piring ber
kemana, Cit
, namun aku bersyukur semakin hari ia semakin aktif
Mas Danang mau dibeliin sesu
ati-hati ya."
aja dirumah.
umpung cuacanya cerah. Ya udah, c
a takzim. Kuarahkan tangan Tia
endak mencium pipi Tia. Kusodork
msalam."
antungkan dus donat di bawahnya. Setelah dirasa aman, s
n motor memasuki area pasar. Niatku adala
ang lelaki muda tersenyum menyapa
" Tanyaku. Jariku menunjuk sebuah k
ta lima ratus. B
, ternyata m
yang lain
kemudian menunjuk beberapa
mbak nya mau ambil, ta kasih diskon aja. Hitung-hitung pengl
ambahi uang dari menjual kalung Tia. Kalung yang dibeli dari uang pengasih sana sini sewaktu Tia lahir dulu. A
lagi, mas?" Pintaku
tus ribu paslah!" Jawa
or ya, mas." Pintaku. Lelaki itu mengangguk, lantas mengambil kursi r
da pelayan dan segera pergi. Senyumku mengembang, memba
alaikum."
erdengar jawaban ma
masuk duluan. Sementara aku me
orong, Cita!"
u lemparkan se
suk dulu." Jawabku. Kami sali
Danang!"
segala." Sahut mas Da
roda buat mas Danang." Se
ang yang tadi semringah mendadak mura
uka ya?" Tan
njang, lalu mengacak
kursi roda? Kenapa kamu nggak beli mixer,
tersinggung dengan apa yang kubeli. Namun n
pot, dan mas Danang bosan di dalam terus, mas bisa jemur di teras. Sore-s
anang
alau pakai kursi roda kan lebih mudah
buat beli kursi roda, dari man
bungan sedikit kok. Udah ya, ayo k
ki oleh Tia. Setelah memasang beberapa bagian, segera kuhampiri suamik
uknya dengan kata-kata menyemangati. Hingga akhirnya
u, namun tetap saja tenagaku masih tetap kalah. Aku h
mduli
Ia tersenyum sekaligus meneteskan air mata. Aku paham
u semangat. Mas Dana
k terlalu kokoh, namun kursi roda yang kubeli ras
li ia memegangi tanganku ikut-ikutan mendor
antu." Aku
ah muncul di belakangku.
ar cita lanjutin sendiri aja." Ujarku setelah menatap jam
. Mas jadi bisa lebih aktif lagi. Makasih ya sayang, semoga k
empat mengantuk pun mendadak terang benderang. Aku rindu kali
mata yang menetes di pipi. Sambil tetap mengulen
berat harus menjalani keadaan seperti itu. Mas yang kuat, ins
dalam pelukannya. Kami berdua saling berpelukan di dapur
n?" Mas Danang menjauhkan t
Nanti tangan mas bau
ewaktu pertama kali
at, Cit? Bikin muka kamu bau miny
ang di puncak ketidakstabilan
rkekeh geli.
ggak menghargai usahamu. Padahal kursi roda yang mas pake seka
henti membulatkan adonan d
Yanti mau ke acara gathering perusahaan dimana suamin
mas timbang ya, masing-masing adonan delapan belas gram." Ujarku
s cuci tan
il mangkuk kecil yang kemudian
mbahas banyak hal seputar ide usaha. Tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul empat. Suara puji-pujian dari mas