icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Donat Penyelamat

Donat Penyelamat

icon

Bab 1 Prolog

Jumlah Kata:1077    |    Dirilis Pada: 10/09/2023

itu?" Aku membuka kaca helm, ta

diprediksi. Sebentar panas, sebentar hujan. Kadang hujan seharian. Seperti hari ini. Namun sebagai pedagang yang ba

las." Sahutku. Kantong kresek yang kupegang

buat nanti sore. Itu pun

a antar ke rumah ibu ya." Senyumku mengemba

r setengah jam aku menunggu kedatangan Bude Lasmi, namun belum

t r

bude Lasmi. Segera kuletakkan kantong berisi du

Dana

o, m

dari tadi nyariin kamu!" Terdengar s

s. Bude Lasmi belum d

ia nggak nongol, kamu pulang aja! J

All

rat ponselku. Sambil berpikir apakah aku

ma tengah berteduh. Namun Bu Yanti sudah le

ya belum datang juga. Mungkin

smi kadang suka gitu." Guma

gimana

umah ibu. Bilangnya nggak ada duit buat Nebus." Jawabnya lagi membuat lutu

mau diambil apa nggak." Usulnya. Aku mengangguk, kemudi

i layar bagian atas, b

ut t

Sementara Bu Yanti tak lepas menatapku

Aku mengge

a kirim pesan." Aku

Cita udah di depan Ind*mar

kir

enit kemudian, po

an. Kamu t

asn

paikan pad

ar saja ke rumahnya." Usul Bu Yanti kem

ujan, biar Kita antar k

ponselku. Tanpa keluar

sampai dua jam lagi. Kamu bawa pulang lagi

tubuhku terasa lemas. Ingin rasanya menan

katan

Yanti agar dia membacanya sendiri. Bu Yanti menggel

ok! Ya sudah, itu donat biar ibu aja yang beli. Kasihan kamu, belum tentu dia beneran datang."

menyerahka

mbalian. Sebentar Cita tuka

agi. Nanti sore Ndak jadi bikin ya. Kan udah ada, ini." Jawabny

u. Mudah-mudahan ibu suka sama donatnya." Ujarku sambil

pulang. Kasihan anakmu." Sen

amun aku harus segera pulang sebelum

genap dua puluh tahun, ketika mas Danang menikahi aku. Suamiku sendiri sudah berusia tiga puluh

hanya mengincar kekayaannya. Meski nyatanya, kami meman

bertambah ketika hadirnya Tia dalam rahimku, di usia pernikahan kami yang ke empat tahun. Penantian yang cuk

Sekaligus menghentikan usaha keluarga mas Danan

ranya parau. Segera kulepas helm serta jaket hujan. Dan menaruhnya sembarang. Tak lupa ku te

erlari ke kamar. Tia berlari menghambur ke dalam peluka

ama ajak. Di luar juga hujan. Cup sayang." Kuangkat tubu

s, lalu kembali membuang muka. Mena

uskannya pelan. Kutinggalkan suamiku ke da

ya kuhamparkan karpet busa bergambar Masha and the bear. Awalnya Tia menolak, memeluk leherku begitu

g menirukan gerakan tanganku. Memotong

nang terdengar. Ku Kecilkan kompor, lantas me

a sesekali waktu ia merajuk, jika ba

berjongkok. Tangan mas Danang terulur meraih pundakku. Dengan segenap tenaga, aku berdiri setela

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka