Unexpected Wedding
in
begitu pula dengan senyum yang terlukis di bibirnya. Lintang menghampiri p
ebih dulu, dan pria itu sege
ambut, hingga kaki. Tidak ada yang berubah. Tetap cuek,
yum kecil, dip
tasi ke sini lagi mulai minggu
ya seraya menggenggam erat tali ransel yang terulur di depan pundak. "Aku mau buka usaha sendiri. Buka toko buku kecil-kecilan." Lintang mendongak dan kembali terseny
Persaingan semakin ketat, belum lagi dengan hadirnya buku digital y
buku?" Fajar meragukan
balik, dan kembali ke tujuan ut
menyamakan langkah dengan Lintang, dan b
jar pun
online aja dulu. Input semua katalog di sosial media atau marketplace. Ada pesanan, baru kamu k
n terkesima. "Kenapa nggak kepikiran, ya! Kalau gi
ar melepas tawa kecil
rputar di kepala. Ia menaiki motor, lalu memakai helmnya
alani." Fajar menepuk helm yang sudah dipakai Lintang
gin, tapi Lintang tahu Fajar memiliki ketertarikan khusus padanya sedari dulu. Lintang yang tidak bisa
adis itu, selalu saja menolak ajakannya tanpa memberi alasan pasti. Hanya sibuk, sibuk, dan sibuk. Bahkan, tidak ada satu pun or
ng memundurkan motornya sambil terus ters
di depan motor Lintang, dan menahan
intang memukul pelan tangan Faja
k reb
at penting jadi ia harus tetap berhubungan baik dengan Fajar. Siapa tahu saja, suatu saat nanti Lintang membutuhkan bantuan Fajar untuk memberi be
memedulikan perkataan Lint
as
jar Fajar mencari cara lain untuk membujuk L
mulai goyah karena penawar
jem
kin ia memberi alamat tempat tinggalnya saat ini kepada Fa
rangan rumah. Dari pakaian yang dikenakan, Raga sudah bisa menebak wanita yang berada di atas motor i
memarkirkan motornya di sana. Karena tahu ada Raga yang masih berdiri d
or
nya Raga sedikit meninggikan intonasi bicaranya. "Bukannya
eberapa saat. "Mas Raga cuma ngelarang saya jadi kerja jadi sales
lebih dulu meninggalkan Lintang untuk masuk ke dalam rumah. "Jad
cil untuk menyamakan langkah dengan Raga. "Saya mau buk
ama aku?" Raga berbelok menuju ruang ke
ikut masuk ke dalam ruang kerja pria i
atan. Karena hal tersebut pasti sangat membosankan. Lintang juga tidak mungkin mengikuti saran Raga untuk i
ebih baik Lintang menc
ampir saja menabraknya. Untung saja jarak mereka tidak b
ar tubuh 180 derajat. "Kalau jatah bulanan yang aku transfer ke kamu tadi pagi masih
Lintang karena ingin hidupnya kembali bebas. "Saya nggak pernah ikut campur den
nta
Hubungan kita, cuma di atas kertas demi kepentingan dua keluarga. Jadi, ayo kita jalani hidup masing-masing,
ak bisa langsung
Lintang menun
" Raga berbalik untuk melanjutk
saja duduk di kursi kerjanya. "Mas Raga nggak perlu pusing mikirin saya, dan saya janji nggak akan bi
imat pelengkapnya. "Pokoknya, begitu, Mas. Giman
kan tangan Lintang yang menggantung di udara. "Da
salah satu roda dari kursi kerja Rag
nta
ga sesuai dengan keinginan pria itu. "Kalau begitu