Suami Bastard Yang Manis
layar komputernya. Dia sudah di ruangannya
n apa-apa padanya. Serena terlalu santai dan b
to
ahka
kl
erena yang datang. Shit! Dia sangat berharap jika Serena yang akan m
kemudian dia duduk di sana sembari memeluk lengan Rafael. "Kamu sudah memberikan akses untukku agar bisa
l menaikkan s
menduselkan pipinya ke lengan Rafael. "Aku sebenarnya ingin sekali ke rumahmu. Tapi ...- tapi Pa
anpa beban Rafael menjawab,dia meraih handphone d
n Serena, namun untuk melindungi dan memastikan Sere
sekali tak menoleh padanya-- Rafael hanya sibuk pada handphonenya. "El, mulutmu jahat sekal
ner. "Kau tahu aku begini, kenapa kau masih di sini?!" serak Rafael, menc
tuh cinta padaku sebab itu kau ragu untuk meninggalkanku, El. Seandai
am pelan, masih memeluk kepala Je
. Dia tidak mengerti hobimu sebagai seorang pria. Dia tidak bisa menemanimu bermain futsal, seperti yang aku lakukan. Dia tidak tahan dengan asap rokok, lalu bagaimana bisa dia akan membiarkanmu merokok? Dia tidak paham konsol game dan tentunya dia tak akan mau menghabiskan waktu denganmu untuk bermain konsol game. Dia wanita jaim yang selalu menjaga dan m
nggapi dan juga tidak membenarkan
ng lagi," usul Jenner tiba-tiba sembari mengangkat kepala, tersenyum lebar untuk meyakinkan Rafael. "Kita juga bisa t
as melakukan apapun pada Serena. Cih, itu ide yang bagus." Rafael ter
akan men
n wajah sekilas karena merasa tertohok denga
*
umah. Namun kali ini dia akan membawa Ayah mertuanya dalam
mah!" geram Gabriel sembari menatap Rafael dengan m
Serena adalah istri dari putranya ini. Namun, Gabriel takut jika Rafael tak bisa menj
ael berucap lelah. "Rasanya aku hanya menikahi nama Serena saja. Untuk sepenuhnya menja
sek!" Gabriel
pa Daddy dan Papa mengotot menjodohkan ku dengan S
menyorot tajam ke arah Rafael. Dia tidak main-main mengenai keluarganya!
-siap akan menghajar putranya sendiri. "Tenangkan dirimu
ehidupan sendiri tanpa campur tangan kita." Setelah melihat t
a akal-akalannya saja supaya dia bisa semena-mena pada Serena. Apa kau membiarkan putrimu sendiri
lalu mengusap wajah dengan frustasi dan tertekan. Shit! Dia salah bicara. "Maksudku dengan anak nakal
an berati Daddynya ...
amun ketika Gabriel menatapnya, dia lan
n mengarahkan. Kita jangan terlalu jauh dengan mencampuri urusan rum
abriel bergumam pelan, menatap Rafael
kehidupan dan bisa menyelesaikan masalah masing-masing. Jika kita terus ikut campur,
rdecak kes
ng dan bahagia di tempat duduknya. I
erti kurang suka berdekatan dengan Rafael, dan
reka boleh tinggal bersama. Hanya satu tahun saja d
ddy?!" Rafael
genal." Gabriel berucap malas. "Kau tidak boleh meninggalkan Mansion, Abang El. Sangat tidak boleh!" ding
d .
ripada tidak sama sekali. Lagipula Papa rasa satu t
ol. "Jika besok Serena tiba-tiba
ika Serena hamil, mereka balik lagi ke ma
ingin dan berdesis, menatap Rafael deng
nar-benar dongkol dan jengkel kepada Daddy. Ke
saja menikah baru tiga hari. Kecuali ...-" Suara Gabriel sangat
dangkan Rafael sudah terbatuk-batuk sendiri dengan
mati dikandang musuh. Sialan! Dia salah bi
bintang lima dan maksimal Serena
dengan Serena.' bayang-bayang Maxim mengusap batu nisan bertul
uk pada Daddynya. "Hanya perumpamaan, Dad. Dasar, Daddy sick!" Setelah menjadi anak
an kucing yang pun
el-nya lalu melemparnya ke arah Rafael -- membuat Rafael berlari
kuan Rafael dan Gabriel. Itu mengingatkan Thomas sewaktu dulu -- ketika A
dynya. Sama seperti sekarang! Hany
*
" tanya Maxim yang kebetulan be
k Max." Serena menunduk sejenak, menghilangkan a
i dengan Jenner dan sampai sekarang Rafael tidak kembali
. Katakanlah orang yang mereka suka sedang berseli
m tersenyum tipis, sengaja untuk mey
it mengandalkan pasangan?! Aku bisa melakukan apapun tanpa dia. Lagian dia tidak cocok disebut pasangan. Dia bangke!" kesal Serena pada
pa sadar kau sedang menunjukkan sisi cemburumu, Serena
. "Siapa yang cemburu?! Aku hanya bilang jika aku tidak
um
mobil mewah berwarna hitam terliha
ang dengan kuda hitamnya, Rena,"
l dan pria itu berhenti tepat
a
alam mobil -- keluar dengan sandal kulit berwarna hitam mengkilat,
astaga! Serena ra
al online, AJG!' batin Serena yang sudah panas dingin melihat penampilan Rafael. 'Ud
egini. Ya, emang sih kantor ini punya Rafael dan bosnya juga Rafael. Tapi rasanya tak etis kali jika Rafael korupsi waktu trus
dengan nada serak dan penuh penghayatan, sembari menyeringai t
u