Suami Bastard Yang Manis
ngantin yang telah dihias sedemikian rupa. Dia menekuk kaki lalu memelukny
nita cantik dengan wajah blasteran
s Azam, sahabat sekaligus Bosnya di kantor-- yang telah merenggut kesu
esinya untuk memiliki Serena it
na pelan, melengking sembari mengigit lutut
n karena kasihan dengan Papanya dan takut Papanya y
dari mulutnya, mengingat kembali foto
sedang tidur deng
itu, Serena harus melihat foto itu. Sakit! Hingga ra
terkena imbasnya. Keluarga Azam bukan keluarga s
keluarga Serena, hanya diang
memang sangat peduli pada keluarga Lucard karen
k mereka, yang ingin keluarga Azam dan Lucard bukan hanya
ahnya
Sejak awal dia bersi keras menolak perjodohan ini, bagaimanapun Rafael adal
am sahabat, tapi sahabat tidak boleh
ena, mungkin tanpa adanya perjodohan ini dia juga akan tetap bersi
kecil Serena adala
kl
han nafas; itu pasti Rafael,dan jantung Serena berdebar
i-laki bastard yang tak bisa menghargai perempuan. Dia buk
rendah dan berat -- sangat seksi dan juga menggoda. Namun juga begitu mengerikan b
sosok perempuan yang duduk di tengah
n ketertarikan tinggi pada perempuan tersebut. Dia tahu Serena ingin lari dari pernikahan ini, tapi bukan R
ng, langsung mengambil te
bantumu, Heh?!" bisik Rafael sembari mengecup tengkuk Serena, reflek
ggangnya -- melingkar di pinggang Serena dengan erat, t
ngeram rendah, kepalanya tepat berada di sebelah daun telinga Serena -- sesekali dia mengigit pelan daun telinga perempuan tersebut. "Semu
rong pundak pria itu dan berusaha melepaskan tangan Rafael dari perutnya
du yang malah terasa mengerikan bagi Serena. "Ak
bisik Rafael dengan nada berat, meniu
tak, menyikut perut Rafael lalu
kurap di atas ranjang. Rafael menyeringai puas, membalik tubuh Serena agar m
erena untuk tak memberontak dan satu lagi membelai pinggiran wajah Serena secara sensual. "Seharusnya ini tak akan sakit, Baby Girl. Kita
mereka. "Setelah kau tidur dengan Jenner, kau menikahiku. Dan sekarang ... hiks ... kau ingin m
nya, Serena tak akan mau menikah
gan perempuan lain?! Dan Jenner sialan itu-- dia men
agar Serena diam. "Berhenti mengatakan B
aku kabur dan lari dari pernikahan ini. Kau sialan!" marah Serena, m
erus menyentuhnya. Bahkan pria ini tak menjelaskan
berucap serak, menyeringai iblis sembari melancarkan ak
ngan!" Serena kembali panik dan histeris. Rafael b
ak mau! Persetan jika dia a
mu." Rafael kembali menyunggingkan evil smirk-nya, memperhatikan wajah sem
ksi! And she bel
*
nya Rafael ketika melihat ist
-benar menjadi istrinya dan semua or
. "Bukan urusanmu!" ketusnya
asih perih dan pahanya terasa berat dan kebas. Jika Rafael bilang ini yang kedua dan
mengulurkan tangan ke kepala Serena, mengacak
nepis kasar tangan Rafael dari kepalanya lalu melilitkan selimut ke tubuhnya
pelan, padahal dia hanya ber
ku." Rafael berucap datar, langsung bangkit dar
menoleh ke arah Rafael dengan
elangkah, bersedekap sembari
kit, aku--
ndong perempuan itu -- membawanya ke kamar mandi. "Keras kepala dan
*
yang ada di villa keluarga Azam -- jauh dari perk
alam mereka semua langsung ke mari. Entah ini peng
ul di villa-- dengan embel-embel merayakan kebahagiaan bersama
cerdik! Semua orang
Ser
Azam-- menyapanya. Mommy dari suaminya tersebut menghampirinya dan langsung me
arapan dengan
isa ambil sendiri," ucap Serena deng
, sudah menjadi putri Mommy juga." Sati menegur halus. Ci
fael menimpali. "Pengantin baru memang suka kaku," tambahn
ni begitu baik dan sempurna sekali sebagai seorang mama. Sayang sekali
pa?" tanya Aesya -- sengaja ka
menolak lagi, tak enak de
k Serena. "Aku sangat senang karena aku punya Kakak perempua
senyum kaku dengan tatapan tak
ma mertua yang baik seperti Dewi, para adik ipar yang juga sangat baik. Masalah
h muda dua tahun, yang penting tampan dan setia. Daripada Rafael, benar-benar bajingan! Aku belum ikhlas menjadi istri Ra
t tampan, cara makamnya
r
a menoleh sekilas -- menatap gugup dan berkeringat d
ngan Rafael. Namun dia tak gugup. Kenapa keti
ra-pura mengambil selai hanya agar bisa me
isiapkan oleh Aesya padanya lalu makamnya. 'Bangke! Dia nyuruh aku jaga mata?! Dia yang seharus
bukan hal yan
resmi menikah dengan Rafael, namun hatinya masih belum lega. Dia masih ing
an Mama, Sayang.' batin Ica dengan menatap sendu pa
-benar diperlakuka
uhuk'
a yang berisi air minum pada Serena. Begitu juga dengan Aesya, serta Thomas (Papa
a. Melihat Rafael lebih sigap dibandingka
menatap datar pada adiknya tersebut yang berniat m
nya dan memilih menaruh gelas itu di depan Re
kin Rafael tak seburuk itu juga. Yah, mengingat Sere
*
sedang di balkon villa -- rooftop, menatap luasnya perkebunan sembari menikmati se
ersikaplah yang manis," tegur Rafael dengan berbi
Papanya dan Pamanya -- ah, maksudnya Ayah mertuan
in aku dan El yah?' batin Serena, tersenyum kikuk ke arah keluarganya. L
u benci kamu, El!" desis Serena dengan s
l menggeram datar, menekuk alis dengan tajam sembari mempe
kita menikah. Kau bisa memeluknya sepuas hatimu dan dia juga suka dipeluk olehmu. Dia akan bilang 'Ayo, El sayang, peluk aku lebih era
l, menurutmu apa aku akan tetap menjadi istrimu?!" lanjut Serena dengan nada
maksud?" Rafael m
ulan dia membawanya juga. Lalu dia menunju
r padanya di detik-detik dia akan
-tiba dia menyeringai tipis, mengembalikan handphone Serena dengan s
m file penyimpanan. Namun hasilnya nihil! Rafael mengha
andphoneku pada si Bangke ini?! Ya Tuhan!! Buktinya hila
nar tak habis pikir dengan
engan cepat dan langsung menempelkan bibirnya di atas bibir
mereka ada di s
gi Gabriel mengalun. "Ada Zayyan di
sianya dengan Zayyan LavRoy Azam. Yah, dua belas tahun masih dibawah umur untuk melihat hal seper
ba-tiba mengangkat satu tangan yang memegang sapu tan
memasang tampang tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Daddynya yang
gat ...-- Shit! Rafael seperti bukan anak kandungn
mbali fokus pada tablet mahalnya. "Dia bukan anakku! Atau jangan-jangan dia anak
li oleh Gabriel, tapi R
omas menggelengkan kepal
Jangan menyengkal, Geb," kekeh Marcus y
abat sekaligus keper
Wajah Rafael sangat tak bersahabat, dia tak suk
-nya tak ada di sini, Rafael sudah memu
am Rafael, berdesis
mau, El. Ak
m ka