CaCi
Buku CaCi(1)
Suami Bastard Yang Manis
Romantis Serena Lucard terpaksa menikah dengan Rafael Abbas Azam, sahabatnya sendiri sekaligus Bos di kantornya bekerja--setelah pria itu merenggut mahkotanya. Awalnya mereka dijodohkan sesuai wasiat mendiang Kakek mereka, namun Serena menolak menikah dengan Rafael lantaran dia tahu pria itu bastard dan seorang lady killer. Lagipula Rafael sahabatnya, canggung rasanya jika dia harus menikah dengan sahabatnya sendiri. Namun Rafael ternyata diam-diam menginginkannya, terobsesi pada Serena dan melakukan segala cara untuk mendapatkan Serena. Termasuk merampas mahkota Serena, hanya agar Serena bersedia menikah dengannya.
Serena membenci ke-bastard-an Rafael, sangat! Pria itu otoriter, pengekang dan manipulatif. Dia bersikap sesuka hati pada Serena. Kesal luar biasa? Tentu saja! Namun Serena harus terpaksa menjalani pernikahannya dengan Rafael, demi Papanya. Jika dia tidak bertahan, Papanya yang akan kena batunya, dijadikan bahan hinaan oleh keluarga besar Azam lainnya yang selama ini selalu mencari cara untuk menjatuhkan Papanya Serena dihadapan Sang penguasa Azam, Gabriel Abbas Azam (Daddy Rafael).
"Aku tidak mau melakukannya, El! Hiks … leppass!!" Serena memohon dan berusaha menyingkirkan Rafael dari atas tubuhnya.
"Tenang saja, Darling. Biasanya yang kedua tidak akan sakit." Rafael berucap serak dan berat, menyunggingkan evil smirk dengan mata sayup memperhatikan wajah menggemaskan istrinya. Anda mungkin suka
Gairah Citra dan Kenikmatan
Juliana Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat.
Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari.
Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.