Ikatan Cinta yang Unik
Sementara itu, di Grup Patterson, Evan tiba-tiba bergegas masuk ke ruang kantor CEO dan menyerahkan iPad miliknya pada Conrad. Dia menunjuk ke layar iPad dan berkata, "Pak, coba tonton ini. Bukankah itu Pak Xavier Patterson?"
Conrad melihat ke layar iPad dan melihat judul berita utama di atas video.
"Wanita cantik muda mengambil keuntungan dari seorang pemuda yang pingsan di pinggir jalan!"
"Itu benar-benar Xavier!"
Saat mata Conrad melebar karena terkejut, dia sempat melihat sekilas wajah wanita berpakaian bagus itu.
Bukankah dia pencopet cantik yang mencuri ponsel di bandara kemarin? Ternyata dia bukan hanya seorang pencopet, tetapi juga seorang preman wanita yang senang mencari keuntungan dari orang yang sedang kesusahan.
Berapa banyak identitas buruk yang dia miliki? Kenapa dia memilih Xavier sebagai targetnya sekarang? Apa tujuan wanita itu sebenarnya?
Conrad mengelus dagunya saat beberapa pertanyaan terus berputar di dalam benaknya.
Setelah beberapa waktu berlalu, dia angkat bicara, "Cari tahu di mana Xavier dan bagaimana keadaannya sekarang. Selain itu, minta seseorang untuk menyelidiki wanita ini. Aku ingin mengetahui segalanya tentang dia."
"Baik, Pak!"
Evan membungkuk dan berjalan keluar, berniat untuk segera melaksanakan perintah yang diberikan bosnya. Dia naik lift untuk pergi ke lantai enam. Ketika dia baru melangkah keluar dari lift, dia tanpa sengaja menabrak seorang wanita.
"Maaf, aku sedang terburu-buru untuk menghadiri wawancara." Yvonne membungkuk dan meminta maaf dengan cepat. Ketika dia mengangkat kepalanya, Evan terpana melihat wajah cantiknya.
Bukankah dia wanita yang baru saja dilihatnya sempat mengambil keuntungan dari Pak Xavier dalam video yang tersebar di Internet? Dia datang ke sini untuk menghadiri wawancara?
Evan mengirim pesan pada Conrad setelah dia sadar apa yang terjadi, "Pak, saya baru saja bertemu dengan wanita yang mengambil keuntungan dari Pak Xavier. Dia datang ke sini untuk menghadiri wawancara. Apa yang harus saya lakukan?"
"Kirim orang itu ke kantorku sekarang!"
Proses wawancara sudah berakhir pada saat Yvonne tiba di tempat tersebut. Dia baru saja akan pergi ketika seorang pria muda datang dan memberitahunya bahwa CEO Grup Patterson ingin menemuinya.
Yvonne pergi dengan harapan bahwa dia bisa mendapatkan kesempatan lain untuk melakukan wawancara. Begitu dia melangkah masuk ke kantor, rahangnya ternganga saat melihat betapa besarnya ruangan itu. Kantor itu terletak di lantai paling atas dari gedung pencakar langit. Ada jendela kaca besar di sini, jadi dia bisa melihat langit dan puluhan gedung-gedung tinggi di luar.
Interior kantor itu sederhana tetapi terasa begitu menawan. Hanya warna abu-abu, putih, dan hitam yang digunakan untuk menghiasi ruang itu. Sepertinya sang CEO menyukai desain minimalis.
Tiba-tiba, Yvonne merasa ada seseorang yang sedang menatapnya. Dia menoleh ke arah dari mana tatapan itu berasal, hanya untuk menerima keterkejutan ringan.
Ternyata seorang pria sedang duduk di meja besar. Dia mengetuk meja dengan jemarinya yang ramping, matanya yang dalam menatapnya. Dia tampak seperti keluar dari sebuah lukisan, wajahnya yang tampan dilengkapi dengan sepasang mata yang tajam, hidung yang mancung, dan bibir yang tipis. Bahunya berotot dan lebar.
Dia memancarkan aura agung yang membuat Yvonne menggigil. Ada sesuatu yang tidak asing akan pria itu.
Dan tiba-tiba, dia mencium aroma kayu cendana yang samar.
"Silakan duduk, Nona Tristan," perintah Conrad, menyadarkan Yvonne dari lamunannya. Dengan cepat, dia langsung duduk di seberangnya dengan punggung tegak.
Dia menebak orang ini pasti Conrad Patterson, CEO perusahaan ini.
Conrad adalah sosok yang hebat di Kota Egoford dan juga salah satu bujangan yang paling diinginkan oleh semua wanita. Dikatakan bahwa hampir semua gadis di kalangan atas ingin bersamanya. Itu tidak mengherankan karena dia memang sangat memesona.
Masih mengetuk meja dengan jarinya yang panjang, Conrad berkata dengan nada tenang, "Kamu melamar sebagai posisi desainer parfum, benar? Kenapa kamu memilih perusahaan kami? Selain itu, seberapa banyak yang kamu ketahui tentang perusahaan ini?"
Yvonne telah melakukan pekerjaan rumahnya untuk mencari tahu mengenai Grup Patterson sebelumnya. Dia mengetahui banyak informasi tentang struktur perusahaan ini dan konsep yang digunakan. Jadi, sangat mudah baginya untuk menjawab pertanyaan ini. Jawaban yang dia berikan sangat bagus, jika ada orang lain yang hadir di sana, dia pasti akan mendapat tepuk tangan meriah.
Anehnya, Conrad justru mendengus dan bertanya, "Tahukah kamu apa yang dituntut dari karyawan di sini?"
"Saya tidak mengetahuinya, Pak Mungkin Anda bisa memberitahukannya pada saya, tentu jika Anda tidak keberatan ...," ucap Yvonne dengan sopan.
"Keterampilan dan latar belakang pendidikan tidak berarti apa-apa di sini. Hal yang paling penting bagi kami adalah moral karyawan. Kami tidak mempekerjakan mereka yang tidak mematuhi prinsip moral yang baik." Conrad menyandarkan diri ke kursinya dan menambahkan, "Jadi, Anda tidak memenuhi syarat untuk bekerja di sini."
Senyum yang ada di wajah Yvonne membeku. Percikan amarah muncul ke matanya saat wajahnya menjadi suram.
"Pak Patterson, jika saya tidak salah ingat, ini pertama kalinya kita bertemu. Bagaimana Anda bisa begitu yakin bahwa saya tidak memiliki moral yang baik? Anda bahkan tidak mengenal saya!"
"Sebenarnya, aku mengenalmu!" Conrad duduk dan berkata dengan sinis, "Namun, aku tidak berutang penjelasan padamu, juga tidak perlu memberi tahu padamu mengenai apa yang sebenarnya telah kamu lakukan!"
'Apa yang sedang pria ini bicarakan? Bagaimana Conrad bisa mengenalnya? Memangnya apa yang pernah kulakukan sampai menyinggung perasaannya?'
Darah Yvonne mendidih oleh amarah saat dia bertanya-tanya apa yang membuat pria ini bersikap seperti ini padanya. Dia tidak ingat pernah bertemu dengan Conrad sebelumnya.
Sejak awal, dia tidak pernah ingin datang ke sini untuk wawancara. Aiden yang telah membujuk dan meyakinkannya. Dia melakukannya supaya putranya berhenti mengganggunya akan hal ini.
Sayangnya, dia secara kebetulan bertemu dengan CEO arogan ini setelah terlambat menghadiri wawancara. Conrad bisa menelan sendiri pekerjaan itu, dia tidak peduli! Ratusan orang bersedia membunuh agar dirinya bersedia bekerja untuk mereka. Satu hal yang baik, setidaknya dia tidak akan terjebak bekerja di bawah pria menyebalkan ini!