icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ikatan Cinta yang Unik

Bab 5 Seorang Penyelamat

Jumlah Kata:960    |    Dirilis Pada: 25/08/2023

Mobil yang mereka naiki segera berhenti di depan sebuah gedung apartemen yang terletak di komunitas yang tenang dan asri.

Waylon membantu membawa barang bawaan Yvonne dan mengantarkan mereka ke apartemen. Dia kemudian berkata, "Kalian berdua akan tinggal di sini untuk sekarang. Aku akan mengatur vila dan kemudian kalian bisa pindah ke sana."

Yvonne berjalan untuk melihat sekeliling, dia segera menyadari bahwa apartemen ini cukup bagus.

"Ini cukup untuk kami, Waylon. Kamu tidak harus repot-repot menyiapkan vila. Terima kasih."

"Tidak perlu sungkan."

Waylon bersedia melakukan semua ini dan lebih banyak lagi untuk Yvonne. Lagi pula, dia juga akan membantunya. Dia mengandalkannya untuk menyembuhkan penyakit yang diderita kakek buyutnya. Membuat Yvonne tinggal nyaman di kota ini tidak terasa merepotkan untuknya.

Yvonne dan Aiden tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat nyaman diri mereka di apartemen itu. Seperti setiap anak seusianya, Aiden merasa penasaran dengan lingkungan baru ini. Dia berlari memutari apartemen selama beberapa menit sebelum bertanya dengan penuh semangat, "Bu, apa ini akan menjadi rumah baru kita? Aku suka di sini!"

"Ya, ini menjadi rumah baru kita!" ucap Yvonne sambil tersenyum dan mengelus kepala putranya. "Aku senang kamu menyukainya. Mari kita tinggal di sini untuk waktu yang lama, oke?"

"Oke!" jawabnya sambil memberi isyarat dengan jari-jarinya.

Saat Yvonne memutuskan untuk kembali ke Kota Egoford, salah satu kekhawatiran terbesarnya adalah bagaimana Aiden akan beradaptasi. Dia bertanya-tanya, apakah putranya akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru. Sekarang, dia senang karena Aiden menyukai apartemen ini dan ingin tinggal di sini.

Tiba-tiba Aiden memeluknya dan berkata dengan lembut, "Aku selalu ingin mengunjungi kampung halaman Ibu dan mengetahui seperti apa hidup Ibu sebelum Ibu melahirkanku ke dunia. Aku senang kita berada di sini sekarang."

Yvonne terkejut mendengar perkataan putranya. Putranya sangat dewasa, jauh melebihi usianya. Tidak pernah terpikir olehnya bahwa Aiden memiliki pemikiran seperti itu.

Sampai sekarang, Aiden merupakan sumber kekuatannya. Yvonne tidak berpikir dia akan bisa bertahan selama beberapa tahun terakhir ini jika bukan karena putranya.

Dia bersyukur pada Tuhan karena telah memberinya anak yang begitu bijaksana.

Air mata bahagia membuat matanya terasa perih saat dia memeluk tubuh mungil putranya. Dia mendaratkan sebuah kecupan ke pipi putranya yang lembut dan berkata, "Seandainya Ibu tahu bahwa kamu berharap untuk datang ke sini, Ibu akan datang ke sini lebih cepat. Bagaimanapun, Ibu berjanji bahwa kita tidak akan sering berpindah-pindah tempat tinggal lagi. Secepat mungkin, Ibu akan mengurus semuanya di sini. Lalu, kita berdua akan hidup bahagia selamanya."

"Janji?" Aiden dan ibunya menyilangkan kelingking mereka pada satu sama lain. Kemudian Aiden menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan kilatan penuh arti di matanya.

Dalam benaknya, dia bersumpah akan berurusan dengan semua orang yang berani menyakiti ibunya di masa lalu. Dia tahu bahwa ibunya datang ke sini untuk membalaskan dendamnya pada orang-orang jahat.

Keesokan paginya, sinar matahari yang hangat mengintip melalui tirai dan jatuh menyinari wajah Yvonne. Dia sedikit bergerak dan membuka matanya. Tatapannya jatuh pada Aiden yang sedang tertidur di pelukannya. Dia mencium kening putranya dan perlahan bangkit dari tempat tidur.

"Bu, apa Ibu akan berangkat untuk menghadiri wawancara sekarang?" Aiden yang terbangun karena gangguan itu, bertanya sambil menggosok matanya.

"Benar, Sayang. Kamu harus tinggal di rumah dan menjadi anak yang baik, oke? Ibu sudah mengirim pesan pada Tante Isabella. Dia akan datang ke sini untuk menemanimu nanti."

Aiden melompat ke dalam pelukan ibunya. Menggosok hidungnya ke hidung ibunya, dia berkata dengan percaya diri, "Ibu sangat luar biasa! Aku yakin Ibu bisa lulus dari wawancaranya. Pergilah ke sana dan tunjukkan pada mereka kemampuan Ibu!"

Yvonne tertawa, hatinya menghangat.

Dia mandi dengan cepat dan mengenakan setelan profesional yang menonjolkan tubuhnya yang ramping dan montok. Dia mengenakan riasan wajah tipis dan menata rambutnya dengan rapi. Menatap pantulan bayangannya di cermin, dia mengangkat tangan kanannya dan berkata, "Semangat, Yvonne!"

"Aiden, Ibu berangkat!"

Setelah mencium putranya dan mengingatkannya untuk bersikap baik, Yvonne pergi meninggalkan rumah. Dia berjalan ke pinggir jalan untuk menaiki taksi. Tiba-tiba, seorang pria menabraknya dan hampir jatuh ke pelukannya. Dia menangkapnya, merasa bingung. Ada apa dengan orang ini?

"Hei Pak!" ujar Yvonne, melihat mata pria itu terpejam dan wajahnya pucat. Bulu matanya sedikit bergetar, tetapi sepertinya dia tidak berpura-pura. Yvonne memperhatikan bahwa pria ini mengenakan pakaian bagus. Dia tidak terlihat seperti penipu yang hanya berakting untuk membuatnya lengah sebelum melancarkan tipuannya.

"Uhuk, uhuk ...!"

Pria itu terbatuk, napasnya terengah-engah seolah baru saja lari maraton. Dadanya berulang kali naik-turun.

Yvonne menempatkannya di bangku yang berada tidak jauh dari sana. Dia memeriksa denyut nadinya untuk mencari petunjuk tentang apa yang tejadi pada pria itu.

"Oh, kamu menderita asma!"

Yvonne dengan cepat merogoh saku dan tas pria tersebut untuk mencari inhaler. Biasanya penderita asma membawa inhaler ke mana pun mereka pergi, kalau-kalau penyakit mereka kambuh secara mendadak. Sayangnya, setelah mencari di mana-mana, dia tidak menemukan benda penting itu pada pria ini.

Dalam kurun waktu itu, deru napasnya menjadi lebih berat dan wajahnya memerah. Banyak orang berkumpul di sekitar mereka untuk menyaksikan adegan itu. Beberapa orang dari mereka bahkan mengambil ponsel mereka dan mulai merekam.

Itu gangguan yang tidak diinginkan saat ini. Meskipun begitu, Yvonne tidak panik dan segera menelepon ambulans. Dia terus memberinya pertolongan pertama sampai ambulans tiba. Kemudian pria itu diangkat ke dalamnya dan diantarkan ke rumah sakit terdekat.

Dokter yang merawat pria itu terkejut karena nyawanya berhasil selamat meski tidak memiliki inhaler. Dia berjabat tangan dengan Yvonne dan berkata, "Kamu seorang penyelamat, Nona. Apa kamu seorang dokter? Jika kamu tidak memberinya pertolongan pertama, dia pasti sudah meninggal jauh sebelum dia bisa dibawa ke sini."

Yvonne hanya menanggapinya dengan senyuman.

Setelah itu, Yvonne mengurus tagihan medis dan menghubungi kerabat pria tersebut. Dia tidak meninggalkan rumah sakit sampai kerabat pria itu tiba.

Ketika berjalan keluar dari rumah sakit, dia melihat jam tangannya dan menemukan bahwa sekarang sudah lewat jam sepuluh.

"Astaga, aku sudah terlambat untuk menghadiri wawancara!" seru Yvonne kaget, berharap dia akan dimaafkan karena sudah datang terlambat.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan2 Bab 2 Diusir3 Bab 3 Pencopet yang Cantik4 Bab 4 Waktunya untuk Membalas Dendam5 Bab 5 Seorang Penyelamat6 Bab 6 CEO yang Menghakimi Sepihak7 Bab 7 Ancaman8 Bab 8 Mengirimkan Sebuah Peringatan9 Bab 9 Bertemu Lagi10 Bab 10 Pelelangan11 Bab 11 Pemenang Formula Ajaib12 Bab 12 Waylon Melarikan Diri13 Bab 13 Keluarga yang Khawatir14 Bab 14 Gangguan dalam Pengobatan15 Bab 15 Perubahan Mendadak16 Bab 16 Seratus Miliar!17 Bab 17 Muntah Darah18 Bab 18 Kondisinya Stabil19 Bab 19 Musuh Lamanya20 Bab 20 Pembuat Masalah Tak Tahu Malu21 Bab 21 Penolong yang Tenang22 Bab 22 Kritikan di Internet23 Bab 23 Usaha yang Berakhir Gagal24 Bab 24 Permintaan Maaf yang Tidak Tulus25 Bab 25 Ambisi Natalia26 Bab 26 Wanita Bergaun Merah27 Bab 27 Dua Orang Pelindung28 Bab 28 Video Kamera Pengawas29 Bab 29 Penawaran Menggiurkan30 Bab 30 Penolakan Tak Terduga31 Bab 31 Menjual Ibunya Sendiri32 Bab 32 Bujukan Waylon33 Bab 33 Pertemuan Tidak Terduga34 Bab 34 Kompetisi Dadakan35 Bab 35 Serangan Jantung36 Bab 36 Kunjungan di Larut Malam37 Bab 37 Rekan Kerja yang Tidak Ramah38 Bab 38 Ultimatum Singkat39 Bab 39 Kamu Sangat Baik40 Bab 40 Undangan Daniel41 Bab 41 Tamparan di Wajah Natalia42 Bab 42 Kasen Pingsan43 Bab 43 Meminta Bantuan Conrad44 Bab 44 Hukuman45 Bab 45 Tamu Tak Diundang46 Bab 46 Dua Syarat47 Bab 47 Kesepakatan48 Bab 48 Conrad Tidak Punya Hati49 Bab 49 Mencapai Dua Tujuan dalam Satu Waktu50 Bab 50 Asumsi yang Menyinggung51 Bab 51 Orang dari Masa Lalu52 Bab 52 Hilangnya Parfum53 Bab 53 Situasi Tak Menguntungkan54 Bab 54 Menurunkan IQ Rata-rata Keluarganya55 Bab 55 Menikah dengan Conrad56 Bab 56 Postingan Menghasut57 Bab 57 Provokasi yang Disengaja58 Bab 58 Serangan Balasan59 Bab 59 Cucu Keenamku Juga Luar Biasa60 Bab 60 Publisitas Gratis61 Bab 61 Mengiklankan62 Bab 62 Hampir Terluka63 Bab 63 Rekaman Kamera CCTV64 Bab 64 Berita Besar yang Mengagetkan65 Bab 65 Membalas Budi pada Yvonne66 Bab 66 Rencana Natalia67 Bab 67 Dansa Penuh Gairah68 Bab 68 Meminta Maaf Untuk Apa 69 Bab 69 Bu, Aku Sedikit Mual70 Bab 70 Memberikan Pertolongan Pertama71 Bab 71 Penindasan72 Bab 72 Musuh Lain73 Bab 73 Mengikutinya74 Bab 74 Orang yang Memfitnah Karyawanku Harus Menerima Ganjarannya75 Bab 75 Itu Benar-Benar Kamu76 Bab 76 Kameranya Diambil oleh Orang Bodoh77 Bab 77 Selidiki Wanita Ini78 Bab 78 Memilih Kuda yang Sama79 Bab 79 Ayahku Sangat Luar Biasa80 Bab 80 Lepas Bajumu81 Bab 81 Keracunan Makanan82 Bab 82 Tindakan Tegas83 Bab 83 Obat Apa yang Kamu Berikan padaku 84 Bab 84 Temui Aku Besok Pagi di Rumah Kayu85 Bab 85 Menemukan Bexley86 Bab 86 Apa Kamu Mengemis untuk Mendapatkan Tiket 87 Bab 87 Hadiah Tanda Terima Kasih88 Bab 88 Meminta Bantuan Dr. Y89 Bab 89 Bagaimana Bisa Itu Bukan Urusanku 90 Bab 90 Senang Mencampuri Urusan Orang Lain91 Bab 91 Ketakutan Yvonne92 Bab 92 Kejutan Ganda93 Bab 93 Dua Rival94 Bab 94 Diusir dari Resor95 Bab 95 Permintaan Maaf Natalia96 Bab 96 Ingin Memiliki Anak97 Bab 97 Berlutut dan Memohon Padaku98 Bab 98 Kekalahan yang Tak Terbantahkan99 Bab 99 Menimbulkan Kecurigaan100 Bab 100 Jangan Sembarangan Menyebutnya Sebagai Putramu