Husstt! Secret, You and Me
mana malam-m
ng di atas tempat tidur yang terbuat dari kapas. Waj
u Bibi!" j
r di tempat tidurnya tanpa pernah keluar dari rumah. Bukan karena Keira tak mau mengajak Ayahnya keluar, tapi Ayahnya
sana. Kamu tidak tahu ap
memintaku
nya. Merawat Ayahnya yang lumpuh, sampai Bibinya lupa akan kehidupannya sendiri. Walau orang-orang menjelekkan Bibinya, bagi Keira
tar!" beritahu Keira. Keluar ru
sendiri meninggalkanku dan memilih pergi dengan kekasihnya. Beginilah hidupku, sangat m
elakang. Matanya mengarah ke arah luar jendela, membiarkan wajahnya diterpa ang
n tinggi, lampu kendaraan yang lewat dan beberapa lampu jalan. Ramai karena suara riuh dari kendaraan dan orang-orang yang saling menghibur diri setelah lelah
ira hampir lupa dengan tujuannya. Untung saja
ari pintu yang paling dekat dengannya. Sementara yang
angi jalan untuk bisa sampai ke sana. Beruntungnya, saat ia turun lampu hijau untuk pe
Keadaannya yang pincang membuatnya butuh perjuanga
phonenya, yang berder
erbadan tegap tengah mengawasinya dengan satu orang bapak-bapak berkepala plontos yang
agi sampai!" ja
iku. Selalu bertengkar
an. Dia memasukkan handphonenya ke dalam sela
ipaksakan. Perlahan mundur ke belakang, sampai tubuhnya tak bisa k
ya yang keras membuat B
tidak tahu malu. Bapak kepala bota
idak bohong lagi
annya. Dia sudah membohongi bapak ke
kkan tangannya di depan leher kemudian menarikncap Bibi Keira mengat
erintah bapak kepala botak itu, pergi menin
encana. Sebenarnya dia tidak mau berbuat seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lagi untuknya.
penyesalannya hanya di dalam hati saj
-
lagi. Keira sudah menemukan Bibinya
l aku malam-malam b
ya teralihkan ke arah kaki
eles
h Bibi Keira ben
eira sembunyikan dari Bibinya. Apapun it
alam?" Keira kembali bertanya hal
tan yang sudah ia persiapkan untuk keponakanny
kita!" tekan Bibinya di akhir kalimat. Melihat dua laki
ara. Laki-laki berbadan besar it
ira!" ucap sang
a membuatnya semakin lemah. Keira menatap bibinya dalam, memint
lu pergi. Dia menangis sedih karena meras
eorang yang ku anggap ibuku sendiri. Lalu s
p kepergian Bibinya yang kian la
uah kamar di lantai dua yang sudah dipesan sebelumnya. Hal ini memang sud
ucap salah satu la
ak botak itu menyebalkan!
au kabur b
Dia tidak akan bisa bergerak selama berjam-ja
dibaringkan di atas tempat tidur yang empuk. Sekelilingnya ada aro
-
kin masuk lebih dalam lagi ke tempat itu.
laki, penampilannya sangat keren sampai tak
katkan dirinya. Memanggil barte
masuk ke sini? Pakai baju
ejek. Menunjuk ke arah wanita yang bertub
Pak!" ledek bartender itu, meninggalka
i Keira. Dia datang ke meja bar un
kecil di sini!" jawab Jo, memberikan minuman
apa
kesana-kemari kemari dengan mata empatnya. Melihat sosoknya, kedua bol
cap Bibi Keira cepat.
enunjuk gelas berisi kokta
tihnya!" pinta Bibi Keir
u sebe
ir putih yang memang
Keira diam-diam memasukkan se
ya sekarang?" Jo tertawa me
ra, menghampiri Dimas yang masi
akan wajahnya!" ucap Bib
seorang guru ternyata mainnya sampai di sini
nggapnya orang tua Keira juga di sana. Menurutnya apa yang ada dipi
tidak mengerti, maksudnya. Tentu saja dia
ukan membiarkannya bermain ke tempat seperti ini. Anda tidak khawatir? Anak anda dibawa dua orang laki-laki berbadan besar dan tidak
a tidak tahu padahal dalam hatinya dia merasa senang karen
tanya Bibi Keira mem
a? Pak. Boleh bantu sa
berpikir cukup lama sam
ya tidak bisa lam
ma ka
u. Sepertinya
rlu!" tol
li orang tua merasa tersinggung loh!" ucap Bibi Keira, menyerahkan botol
gerah dengan banyaknya orang di sana.
i kesana-kemari. Membagi beberapa
ncur turun ke wajahnya. Telinganya yang tadi baik-baik saja sekarang berubah merah. Bahkan wajahnya pun juga ikut berubah merah. Saking gerahnya, Dimas pun membuka satu kancing
h Dimas sampai kepal
n. Tersenyum lebar, karena bubuk rahas
nnya. Dimas yang kehilangan kontrol, berlari seperti orang gila. Ingin bu
sung mendorong Dimas
uru mengunci pintunya. Mengganti nom
ghilang. Dia yang sudah sangat kepanasan sampai membuat tubuhnya gemetar hebat, membuka bajunya semuanya sampai
mendekat ke arah tempat tidur yang dipikirnya tid
ian itu di depan matanya. Keira hanya bisa meli
ng mencoba menjauh. Dia menahan ras
u pasti sudah dij
wangi yang tercium di hidungnya semakin membuat hal yang tidak boleh ia pikirka
berulang kali. Tapi hal itu terlalu besar hingga mengalahkan pikirannya. Tubuhnya kembali bergerak mendekat. Aroma tubuh Keira tercium di hidung Dimas. Keira hanya bisa menangis saat Dimas
lagi. _Dia bukan guru yang aku k
gerak lebih jauh. Melakukan sesuat
dan diriku sendiri yang t
gan itu. Bapak kepala botak itu ber
agia. Membuka pintu, dia sangat kaget meliha
ya kencang sampai siap
ncang, pergi da
yi di tempat yang pa