Husstt! Secret, You and Me
aruskan untuk ikut andil dalam kegiatan ini. Penghormatan untuk para leluhur yang sudah berjuang mati-matian demi kemerdekaan
atau memang benar. Semakin hari aku merasa hari-hari di sekola
i itu tak kenal lelah untuk menerjang jalan aspal yang sedikit licin karena hujan tadi malam. Jam ditangannya s
erhenti mendadak, melihat tembok belakang sekolahnya. Tiga puluh menit dia
ada p
untuk memanjat tembok yang
u juga bisa. Tidak akan ada yang melihatku.
di sana selain dirinya. Membuatnya tambah yakin un
ang ia pakai sebagai dalaman. Memperkirakan tinggi pohon mangga itu, Keira mempersiapkan dirinya dengan
ang akan ia lakukan. Entah itu dianggap buruk atau tidak, yang pasti
emanjat pohon yang sejak kecil selalu ia lakukan untuk mengambil mangga tetangga bersama Bibinya. Tapi sialnya,
ti tepat di depan pohon dengan motor ninja
Saat ini yang penting dirinya sudah berhasil. Hanya ti
emu dia lagi? Kesialan
asil mendarat dengan mulus. Kaki yang tak sekuat baja itu, terlipat cukup
tajam tersebut. Menyadari suaranya cukup besar, ia kemudian menutup mulutny
as sambil memegangi kakinya yang tidak ada tanda-tanda membiru. Tapi
-
ada di halaman depan. Dengan kaki yang masih diseret, Keira masuk ke dalam ruang UKS dan
rinya sedang mengobrol santai dengan tawa canda. Dipikirnya tempat itu akan kosong tapi ter
Kei
iasa saat melihat Keira. Padahal Keira bukan siapa-siapa. Anak-anak itu segera
KS yang merupakan seorang
sedang dibopong oleh laki-laki yang wajahnya tak asing untuk Keira. Karena sosok itu
di sana!" u
ampai tak menyadari dirinya
mu ke
gnya ke geser Bu,
Keira. Tidak seperti anak lainnya yang dibaring
eriksa
angguk
Tapi dia tak mengeluarkan suaranya, dia membungkam mulutnya
tanya Bu Asih, m
ya tak bisa tertahan lagi sampai membua
rena pingsan. Tertegun melihat Keira yang selalu terlihat seperti sos
u ke rumah sakit!" uc
rinding. Kata rumah sakit adalah s
ng. Aku tidak bol
bat di sini saja?" bujuk Keira
ontgen untuk melihat tula
t ku lebih dulu. Tidak ada yang bertanya kenapa aku tidak mau ke sana. O
h dulu. Kamu tunggu di sini!"
ikut pergi bersam
kembali berjalan lagi. Pintu
engar beberapa bisikan yang mul
temannya, Kak Keira sudah gak bisa dap
as
n kemarin aku lihat
alkan aku tidak tahu. Tapi kalau begini,
an suaranya yang manis dan lembut. Memasang wajah tersenyum layaknya sosok
ka satu persatu mulai
ggu cukup l
-
rbang bersama beberapa murid yang terlambat masuk ke dalam s
terlambat!" tegu
at. Senyum di wajahnya membuat anak-anak gadis
Dimas! Gant
saat melihat Dimas mendorong motor ninja nya. Dia
annya ke dalam hati. Dia pura-pura tak mendengar. Saat
gak apa-
tidak peduli saat tak sengaja me
uang
k kejadian itu, Pak Dimas adalah sosok
tak mempedulikan tat
uasana ruang guru yang tadinya adem ayem tiba-tiba jadi menegangkan. Semua guru yang sedang duduk mempersiapkan bahan ajar mereka, buru-buru
ai alasan keterlambatan saya!" jelas Dimas, meng
u jelas-jelas salah!" sindir gu
ak Ibu Vi
Nanti kalian jadi berjod
mungkin. Lagian saya
a tak bisa berkata apa-apa lagi. Di sana memang hanya dia dan Dimas saja yang belum menikah.
mas tak mendapatkan soso
a anak
pannya ia tak sengaja berpapasan d
gi
as Dimas de
Dimas. Di belakang Pak Dimas
" panggil
Ibu Vita sege
au tak bawa ke rumah sakit. Se
rid kesayangannya terluka t
a,
bawah. Mereka yang berjalan cepat melewati D
mereka b
osok gadis yang sedang dipapah oleh teman lelakinya. Tak sal
p Sakti membukak
nyingkirkan Sakti dari Keira. Sakti mundur ke
tegur Kepala Sekolah yang sud
uduk di belakang. Sementara Ibu Asih dan
ari pandangan Sakti, Ibu Asih, dan Dimas
-
di m
a melalui panggilan seluler. Di telinganya terpasang headse
ti keburu dingi
h yang terpisah. Dimas akan selalu pulang jika diminta pula oleh sang Ratu
n kenapa angk
tidak mengangkat telponnya. Walau sudah dijelaskan, tapi Ibunya tidak terima alasannya. Katanya Dimas bisa berh
ati di
asing di matanya. Keira berjalan melintasi zebra cross yang ada di depan Dimas dengan ka
tegun melihat Keira, tak melihat lampu yang sudah berubah
bergerak maju. Melaju cepat dan hanya tinggal beberapa meter lagi untuk sampai rumahnya. Dimas tiba-tiba memutar balik. _A
pan karena gang itu cukup kecil untuk ia bisa masuk ke sana bersama motornya. Apalagi di s
nya untuk mencari keberadaan Keira. Dimas berjalan masuk ke dalam gang. Di sepanjang gang Dimas tak berhe
a aku per
engan apa yang dilihatnya. Sampai matanya tertuju ke arah Keira yang
dalam clu
Hati nuraninya tidak cukup teg
u? Kenapa juga dia harus ke
ke dalam ruangan yang berkelap-kelip itu yang dipenuhi suara teriakan orang-orang yang
o gan
a wanita. Tetap saja pentolan di leh
merinding m
ah, jenis ap
dengar seperti cowok dan pentolan di lehernya tidak te
laki-laki menyerupai wanita itu, merayu Dimas dengan genit. Menem
cap Dimas bur
ki-laki itu tidak terima. Tap
itu langsung me
ampai kaget dan bengong melihatnya. Bukan hanya dia, para pengunjung yang lain j
berpura-pura mencari. Menyemb
karena dia benar-benar kaget. Suaranya yang mac
g menarik ku secara perlahan dan