Husstt! Secret, You and Me
reng....sr
uhi seisi dapur. Ruangan itu dipenuhi aroma harum yang khas dari c
ke anak satu-satunya, semata wayangny
ti akpol. Sayangnya dia tidak suka kegiatan yang ada kekerasannya. Dia memilih menjadi sosok pen
i ke mej
itu. Tidak ada yang boleh mengataka
itu mengambil masakan yang sudah dibuat
kamu pu
esima melihat anaknya yang seminggu lebi
as, nama laki-lak
inya mendengar mereka membahas pekerjaan di rumah. Masalahnya akan lebih rumit
k Ibunya yang ada di dapur, masih sibuk mem
tup pintu pelan, sepelan mungkin
mana menurutmu? Apa Ayah harus bertindak langsung? Atau pihak sekolah bisa membantu!" jelas Ayahnya. Dia bisa saja langsung menyergap ke sekolah tapi masalahnya adalah mena
anya padanya. Bukan main-main, ini tentang masa depan sang anak. Menjadi tenaga pendidik
ertutup rapat terbuka lebar dengan wajah
g membicarak
ekejap hilang. Tapi masalahnya itu tidak benar. Ayah Dimas
alur drama yang dibuat Ayahnya adalah satu-satunya cara agar rubah ekor sembila
arena kata itu melainkan ekspresi ibunya setelah mengatakan itu. Seolah
Apa perlu ki
berjalan melewati Ibunya yang masih
ya pacar?" Ibu Fatimah merasa aneh. Dimas lebih-le
h. Sama seperti kamu!" sahut A
tu yang wajar baginya, perempuan ataupun laki-laki untuk memilih pasangan mereka, karena
empersilahkan istrinya duduk. Menjadikan istri sebagai ratu
ma ka
saan makan orang jepang pada umumnya di berlakukan di rumah itu. Dua laki-la
a matanya membesar sambil melihat dua laki-laki di depannya yang tak ada satupun d
it yang diletakkan di atas meja membua
Ayahnya. Sebaliknya, Ayahny
ahnya, kali ini kerja
kata-kata itu lebih ke an
k Ayahnya denga
ambil kembali sumpit yang ia taruh tadi. Memakan makanannya sebe
mm
langsung menjawab adalah tanda-tanda
Dimas. Menyeles
-
a ramai dan ribut, apalagi awal tanggal. Sesuatu hal
uh keten
ng belanjaan mereka menjadi sesuatu yang
u Fatimah, membuat tubuh Dimas men
mau
rah Ib
rus nggak suka!" keluh Ibu Fatimah menyadarkan Dimas akan masakan Ibuny
tangan Ibunya saat mencoba men
sesuka hati apa yang ia pegang. Inilah alasan Dimas dan Ayahnya selalu mengatakan
asrah itu terlalu sensit
gitu?" teg
g paling benar adalah diam dan terus iku
elangkah, perhatian Dimas harus teralihkan
Bu?" tany
l yang tidak bisa Dimas hindari saat berbelanja dengan Ibunya. Ibunya yang akan
an aja
ari sosok itu adalah cara yang terbai
Kamu harus lihat latar bel
unya itu. Lewat begitu saja tanpa mau melihat sedikit pun, walau ekor matanya mau tak mau harus melihat sosok dua orang
hat papan besar yang memperlihatkan sosok perempuan yang menjadi kebanggaan sekolah
wanit
ita yang dijadikan contoh oleh Ibunya. Bahkan saat akan melaku
o K
ei
a berjalan mendekat ke arah meja setiap anak. Memeriksa tas mereka satu persatu. Tidak ada yang terlalu mencurigakan diantara barang yang tidak
ahnya tidak terlalu jelas. Beliau hanya mengatakan anak itu tingg
nak dan dari tas itu keluar sebuah bungkusan permen. An
sung menerobos masuk. Di
p Aldo merebut permen
ncul di benak Dimas. Dari cara Aldo menatapnya dan merebu
lain yang ia simpan di kantung celananya. Setelah berhasi
-hal kecil yang selalu membuatnya curiga, menja
itu lagi dari tangan Aldo. Aldo ti
ga Aldo. Aldo diam dengan mata melotot, tangannyma. Dimas sebenarnya tidak mau membuat keributan tapi
g Dimas sambil menunjuk. Tidak rasa takut di hatinya. Mungkin karena Di
ka aja kalau nggak percaya!" ucap Aldo
uruk ke Dimas. Sayangnya itu tidak berpengaruh ke Dimas yang masa bodoh
salah m
yang jadi sangat panik karena tindakan Dimas. Tapi dia tidak bisa berbuat sesuatu karena semua mata te
umpat Al
Tanpa membuka lebih jauh,
iksa tas yang lain seperti tidak terjadi apa-apa. Aldo yang tahu sendir
o. Aldo pun segera menyembunyikan permennya di dalam kantung.
Ibu Vita, kepala sekolah dan Dimas. Mereka bertiga tidak ada yang mau memulai pem
harus memulai pembicaraan karena dialah yang leb
h. Ibu Vita terlalu baik untuknya karena itu dia lebih hormat kepadanya dibandingkan
untuk masa depan mu?" sambung kepala sekolah. Matanya tajam seta
aja," balas Aldo
jadi bertanya-tanya. Masalahnya adalah alasannya yang tidak bisa diterima oleh akalnya. Kalau Aldo menjawab karena di
uar dari mulutnya yang lembut dan itu semakin
ita?" bisik Kepala s
alas Dimas den
ak ibu Vita langsung berdiri. Tangannya begitu cepat bergerak
tu sudah terlanjur men
oba tinju Ibu!" Ibu Vita mengamuk parah. Dimas dan k
Memegangi kedua tangan Ibu Vita. Sementar
berdiri di depan pintu terdiam dengan wajah
atanya melihat kesana-kemari jangan sa
ap Keira dengan tatapan tajam.
k baik. Cuma dia bodoh aja!" bela Ibu Vita. Walau kesal dia tetap me
" rengek Al
Ibu pukul kamu lagi!" bent
olisian juga!" beritahu Kepala sekolah, melirik ke arah D
rakan dengan Ayah sa
-
ikejutkan dengan berita yang ada di papan pengumuman. Se