Istri Sang CEO (After Married)
Sella sedang duduk berhadapan langsung deng
lla sendiri pun sudah tahu maksud ayah memanggilnya ke r
Sadar akan statusnya yang sudah berubah saat ini m
epas dengan sikap bengis sang ayah ada untungnya juga dia pergi dari
han ini. Terlepas dengan perkataan Rishan tempo hari yang
un, dia berusaha berpikiran positif menepis ketidakmu
nta, tapi tidak pula karena keterpak
gi Sella melakukannya atas dasar permintaan seorang ibu dan janji seorang anak kepada ibunya. Sa
ya Sella tidak ingin mengingat hal mengenaskan seperti ini, apalagi p
. Dia mengorbankan hidupnya untuk orang l
tadi wanita itu melamun tidak memperha
suk ke dalam indra pendengarannya. Sella menatap sang a
yah mau ngomong apa?"
napas lelah meladeni ana
a dalam lamunan panjang. Mengabaik
jauh dari pria itu. Ayah tidak suk
nantu Ayah kalau Ayah lupa," balas Sella seng
dengan anaknya. Mereka saling beradu pand
desis Sella b
tidak asing dari sang anak. "Kamu tidak tahu apa-ap
ng ayah dengan segala g
ggup membiayai kebutuhanmu." Ayahnya
jadi boneka Ayah?" tanya
ada hidup di bawah kekuasaan Ayah." Sella membantah perint
ala sama seperti mamanya. Itu yang membuat pria itu be
nan imut datang ke arah Sella. Memeluk lututnya
rgerai indah. "Kenapa?" tanya Sel
lirih gadi
hnya ke arah si kecil. Interaksi keduanya
pakkan wajahnya yang masih terbe
Chika. Menggendongnya dengan perlahan lalu la
yang meninggalkan dirinya seorang diri. Dia t
*
kalah kacau. Isi kulkas basi semua. Baunya menguar sampai ke depan. Kondisinya sangat kacau berbeda sekali dengan sosok Rishan, kali ini terlihat sangat berantakan.
a,
aja datang ke kantor dengan piyama tidurnya. Bukan tidak sadar, bahkan Risha
mat dengan sekitarnya, mungkin hanya Sel
dengan perasaannya sendiri, sehi
bangkit dari tidurnya. Tertidur di lantai merupakan kebiasaan baru seor
n, meski tak senyaman kamar miliknya. Rasanya Rishan menyesal karena meninggalkan
itu lalu membawa Sella bersamanya. Bisa saja Rishan menyuruh orang suruhannya. Akan tetapi, tidak dia lakukan k
, bahkan saat menikah dengan Sella pun dia mengeluarkan banyak uang
beberapa hari. Biarkan dia yang menanggung rindu ini seorang diri. 'Tak jadi masalah asalkan setelahnya
egundahannya. "Sella, saya rindu kamu. Ingin pelu
enjadi alas tidurnya, dia tersenyum pedih bahkan lantai yan
ya ingin menyentuh Sella untuk terakhir kaliny