Istri Sang CEO (After Married)
alah kondisi ruangan berantakan dan sosok putranya terb
anya tersentak mendengar bunyinya. Mita duduk di bibir sofa tepat di bawah kaki putranya yang masih terbungkus sepatu. Dia melepas
ini. Dia masih hidup tapi jiwanya sebagian sudah dibawa pergi oleh Sella. Sudah satu b
apa yang dirasakan anaknya tanpa si anak memberitahukannya, apalagi selama dirinya mengantarkan makanan untuk Rishan tidak pe
hubungan anak-anaknya. Dia yakin mereka
g menyapa indera pendengarannya akhir-akhir ini. Rishan mengerjapkan mata menghalau cahaya la
angannya untuk Rishan genggam. "Ayo bangun!"
gi Rishan kembali mengingat saat piringnya diisi oleh istrinya. In
an makanannya? Mau Ibu masakin apa, Nak?"
r, Bu," pamit Rishan tak lupa pula mencium pu
t iba dengan penderitaan batin putranya. Dia tahu, bahkan sangat ta
jam me
i dia tidak bisa berbuat apapun karena segala kend
adi informan untuknya. Sambungan telepon telah terhubung dengan
sel yang menampilkan seorang wanita baru saja
dang berpikir keras. "Siapa yang
yang baru sampai membuat geger satu kantor, hanya karena masalah kopi. Belum gen
mata menatapnya tidak percaya. Seorang Rishan Diantoro yang terke
h saya! Paham?!" bentak Rishan. Tatapannya menggelap menatap s
puluh cangkir dari sepuluh office boy yang berb
marah-marah tidak jelas seperti ini tidak lain karena istrinya. Teringat Sella kembali. Saat bayangan Sella datang Risha
semuanya!" b
tia berdiri di ambang pintu. Tanpa mengindahkan perintah atasannya Fe
n yang melangkah ke dalam kamar pribadinya.
ersedia di kamarnya dibawa oleh Ferrnan. Menuangkan dua gelas lalu memberikan
am memperhatikan, posisinya saat ini sebagai seorang sahabat bukan lagi rekan kerj
han hilang kendali. Itu membuat Ferrnan tenang karena R
niat cari dia?" ta
e udara. Menenggak kembali minumannya, l
jawab Rishan tak kalah santai.
Rishan menatapnya tajam, Ferrnan
ja sana!" d
Suasana kembali norm
**
n, Bu." Seorang waiters mengantarka
erima
gak jauh dari tempat tinggalnya. Sejauh apapun akan dia tempuh ha
harum jeruk peras sangat terasa di indera penciumannya. Rasanya ... menikmati hari s
.. drtz ...
op. Nama sahabatnya tertera di layar ponsel yang masih berdering. Di
s bisa melawan arus seorang diri. Sepi, hamp
lumutan!" teriak seseor
kan nikmatnya kopi," bal
ujan, Sayang," kata seseorang
tuan sahabatnya. "Beliin gue cilok
mati, tetap menyanggupi k
tersenyu
ue men
eninggal segelas kopi yang ba