Saat Istriku Memilih Mati
-P
mengulangi. Sementara untuk melepas ikatan batin antara bapak dengan cucu-cuc
reka adalah cucu bapak
di sini dan tidak membawa cucu-cucuku p
kan hal yang sama. Bahwa tak ada guna berlama-lama di tanah rant
ini selama-lamanya. Entah nanti atau kapan lagi jika anak-an
mu yang polos, otak cerdasmu. Dan bagaimana aku harus sikut-sikutan de
nghargai apa yang sudah kita miliki. Lihatlah baga
am, tak menyangga
p Am masih berantakan, tidak adil untuk Meta atau bahka
ras keluar dari hidung b
sudah punya penggan
ngkhianati Mega. Punya satu saja ti
a kau tak menyetujui permintaan bapak yang telah kehilangan seorang anak,
l
payah. Pembicaraan kita hari ini di luar
rumah diiringi deburan air, mereka pasti sedang berenang di kolam ika
fitrah anak-anak mereka, mungkin karena aku ya
saja rasanya mustahil, apalagi harus menghibur mer
akan minta Meta segera mengur
imbangkan baik-baik tawaran bapak sembari menyiapkan anak-anak. Karena jujur saja, Amr
win dengan wanita lain, atau hendak membawa lari cucu-cucuku. Kau tak akan bisa pul
h yang merupakan kampung transmigran ini. Mudah baginya untuk memerintahka
k, Amri
umu sudah menyiapkan makan siang." Beliau mengatakannya sembari memunggungiku, aku
u mengekor di
mendukung cucu-cucu kesayangannya. Mengambil Ali pertama kali yang berdiri di pinggiran, mengangkatnya
le kayu luar samping pintu meny
padaku, dan aku pun
n Amri
h berbicara padam
a,
ngkanlah
, B
. JIKA dirasanya bicara sudah percuma." Di kalima
memilih membawa luka hatinya pergi seorang diri. Mungkin salah
i. Seandainya Amri bisa menjadi suami ya
ini Am. Kau fokus dulu saja kembali bekerja. Nanti ji
an Rayi haru
anti Ibu bantu ngomong sa
Ibu ada benarnya, situasi ini bisa jadi
bu dan bapak tad
anak-anak seles
rimu sendiri. Tak peduli dengan kerepotan Mega. Kini pandanganmu tak lepas dari anak-anak itu. Tak elok memang jika Ibu
ak ada lagi yang bisa kuandalkan karena kamu sudah tak ada. Salahnya aku dulu, aku menumpukan semua beba
enyang. Kau tampak ben
s, tak pernah membiarkan mereka tumbuh menutupi wajahku. Belum lagi baju yang biasany
ja rasanya berlebihan. Selain karena anak-anak yang bergantian mengiga
af, bersimpuh di kakimu, adinda. Tapi Tuhan tak mengabulkannya, mungkin karena Tu
harus bagaimana adinda? Boleh kasih a
kup untukku menyambung hidup saja. Karena makanan seperti apapun sudah tak
ikku sambil menghe
lama-lama. Anak-anakmu membutuhkanmu
u dan aku hanya menangga
nang tatkala cucu-cucunya keluar ber
in
bawa kemana-mana karena gallerinya berisi
a ini Am? Bapak dan Ibu semakin menggila karena rencana m
pa, korban
sugihan me