icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Saat Istriku Memilih Mati

Bab 6 Pulang

Jumlah Kata:1143    |    Dirilis Pada: 12/07/2023

ihan? Korban

nya? Apakah yang mereka m

kan oleh keluargaku di kampung. Jika kali ini aku mengulangi kesalahan dengan tidak pedu

kan, aku harus mene

lan mendekati kedua mertuaku yang bahu

a waktu. Ada yang harus Amri selesaikan di ka

lah yang

aha mencari tahu. Kak Ita m

erlu bapak

mantunya yang kurang ajar. Sementara aku send

a duduk perkaranya bagaimana. Ini kesana untuk mencari t

au pulang b

ri pasti kembali untuk anak-a

dibohongi. Bapak dan Ibu harus tahu menjawab apa kalau nanti mereka tany

ka penuhilah janji yang kau ucapkan pada mereka. Jangan sekali-sekali mer

, karena itu juga yang berulang kali isi pertengkaranku dengan Mega, tak heran ia sangat jengk

stabil dan tak ideal membuatku tak memiliki sosok panutan, it

berusaha untuk

engan seksama. Ia kurang lebih sudah mengerti apa yang orang dewasa perbincangkan, o

keluar dari mulutku, sebuah janji yang akan menja

ini dulu sama adek-adek, jangan na

lama-lam

ayah cepat beres, a

nji

an

ayi nanya-nanya bun

rgi beliin Rayi dan adek Ali lego

ggelen

engennya ayah cepet balik aja b

keningnya. Betapa baik dan dewasanya ana

-kuat aroma tubuh mereka. Bekalku pergi untuk sementara agar setiap selku mengin

tnya meminta ijin HR untuk mengambil sisa jatah cuti, setelah disetujui lalu

aku sudah kemba

*

ke kampung, ingatan akan m

nlah anak kandung bapak dan ibu, melainkan anak dari Bu Reni -

ai Ibu dan Bapak sebenarn

raktis membuatku dan Kak Ita diangkat ana

enaruh hormat kepada mereka berdua. Bude dan pakde memiliki anak selain aku dan Kak Ita yang berjuml

ak Santi, demikia

ulus-mulus saja, kami diperlakukan berbeda karen

nja dengan makanan dan mainan, maka dibaliknya adalah kami yang sudah keny

mah tangga seperti menyapu, mengepel, menyuci baju dan piring. Jika Kak Ita lal

ak dipukul terus-terusan. Sosok bude dan pakde bagiku dulu sangat mengerikan. S

an yang bukan merupakan bagianku. Tak ada kemewahan menggunakan popok sekali paka

ontang panting untuk menyalurkan kekesalan bude dan

di kamar yang dijadikan gudang, beralaskan

melawan. Saat itulah titik balik perubahan perlakuan mereka pada kami. Layaknya p

peninggalan kakek dari garis abah yang merupakan bapak kandungku, sehingga

hati peristiwa masa lalu dan berusaha memaafkan se

hormat dan pengabdianku akan berbalas serupa. Lalu ini a

ngharapkan perlakuan mereka pa

pir tengah malam. Sengaja tak mengabari siapa-siapa, bahkan Ka

, seperti halnya dulu kami yang disuruh tidur di kamar Kak Hendr

an ransel di sampirkan di pundak ser

r gelak tawa ramai dari dalam rumah. Dengan lirih mengucapkan

ang berada di dala

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka