Rumah Tanpa Buah Hati
rt
ce adalah atasannya di kantor, namun karena mereka telah bersahabat sejak keduan
ania kembali menghampiri dan duduk di
wanita itu?" tany
jodohkan oleh ibu mertuaku ...." Alice kembali memalingkan wajahn
kali ya? Terus Barana mau gak sama pe
ernah sedikitpun kutanyakan perihal wanita itu. Aku bersikap seolah-olah tida
" Kania menimpali ucapan Al
ut? Ak
ana. Itu sudah cukup membu
renungi ucapan sahabatnya itu. Mencoba mencerna dan mengi
. Hanya saja ... aku terlalu mencintai
r, takut kehilangan dengan terlalu mencintai
anyaan sahabatnya barusan. Ia suda
ehilangan orang yang kamu cintai. Tetapi jika kamu takut kehilangan, bukan berarti kamu menci
nta, karena pasti akan kalah. Hal itu dikarenakan Kania merupakan primadona saat
ngan terhadap orang tersebutlah, yang membuatmu takut kehilangannya." Kania k
berkata, "Berarti
kapan saatnya harus bersikap, manakala cintamu tidak lagi diha
i depan pintu ruang UGD. Tapi tidak dengan Kania. Ia dengan santai
" tanya Barana menyelidik. Pria it
" Kania menjawab dengan bal
. Namun orang-orang tersebut sibuk dengan urusan masing-masing,
am ini juga." Nada suara Barana terden
lah menyibukkan diri untuk membawa Alice kel
gera menarik lengan pria menuju keluar ruangan UGD. Barana
ak baik-baik saja saat ini. Dia butuh perawatan medis. Apa kamu
menjawab, "Ini tidak ada urusannya deng
selesai? Dia butuh istirahat dengan tenang, butuh perhatianmu, butuh support da
eluargamu, sudah kau urus dengan baik, belum? Jangan mengajarkan aku tentang caranya mengurus rumah tangga. Kar
mbali masuk ke dalam ruang UGD. Tampak terlihat ia sedan
l itu langsung menggu
minggu
emakin tertutup, terutama kepada Kania. Beberapa
tapi, setelah melihat sikap Alice perlahan menjauhinya tanp
!" tanya Kania dengan tegas, sa
dengan berpura-pura tidak menget
ania berkata tegas. Lalu langsung me
nmu, sehingga menjauhiku. Katakan semuanya di sini, ti
lice mengacuhkan perkataan Kania
Wanita itu dengan segera berlari dan mengunci p
aca. Termasuk perubahan sikapmu kepadaku." Kania mengacungkan kunci pi
apun." Alice memilih duduk di kursi dan
elakukan hal yang sama." Kania pun ikut d
n ponselnya masing-masing. Tanpa terasa wakt
bersuara, "Mau sampai
a menjauhiku." Kania menjawab dengan a
ncampuri rumah tanggaku!" cetus Alice
, segera meletakkan ponselnya dan
lasan dari mata sahabatnya itu. Ia pun menga
kan aku lakukan, apabila kehidupan rumah tanggamu telah benar-benar bahagia. Paham anda!" Kania pun b