icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Rumah Tanpa Buah Hati

Rumah Tanpa Buah Hati

Penulis: Mas Khalid
icon

Bab 1 Kau wanita mandul!

Jumlah Kata:1036    |    Dirilis Pada: 11/07/2023

rt

r man

, manakala mendengar ucapan M

Seolah memohon bantuan dan juga pembelaa

nakala melihat Barana tidak bereaksi sedikit

kalian sudah tujuh tahun. Lah ini, satu orang anak pun belum juga

enahan emosi manakala menatap wajah Alice y

kau jadi menikah dengannya, takkan malu aku melihat rumah tangga kalian ini." Wanita paruh baya itu pun

Alice berkata dengan nada lirih dan mena

nyaman untuk dia kunjungi itu, malah membuat dirinya me

kah menuju kamar sang ibu. Tampak terdengar ia tengah berpa

rumah ibu." Alice berbicara dengan nada sedikit te

ntas di jalanan ibu kota yang cukup lengang. Berulang kali ia

lihat diriku? Kesempurnaan seorang wanita yang hanya terlihat dari posisinya memberikan seorang ket

hanya perempuan yang di salahkan, manakala tidak dapat memiliki seorang anak." Sua

ian berkata, "Maksudmu apa bicara seperti itu? Kamu menuduh aku yang mandul gitu? Tidak hanya dirimu saja

tak. Wajahnya memanas, dan membuat kedua

i berpikir jika aku yan

adi kita tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bisa langsung diberikan solusinya." Alice menatap w

limpahkan kekuranganmu, dengan menyuruhku ke sana! Pikirkan saja bagaimana caranya agar kau bisa hamil!" Dengan penuh emosi Barana pu

kemarahannya, jika Alice mengajaknya unt

Meskipun hanya seorang dokter umum, namun sahabatnya it

a tersebut. Ia pun sejak saat itu mulai menabungkan sebagia

ter bersama-sama, pria itu malah menolaknya. Bahkan tak

e dokter kandungan.Hal itu merupakan jalan satu-sat

ke rumah selama beberapa hari dan pulang ke rumah Mariam. Hi

a ke dokter kandungan. Meski hanya untuk m

bulan k

kamu ada meeting hari ini?" Alice membangunk

bali membangunkan de

mm

udah pukul

ng terdengar serak, me

mi tubuh Alice dengan lembut dan berbisik, "Hamil ya, Sayang. Tu

pun memeluk erat tubuh Barana dan akhirnya me

emangat menjalani aktivitasnya di kantor. Senyum

lengkan kepala mereka. Seolah paham dengan apa yang

an tubuh tinggi semampai. Senyuman selalu mengh

gganya yang belum juga diberikan seorang anak. Bahkan tak jarang dari me

a, ia mendatangi dokter-dokter tersebut dan hasilny

ahabatnya saat kuliah dan merekomendasika

ic

pa

a salah satu rekan kerjanya

mben nanyain?" Alice dengan santai m

a mau ne

Senyum manis yang dapat meluluhkan hati siapapun

ak jadi kesel sama mas Bara." Kania kemba

edikit terhibur jika berada di kantor. Sebab hanya di kantor saja, i

ia kembali

lagi,

as Bara yang mandul." Kania berkata dengan nada b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka