Melepas Suamiku Demi Adikku
bisa menghabiskan waktu berdua dengan suaminya. Tetapi, siapa sangka,
kankah selama ini kamu tidak pernah keberatan dengan apa yang terjadi kepada aku, a
ngusap
an berubah dengan sendirinya, tapi ternyata tidak. Aku itu malu sama teman-teman aku saat da
gerutkan
penampilan sederhana aku yang seperti ini, lalu kenapa
ini, memakai pakaian besar dan juga memakai celana jeans yang ukurannya besar. Kamu ini ngga
Harusnya kamu belajar dari Laura bukan seperti ini, lama-lama aku bosan dengan kamu A
tiriku? Iya begitu? Maksud kamu menyuruh aku untuk merubah penampilanku agar kamu bisa menyalurkan hasrat kamu di saat
dia selalu berpenampilan tomboy dan juga sederhana, beda dengan
a kamu. Kamu kok malah menuduh aku yang tidak-tidak, sudahlah kamu malah membuat kepala aku pusing." Riko bangkit dan memukul meja dan langsung pergi dari s
ian rapi dan juga wangi, biasanya ia sedikit cuek dengan penampilannya, tapi kenapa sekarang berbeda? Aku harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi." ucap Anisa dan saat ini ternyata Riko pergi ke sebuah tempat hiburan malam yang seharusnya di mana ia menghabiskan waktunya untuk berduaan dengan
ku sudah sejak tadi menunggu kamu s
ja kita bertemu, di sini begitu ramai. Aku tidak suka." ucap wanita itu sambil meletakkan tangannya di dada bidang Ri
rti ini, aku
yuruh aku datang ke sini? Ayolah
as." ujar Riko sambil me
pa malu dan juga tanpa batas mereka berciuman di sana dengan diiringi musik yang keras dan juga lampu yang redup
bungi Riko, karena perasaannya merasa tidak enak, karena seharusnya Riko tida
Besok kan dia harus bekerja, apa lagi-lagi dia tidak pulang? Kok dia saat ini begitu aneh sih?" ta
sangat terdengar jelas di kamar itu, Anisa tidak sengaja menjenggol sebuah foto yang terdapat di atas meja rias di sana, ha
uaminya, ia tidak bisa terus diam di sana, ia harus mencari tahu kemana suaminya pergi dan kenapa suaminya beberapa saat ini sudah berubah sifat dan juga kebiasaannya. Hingga di mana, di saat Anisa sedang membawa motor kesayangan
ii
yang begi
saja tertabrak tentu menatap Anisa dengan tatapan datar. "Maaf Nek, saya tidak sengaja. Apakah ada yan
sembarangan, kalau saya tertabrak bagaimana? Apakah kamu mau bertanggung jawa
k kenapa malam-malam seperti ini malah keluyuran di jalan? Mana sepi lagi jalannya. Oh apa jangan-jangan Nenek ini Nenek jadi-jadian ya?' tanya Anisa sambil menatap Nenek tersebut dari bawah hingga at
l
u kira saya hantu. Saya itu tadi nyasar. Saya ingin
ke arah depan, ia seperti melihat seseorang yang begitu sengat ia kenali dan sedang bermesraan sambi