Anisa harus ikhlas membiarkan suaminya menikah lagi dengan adik tirinya, karena mereka ternyata diam-diam memiliki hubungan selama ini di belakang Anisa, hingga mengakibatkan Laura hamil.
Anisa pikir hari minggu akan menjadi hari terindah baginya, karena ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan suaminya. Tetapi, siapa sangka, tepat di mana Anisa ingin bermesraan dengan Riko, Riko malah berulah.
"Apa Mas? Kenapa kamu malah tiba-tiba menuntut aku untuk merubah penampilan aku? Bukankah selama ini kamu tidak pernah keberatan dengan apa yang terjadi kepada aku, aku sudah sejak dulu seperti ini." ucap Anisa sambil mengikat rambutnya dengan asal.
Riko mengusap wajahnya.
"Kamu tau tidak Anisa? Selama ini aku sudah muak melihat kamu seperti ini, aku pikir kamu akan berubah dengan sendirinya, tapi ternyata tidak. Aku itu malu sama teman-teman aku saat datang ke acara kantor. Mereka meledek aku di saat membawa kamu dengan penampilan seperti ini."
Anisa mengerutkan keningnya.
"Maksud kamu apa Mas? Bukankah kamu sudah setuju dengan penampilan sederhana aku yang seperti ini, lalu kenapa kamu malah seperti itu, seolah-olah kamu tidak terima?"
"Ya Anisa. Aku tidak terima di saat melihat istriku berpenampilan seperti laki-laki seperti ini, memakai pakaian besar dan juga memakai celana jeans yang ukurannya besar. Kamu ini nggak mikir ya Anisa, aku itu seorang pegawai kantor dan posisiku di kantor itu sebagai manajer.
Harusnya itu kamu contoh adik kamu, dia tiap hari memakai pakaian anggun dan seksi. Harusnya kamu belajar dari Laura bukan seperti ini, lama-lama aku bosan dengan kamu Anisa." bentak Riko kepada Anisa. Anisa yang mendengar itu langsung membulatkan matanya.
"Oh jadi seperti itu. Kamu ingin aku terlihat seperti Laura, apa jangan-jangan selama ini kamu diam-diam mengagumi adik tiriku? Iya begitu? Maksud kamu menyuruh aku untuk merubah penampilanku agar kamu bisa menyalurkan hasrat kamu di saat kamu melihat Laura kepadaku begitu. Iya?" tanya Anisa tidak mau kalah, dia tidak mau jika ia sampai kalah oleh suaminya.
Sudah sejak dulu di saat ia belum menikah dengan Riko, memang dia selalu berpenampilan tomboy dan juga sederhana, beda dengan adik tirinya yang selalu berpenampilan gelamor dan juga seksi.
"Kamu kok malah bilang seperti itu? Aku hanya ingin kamu berubah menjadi yang lebih baik. Agar aku bisa betah di rumah dan agar aku bisa selalu sayang kepada kamu. Kamu kok malah menuduh aku yang tidak-tidak, sudahlah kamu malah membuat kepala aku pusing." Riko bangkit dan memukul meja dan langsung pergi dari sana. Anisa yang melihat suaminya pergi dengan amarah tentu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan duduk di meja makan sambil membuang nafasnya dengan kasar.
"Kenapa Mas Riko malah seperti itu? Biasanya dia tidak pernah keberatan dengan penampilanku. Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak, pasti sudah terjadi sesuatu di belakangku ini, sampai membuat Mas Riko jadi seperti ini. Lagi pula belakangan ini Mas Riko jarang sekali pulang dan selalu berpakaian rapi dan juga wangi, biasanya ia sedikit cuek dengan penampilannya, tapi kenapa sekarang berbeda? Aku harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi." ucap Anisa dan saat ini ternyata Riko pergi ke sebuah tempat hiburan malam yang seharusnya di mana ia menghabiskan waktunya untuk berduaan dengan Anisa. Namun, saat ini ia malah memilih untuk pergi ke tempat berkumpulnya wanita-wanita. Dia sedang menegak minuman yang ia pesan dan tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang, tentu saja hal itu membuat Riko langsung tersenyum dan langsung mengecup lengan wanita yang sedang memeluknya.
"Kamu kenapa begitu sangat lama? Aku sudah sejak tadi menunggu kamu sayang." tanya Riko kepada wanita itu.
"Biasa, aku kan harus dandan cantik dulu. Lagian, kenapa harus di tempat seperti ini? Kenapa tidak di tempat biasa saja kita bertemu, di sini begitu ramai. Aku tidak suka." ucap wanita itu sambil meletakkan tangannya di dada bidang Riko dan mengelusnya dengan begitu sangat lembut, hal itu tentu saja membuat Riko langsung tersambar oleh hawa nafsunya.
"Jangan seperti ini, aku tidak kuat."
"Habisnya kamu kenapa malah menyuruh aku datang ke sini? Ayolah aku juga sudah rindu sama kamu."
"Ya sudah ayo kita ke atas." ujar Riko sambil membelai wajah wanita itu.
"Loh kok ke atas. Kamu kan mau.." ucapan wanita itu terpotong di saat Riko melumat bibir manis miliknya dan tanpa malu dan juga tanpa batas mereka berciuman di sana dengan diiringi musik yang keras dan juga lampu yang redup, setelah puas melakukan hal itu mereka langsung naik ke lantai atas untuk melanjutkan ke tahap yang lebih panas.
Saat ini Anisa sedang berada di rumahnya, sejak tadi ia terus mencoba menghubungi Riko, karena perasaannya merasa tidak enak, karena seharusnya Riko tidak pergi keluar. Apapun masalahnya harusnya Riko menyelesaikannya saat itu juga.
"Riko ke mana sih? Kenapa dia tidak bisa dihubungi? Ini juga sudah malam. Kenapa dia tidak pulang? Besok kan dia harus bekerja, apa lagi-lagi dia tidak pulang? Kok dia saat ini begitu aneh sih?" tanya Anisa pada dirinya sendiri, sambil berjalan ke sana kemari dan sambil menggigit kuku jemarinya.
Hingga di saat Riko dan wanita itu sedang bertempur dengan pergulatan panasnya dan juga suara-suara kenikmatan yang begitu sangat terdengar jelas di kamar itu, Anisa tidak sengaja menjenggol sebuah foto yang terdapat di atas meja rias di sana, hal itu tentu saja membuat Anisa terkejut, ia langsung menatap ke arah foto yang sudah tercampur dengan pecahan kaca tersebut.
"Ya ampun. Kenapa bisa jatuh? Padahal aku sama sekali tidak menyentuhnya. Ada apa ini? Semoga saja Riko tidak mengecewakan aku, semoga saja apa yang aku pikirkan itu tidak benar." Anisa memutuskan untuk pergi mencari keberadaan suaminya, ia tidak bisa terus diam di sana, ia harus mencari tahu kemana suaminya pergi dan kenapa suaminya beberapa saat ini sudah berubah sifat dan juga kebiasaannya. Hingga di mana, di saat Anisa sedang membawa motor kesayangannya motor yang di mana dibelikan oleh almarhum ayahnya di saat Anisa menginjak bangku kuliah. Ia tidak sengaja hampir saja menabrak seseorang, untungnya ia bisa mengendalikan motornya dan menarik rem motornya di waktu yang tepat.
Ciiit.
Suara rem yang begitu nyaring.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja." ucap Anisa sambil melepas helem motornya. Orang tersebut yang hampir saja tertabrak tentu menatap Anisa dengan tatapan datar. "Maaf Nek, saya tidak sengaja. Apakah ada yang luka?' tanya Anisa kembali, orang tersebut hanya terdiam dan menatap Anisa dengan tatapan tidak suka.
"Kamu itu wanita, tapi seperti laki-laki. Malam-malam seperti ini bawa motor sembarangan, kalau saya tertabrak bagaimana? Apakah kamu mau bertanggung jawab? Apakah kamu mau membiayai semua pengobatan saya, hah?" tanya orang tersebut.
"Ya ampun Nek, Nenek kenapa sih mulutnya kok tajam banget. Padahal kan aku sudah bilang kalau aku itu tidak sengaja, aku itu tadi lagi tidak fokus karena sedang mencari keberadaan suamiku. Lagian Nenek kenapa malam-malam seperti ini malah keluyuran di jalan? Mana sepi lagi jalannya. Oh apa jangan-jangan Nenek ini Nenek jadi-jadian ya?' tanya Anisa sambil menatap Nenek tersebut dari bawah hingga atas dan tiba-tiba disaat Anisa sedang menatap dan memastikan, apakah orang yang ada di hadapannya adalah manusia atau tidak, Nenek tersebut langsung memukul kepala Anisa menggunakan kipas yang ia bawa.
Plak.
"Aduh, ini kenapa malah dipukul Nek?" "Kamu ini, kamu kira saya hantu. Saya itu tadi nyasar. Saya ingin pergi ke rumah cucu saya, tapi ternyata saya nyasar."
"Oh seperti itu, aku paham, aku paham." ucap Anisa sambil mengusap kepalanya dan disaat ia menatap ke arah depan, ia seperti melihat seseorang yang begitu sengat ia kenali dan sedang bermesraan sambil membawa mobil. Hal itu membuat Anisa langsung naik ke atas motornya untuk mengejar mobil tersebut.
Bab 1 Awal
06/07/2023
Bab 2 Nenek itu
06/07/2023
Bab 3 Sandiwara
06/07/2023
Bab 4 Tegang
06/07/2023
Bab 5 Amarah
06/07/2023
Bab 6 Kecelakaan
06/07/2023
Bab 7 Amarah Riko
06/07/2023
Bab 8 Bertengkar
06/07/2023
Bab 9 Video apa
06/07/2023
Bab 10 Membawa madu
07/07/2023
Bab 11 Perlawanan Anisa
11/07/2023
Bab 12 Bingung
12/07/2023
Bab 13 Melawan
12/07/2023
Bab 14 Pengumuman warisan
12/07/2023
Bab 15 Tamu
13/07/2023
Bab 16 Permintaan konyol
13/07/2023
Bab 17 Marcell
13/07/2023
Buku lain oleh Mega rahmawati2
Selebihnya