PEMBALUT SUAMIKU
UT SUA
ikku pada Budhe, ketika Pakdhe dan Mas Darma kembal
lagi. Biarlah kudesak Budhe un
... anu, warga kampung sini
sin rumah kami terus, Budhe? Terus kenapa
" Pakdhe bangkit dan berpamit, memotong pert
akri dengan terpaksa. Tak apalah, bisa
tahun-tahun tinggal di kampung ini tak pernah meng
as Darma berjalan berada di belakang Budhe.
gangnya saat mendapati Mas D
um pinggul Budhe. Dadaku sesak melihat pemandangan itu. Tak mungkin kan Mas Darma
ur. Mungkin dia mengira aku tak mempe
u juga perhatiin kamu sering curi pandang sam
ya jika sampai dugaanku benar. Kutanyakan itu pada M
uh. Aku hanya mencari dari mana aroma anyi
kamu berkali-kali curi p
lebih tua bahkan dia Budheku sendiri. Aku sadar ini sebuah kebodohan. Namun,
kamu ingat Budhe Yanti itu siapa? Sudahlah! Aku cape
a tanpa menunggu jawabanku.
bahkan menjilati darah yang ada di sana dalam kamar mandi. Aku juga m
ada hubu
am ini. Biarlah Mas Darma tidur bersama anak-ana
*
ar suara ricuh di bawah rumah. Seperti hew
ak mungkin kuperiksa ma
r di sebelah lemari. Aku berpikir untuk membukanya kembali,
sebut dan membuka ransel paling
siapa cincin ini jika dipakaiku tempo hari saja Mas Darma murka. Jadi ta
tiba-tiba cincin bermata biru itu
ana. Sangat jelas. Cantik. Dihiasi mahkota di kepalanya. Ketika wajah yang seb
cin itu bukan benda sembarangan. Ada penghuniny
benda apa ini
ke dalam kotak. Saat hendak memasukkan kertas lusuh itu
egera kuambil secarik kertas dan pena milik Mira, kutiru tulisan itu.
*
udang satu ons sama te
an cahaya matahari masih remang-remang. Aku harus memasak lebih pagi untu
i? Atau sempat denger n
g seketika terdiam. Dia menghentika
keras kalau sebut namanya!" tegu
anyaku maki
i, akan kutanyakan pada orang lain. Rasa penasaran ini
u dukun tetua di kampung sini. Kamu gimana sih? Mas
engan warga sini. Aku sering ketinggalan kabar. Mas Darma
rus
rjadi khususnya di kampung ini. Seperti dulu waktu ada wabah flu burung, Mbah Marni beberapa kali muncul. Seperti
tak paham apa mak
tanyaku
Fix akan terjadi sesuatu. Lihat aja ekspresinya, kalau tersenyum berarti bakal terjadi hal baik. Tapi kalau cemburu ya sebaliknya, begi
*
au tidur sama Bapak. Tolong
tengah memasak. Hatiku mencelos se
Apa yang terja