Bismillah, Aku Ikhlas
ta, aku dan Mas Ilham seharusnya mendapatkan hasi
dokter Yuni kembali bersuara, "Bagaiman
takut kenyataan ini akan membuat Mas Ilham putus asa. Me
aku harus
memanggilku, yang membuatku la
in melihat kekecewaan di wajah Mas Ilham. "Bu, apakah saya
ah hasil sudah keluar, da
ya ingin menukarkan hasil pemerik
ampak sangat terkeju
nan. "Iya, Bu. Saya yakin, tapi to
menjaga rahasia, karena hal ini juga akan berimbas pada karir profesinya. Aku harus me
rumah, ternyata ibu mertua sudah berdiri di depan pintu menungguku. Sepe
danya. Aku sudah sangat tahu, jika wanita ini pasti akan lebih membenciku jika dia membaca hasil tes yang kubawa. Namun, setidaknya aku bisa
ini sejak awal!" cecar ibu mertua sesaat set
Aku memang bodoh lebih mementingkan perasaan Mas Ilham daripada hinaan yang kudapatkan, tapi aku yakin betu
yang bisa kami banggakan dengan menjadikanmu sebagai menantu kami, hah?
lkannya masuk kamar. Sesekali aku mendengar ia memanggil namaku, tapi aku tidak menghiraukannya lagi. Aku masuk kamar, dan lan
lihat atap dengan pikiran menerawang,
a. Kudengar benda pipih yang berada di tasku berbunyi sa
iduran, sehingga aku lupa untuk menghubungi Mas Ilham dan memberitahu tentang
"Kamu yang sabar ya, Dek. Mas akan selalu mendampingimu," imbuhnya l
gat tepat. Andai aku tidak menggantinya, Mas Ilham pasti bersedih dan terluka. Sekalipun dal
Mas, maafkan aku yang tidak bisa memberikanmu ketu
suhan," sahut Mas Ilham langsung dengan suara lembut, terasa ia ingin menguatkanku dari ke
Aku mengan
*
anak??" Ibu memekik terkeju
tugas di luar kota, ia sudah tidak
ndisi Naima," pinta Mas Il
cucu dari keturunanmu sendiri! Darah dagingmu sendir
u ingin cucu ibu sendiri, nanti. Tapi tolong izinkan aku dan Naima menga
dari kamu!" balas ibu tak mau kalah. "Kalau perlu,