icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bismillah, Aku Ikhlas

Bab 2 Sabar dan Ikhlas

Jumlah Kata:848    |    Dirilis Pada: 03/06/2023

di pasar. Membeli kebutuhan semua

lham gajihan, sebagian besar uangnya kugu

arga kami yang tanggung. Hingga aku tidak b

emuanya. Mulai dari keperluan depan rumah, dalam rum

? Bagaimana de

-coba saat belanja bulanan meninggalkan beberapa keperluan

eramahiku dari alif sampai ya' yang membua

, namun putra dari ibu mertuaku itu adalah anak yang sangat berbakti. Katanya, dia tidak tega berpisah dari kedua orang tuanya, dan

ai guru honorer di salah satu sekolahan SMP, lumayan besar. Tapi tetap saja, ibu mertuaku itu tid

tahu harus selalu ikhlas, tapi

aketanku sudah habis," ucap Ni

ke arahnya. "Bukannya kemarin baru Mbak beliin ya,

ikhlas banget kasih uang ke aku.

malah n

ya malah boros kek gini. Mana sebentar lagi mau ujian, habis itu mau kuliah. Kamu pi

tidak seperti ini padanya. Tapi, sikapnya yang terlalu foya-f

langsung memutar badan masuk ke dalam kamar. Sementara

rjalan menuju pasar yang let

mua keperluan, hingga entah berapa ja

i, sambil menenteng barang

ibu mertua menyambut

gar depan, langsung mengham

t penasaran, kali ini kesalahan a

k berdiri mengha

ak

asa amat s

u ini telah mendaratkan telap

aduh kesakitan. "

enar tajam menatapku. Sudah macam maca

rahi Nindi, ya! Dasar w

ak

ak

menjadi sasara

ga panas itu merambat ke hatiku. Ya Allah ... hidupku sudah begitu menderi

a bisa menunduk pas

i itu kepada Nindi!" bentak ibu m

uk di sofa itu tersenyum puas ke arahku. Pasti, dia

kamu,

gepal, aku s

nta maaflah kepada Ni

a?

i? Kembali kulirik gadis remaja it

ua lagi namun aku masih

kali tidak menghargaiku? Apa mereka meneri

keturunan! Kini malah berani sombong! Cepat! Minta maaf pada Nindi!" Kembali, wanita yang sedang berdiri di hadapan

ghampiri Nindi yang ma

u, Nin," uc

remaja itu kembali berlagak. "Apa??

langsung mendon

u! Mau, tangan Mama meluncur

u," ucapku lagi sedikit berteriak aga

i yang semakin membuatku terbakar emosi. Ana

ua kembali berteriak padaku. Ia memerintahku

bali berucap dengan nada lebih tinggi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka