Mendadak Dinikahi CEO
ahan putri kesayangannya itu. Putrinya yang tadi meminta iz
paruh baya itu kemudian duduk di sofa. Jihan yang berdiri d
ta yang sudah memerah akibat marah. Ia memija
ada di meja dan mendial panggi
serta Chayana dan pria asing yang menikahiny
p heran pada kedua mertuanya itu. Ia kemudian mendekat pa
hui apa yang tengah terjadi pada Chayan
ar. Iqbal sudah memarkirkan mobilnya
ihat siluet pria itu masuk ke dalam rumahnya, ia lan
sekali kamu menikahi pu
ju Raysembari menatap marah padan
ata itu yang ma
uu
memegang bahu pria itu. Morgan mengelus
paruh baya itu berlalu pergi dari sana. Men
g perlahan menghilang. Ia beralih menatap Jihan. S
Jihan. Ia menepuk pelan bahu pu
Ia menggandeng sang istri dan ikut pergi dari sana. Kini kedu
tak tahan dengan rasa sakit di sudut bibirny
k. Ck
n Raymenuju kamar atas. Lebi
*
hhh
ay. Udah se
dari Chayana . "Kenapa kamu mendad
fle
engkel setengah mati. Wanita itu mendelik da
a calon. Di ma
a keterlambatan dal
ung. Apa yang dimaksud o
an di jalan, hingga tidak bisa had
san yang sempat ia keluarkan tadi sudah tak terdengar lagi. Padahal,
cet kamu batalin perni
dengan penuturan pria itu. Seb
a tidak suka dengan sik
hnya. Pria itu berjalan mendekati koper yang su
tak percaya pada pria itu. "
encanakan pernikahan dengannya. Walaupun tidak ja
pria ini. Bagaimana bisa Raymengatakan
atu kancing kemeja putihny
balik, Chayana malah memegang kedua sisi baju Ray. Namun
kembali menatap wajah Ray. Mas
ua, kamu istri saya. Ketiga saya tidak
pat saat Raymembuka celana panjangnya. Pri
mbalikkan badannya. Sudah tak ada pria itu di sana. Chayana
amar. Baru sehari satu ruangan dengan Ray, ia
u lagi. Ia terburu-buru menuju kam
a pintu kulkas yang berada di dapur. Mengeluarkan bungku
asa sangat lapar saat ini. Harinya lumayan b
l tetapi masih menuangkan sekantung kecil
n Reina. Chayana mengunyah sembari menyandarkan tu
rang? Wanita itu kembali menyuapkan mie ke dalam mulut
ata Chayana memerah dan tak lama bulir bening keluar dari sana. Entah
rut jika meneruskan
k! Uh
inya mengambil susu di dalam lemari es dan menyodorkan
dan menghapus jejak air mata
pa
kayak jailangkung?" Chayana ter
embari menyilangkan ka
aydulu sangat ramah dan perhatian. Sekarang pria itu malah bersika
aa
maaf, deh." Chayana menyindir Ray. Nam
tidak minta ma
itu selalu mendapatkan j
kok, kamu?" Chayana menahan tangan pria itu. Ia
melotot pada Ray. Pria
erti dulu. Rajin mak
kataan pria itu dan kemb