icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pernikahan Suami di Rumah Mertua

Bab 3 Kunjungan Tamu Istimewa

Jumlah Kata:1141    |    Dirilis Pada: 25/05/2023

ana serta mengutuki perbuatan Herdian. Namun itulah kenyataan yang harus dihadapinya sekarang. Suami yang dua bulan lam

nyesal atas semua yang terjadi antara dirinya dan Herdian. Mengapa dia tidak dapat mempelajar

" pekiknya dalam hati, sambil membuka le

ertama mereka. Di hari dan bulan yang sama, mereka melangsu

artono dengan mas kawin berupa..." kalimat akad yang dii

ana sak

AH

anak dari seorang pensiunan guru. Sementara Herdian yang nota bene adal

jagamu di sepanjang u

n kalimatnya karena Yana menat

emisahkan kita. Soal ibuku, kamu tidak perlu khawatir. Aku akan se

pipinya basah kuyup. Sedetik kemudian ia tersadar atas kekonyolannya. Kalimat yang diucapkan sang Ayah terngian

t dan pedih terasa menyayat hatinya. Dia bersenang-senang diatas penderitaan Kemala. Dengan susah payah ia menepis semua bayangan menjijikkan

__

ambil jam 8 pagi ya."] sebuah pesan sin

nya untuk bangun. Sejak pukul 3 dini hari tadi selepas melakukan ibadah sepertiga malamnya, Kemala memulai aktiv

bil pukul 8 pagi. Sementara Kemala baru menyelesaikan 1 dari 2 buah chiffon cake nya semen

k mengambil. Tentu aktivitasnya tidak sampai disitu saja, dia akan melanjutkan p

aatkan waktu barang satu ja

rasa pusing. Setelah yakin telah mematikan kompor, dia pun segera tidur. Belum ada lima menit

Kemala, dia berjalan keluar dari kam

riaknya dari dalam

membawa serantang buah-buahan. Seketika rasa kantuknya hilang. Kem

sudah siap diambil pelanggan. Kemudian ia melirik ke dapur yang dipenuhi bahan-bahan

ting tulang untuk cari nafkah sendiri." Dia membuka kotak kue di atas meja makan, lalu berkata, "Wow

a menahan tangan jahil Yana seraya berkata, "Ibu mertuaku sayang, jangan yang ini. Saya sudah siapkan yang jaaauh lebih enak daripada

angannya yang masih mencengkeram pergelangan tangan Yana. Setelah menu

kit pada pergelangan tangan mulusnya. "Lepas, Kemala! Atau saya akan

g lidahmu sebelum teriakanmu terdengar orang lain." Kedua mata Ke

ALANG PEMBAWA SIAL!" dadanya kembali

lu berbisik di telinga Yana, "bukankah aku

engan nada dasarnya. Tetapi dengan kalimat yang menusuk dan mungkin ju

ah kau berniat menceritakan betapa hebatnya menantu barumu? Apakah putr

a mulutmu!"

a memperhatikan detail penampilan Yana dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu kembali bersuara, "biasanya di usia seperti ini akan mudah ter

annya untuk menampar wajah mulus Kemala t

aku sedang mengandung anak dari putra kesayanganmu. Namun jangan berani-berani mengaku bahwa ini adalah cucum

Bukankah

u, tunggu saja cucu dari menantu barumu." Kemala berdecak kesal, "Ish...jangan bilang kau ti

ang habis-habisan menelanjanginya dengan kalimat yang diucapkan lembut tapi terasa pedih di relung hatinya. Hingga ia berteka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mempelai Prianya Adalah Suamiku2 Bab 2 Wajah Itu Sangat Kubenci3 Bab 3 Kunjungan Tamu Istimewa4 Bab 4 Pengakuan Mertua Kejam5 Bab 5 Terpaksa Masuk Dalam Sandiwara6 Bab 6 Aku Akan Tetap Tegar, Ayah!7 Bab 7 Terpaksa Meminta Bantuan8 Bab 8 Berdamai dengan Nasib9 Bab 9 Mengalah Bukan Berarti Kalah 10 Bab 10 Setelah Keluar dari Rumah11 Bab 11 Melihat Diriku di Dalam Dirinya12 Bab 12 Mendadak Jadi Bos13 Bab 13 Hari Persalinan14 Bab 14 Setelah Persalinan15 Bab 15 Kehadiran Pria Asing16 Bab 16 Bukan Keluarga17 Bab 17 Setelah Dua Hari Bersama18 Bab 18 Mulai Membanding-bandingkan19 Bab 19 Terbelenggu Masa Lalu20 Bab 20 Sesuatu Yang Disembunyikan Mirna21 Bab 21 Ketakutan Mirna Yang Berlebihan22 Bab 22 Terperangkap Tipu Daya Herdian23 Bab 23 Kejutan Yang Tak Diinginkan24 Bab 24 Menjadi Semakin Jauh25 Bab 25 Hati Untuk Kemala26 Bab 26 Sikap Dingin Kemala27 Bab 27 Sikap Kasar Herdian28 Bab 28 Harapan Tak Sesuai Kenyataan29 Bab 29 Di Balik Perubahan Sikap Herdian30 Bab 30 Ketika Ada Kesempatan31 Bab 31 Kehilangan Pegangan Hidup32 Bab 32 Adonan Gosong Dalam Oven Tua33 Bab 33 Lukisan Abstrak Merah Jambu34 Bab 34 Tatapan Sepasang Mata Elang35 Bab 35 Lalu, Siapa Orangnya 36 Bab 36 Mencari Tahu Tentang Bhre Atman37 Bab 37 Kemala Mendadak Berubah38 Bab 38 Petunjuk Semesta39 Bab 39 Pelangi Pun Butuh Banyak Warna40 Bab 40 Bram Tertangkap Basah41 Bab 41  Hari Setelah Hujan42 Bab 42 Tak Pernah Ada Kesempatan Kedua43 Bab 43 Meledaknya Bom Waktu44 Bab 44 Keadaan Tak Terkendali45 Bab 45 Hari Penghakiman Herdian46 Bab 46 Mengorbankan Hubungan Darah