Pernikahan Suami di Rumah Mertua
dari suamimu?" tanya Har
itu menggeleng lirih
k Hartono, pria itu duduk di kursi kayu di ruang tamu anaknya. "Kalian berte
dihiasi sarang laba-laba. "Bahkan kamu tidak merawat rumahmu dengan baik. Ayah tahu
a mungkin dia tidak hancur, orang yang selama ini dia utamakan daripada ayahny
ta hancurkan berulang kali. Jadi mengapa kita sebagai manusia yang be
ulan Kemala hanya membuang-buang waktu meratapi kesialan yang menimpanya. Seolah waktu terhenti,
__
u?" suara seorang wanita menyap
seorang teman lamanya. Di akhir pembicaraan, tiba-tiba wanita itu menyinggung soal Herdi
ya mereka tidak punya kerabat ataupun sanak keluarga di daerah tersebut. Anehnya lagi, wanita yang tak lain merupakan teman kuliahnya
wanita itu katakan padanya sejak tadi. Tanpa menampik semua yang dikatakan teman
kalau undangan untukku sudah siap," pungkas wani
e.
sudah tiada. Sosoknya berubah menjadi wanita tangguh yang tegar. Semua berkat kalimat pedas Hartono padanya, sebu
eorang ibu rumah tangga biasa, Kemala membuat dirinya mandiri dengan membuka bisnis kecil ya
a saat ini. Dia berhasil membuang jauh-jauh pikiran tentang He
ar banyak tentang Herdian. "Iya. Aku harus pergi. Aku harus datang ke tempat itu!" secara reflek
ng pria tua yang baru
Kemala memutar badan menghadap kepada Hartono yang baru saja memasuki rumah. "Ayah su
t tinggalnya. Sesekali pria berumur enam puluh tahun itu mengunjunginya diwaktu senggang. Ibu Kemala sudah lama me
ebuah komplek perumahan yang juga masih satu kelurahan dengan rumah Hartono. Sekarang Kema
evisi di rumah." Kemala menyodorkan sebuah
lebih sering makan kue daripada nasi
tunya keluarga Kemala. "Yah..." Kemala ragu untuk mengatakannya, "eng...Kemala akan pergi ke Te
pot, ayah bisa beli d
bis bukan. Nanti sekaligus Ma
maksa, ayah juga tidak
__
Beberapa saat mencari, akhirnya dia menemukannya. Namun jika benar rumah itu yang dia tuju, mengapa terlihat sedang ada acara p
alamat?" Kemala be
ebut meskipun ada keraguan dalam hatinya. Sepertinya acara pernikahan, ad
lekat wajah pengantin pria yang ada pa
anya seorang wanita bersanggul Jawa
Kemala agar diisi. Setelah mengisi buku tamu, Kemala memasuki tenda. Dan benar saja
gin membuang energi untuk meluapkan emosinya. Dia hanya berharap untuk dapat be
ecuali Kemala. "selamat menempuh hidup baru, Mas. Semoga pernikahanmu selalu diliputi kebahagiaan." Ke
l wanita ini?" tanya wanita yan
ar tapi mendidih di bagian dalamnya. Kemala beralih kepada wanita berkebaya pengantin warna puti
itu untuk mempersingkat hukuman bagi Herdian. Semua kalimat
da kenyataannya. Mempelai wanita pun menyambut ucapan selamat dari Kemala. Air mukanya masih
na biru itu. Antara ingin menyusul Kemala dan tidak. Herdian merasa bingung. Sementara Kemala mengutuki dirinya sendiri karena dia tak punya nyali untuk
kamu akan me