icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pernikahan Suami di Rumah Mertua

Pernikahan Suami di Rumah Mertua

icon

Bab 1 Mempelai Prianya Adalah Suamiku

Jumlah Kata:1199    |    Dirilis Pada: 25/05/2023

dari suamimu?" tanya Har

itu menggeleng lirih

k Hartono, pria itu duduk di kursi kayu di ruang tamu anaknya. "Kalian berte

dihiasi sarang laba-laba. "Bahkan kamu tidak merawat rumahmu dengan baik. Ayah tahu

a mungkin dia tidak hancur, orang yang selama ini dia utamakan daripada ayahny

ta hancurkan berulang kali. Jadi mengapa kita sebagai manusia yang be

ulan Kemala hanya membuang-buang waktu meratapi kesialan yang menimpanya. Seolah waktu terhenti,

__

u?" suara seorang wanita menyap

seorang teman lamanya. Di akhir pembicaraan, tiba-tiba wanita itu menyinggung soal Herdi

ya mereka tidak punya kerabat ataupun sanak keluarga di daerah tersebut. Anehnya lagi, wanita yang tak lain merupakan teman kuliahnya

wanita itu katakan padanya sejak tadi. Tanpa menampik semua yang dikatakan teman

kalau undangan untukku sudah siap," pungkas wani

e.

sudah tiada. Sosoknya berubah menjadi wanita tangguh yang tegar. Semua berkat kalimat pedas Hartono padanya, sebu

eorang ibu rumah tangga biasa, Kemala membuat dirinya mandiri dengan membuka bisnis kecil ya

a saat ini. Dia berhasil membuang jauh-jauh pikiran tentang He

ar banyak tentang Herdian. "Iya. Aku harus pergi. Aku harus datang ke tempat itu!" secara reflek

ng pria tua yang baru

Kemala memutar badan menghadap kepada Hartono yang baru saja memasuki rumah. "Ayah su

t tinggalnya. Sesekali pria berumur enam puluh tahun itu mengunjunginya diwaktu senggang. Ibu Kemala sudah lama me

ebuah komplek perumahan yang juga masih satu kelurahan dengan rumah Hartono. Sekarang Kema

evisi di rumah." Kemala menyodorkan sebuah

lebih sering makan kue daripada nasi

tunya keluarga Kemala. "Yah..." Kemala ragu untuk mengatakannya, "eng...Kemala akan pergi ke Te

pot, ayah bisa beli d

bis bukan. Nanti sekaligus Ma

maksa, ayah juga tidak

__

Beberapa saat mencari, akhirnya dia menemukannya. Namun jika benar rumah itu yang dia tuju, mengapa terlihat sedang ada acara p

alamat?" Kemala be

ebut meskipun ada keraguan dalam hatinya. Sepertinya acara pernikahan, ad

lekat wajah pengantin pria yang ada pa

anya seorang wanita bersanggul Jawa

Kemala agar diisi. Setelah mengisi buku tamu, Kemala memasuki tenda. Dan benar saja

gin membuang energi untuk meluapkan emosinya. Dia hanya berharap untuk dapat be

ecuali Kemala. "selamat menempuh hidup baru, Mas. Semoga pernikahanmu selalu diliputi kebahagiaan." Ke

l wanita ini?" tanya wanita yan

ar tapi mendidih di bagian dalamnya. Kemala beralih kepada wanita berkebaya pengantin warna puti

itu untuk mempersingkat hukuman bagi Herdian. Semua kalimat

da kenyataannya. Mempelai wanita pun menyambut ucapan selamat dari Kemala. Air mukanya masih

na biru itu. Antara ingin menyusul Kemala dan tidak. Herdian merasa bingung. Sementara Kemala mengutuki dirinya sendiri karena dia tak punya nyali untuk

kamu akan me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mempelai Prianya Adalah Suamiku2 Bab 2 Wajah Itu Sangat Kubenci3 Bab 3 Kunjungan Tamu Istimewa4 Bab 4 Pengakuan Mertua Kejam5 Bab 5 Terpaksa Masuk Dalam Sandiwara6 Bab 6 Aku Akan Tetap Tegar, Ayah!7 Bab 7 Terpaksa Meminta Bantuan8 Bab 8 Berdamai dengan Nasib9 Bab 9 Mengalah Bukan Berarti Kalah 10 Bab 10 Setelah Keluar dari Rumah11 Bab 11 Melihat Diriku di Dalam Dirinya12 Bab 12 Mendadak Jadi Bos13 Bab 13 Hari Persalinan14 Bab 14 Setelah Persalinan15 Bab 15 Kehadiran Pria Asing16 Bab 16 Bukan Keluarga17 Bab 17 Setelah Dua Hari Bersama18 Bab 18 Mulai Membanding-bandingkan19 Bab 19 Terbelenggu Masa Lalu20 Bab 20 Sesuatu Yang Disembunyikan Mirna21 Bab 21 Ketakutan Mirna Yang Berlebihan22 Bab 22 Terperangkap Tipu Daya Herdian23 Bab 23 Kejutan Yang Tak Diinginkan24 Bab 24 Menjadi Semakin Jauh25 Bab 25 Hati Untuk Kemala26 Bab 26 Sikap Dingin Kemala27 Bab 27 Sikap Kasar Herdian28 Bab 28 Harapan Tak Sesuai Kenyataan29 Bab 29 Di Balik Perubahan Sikap Herdian30 Bab 30 Ketika Ada Kesempatan31 Bab 31 Kehilangan Pegangan Hidup32 Bab 32 Adonan Gosong Dalam Oven Tua33 Bab 33 Lukisan Abstrak Merah Jambu34 Bab 34 Tatapan Sepasang Mata Elang35 Bab 35 Lalu, Siapa Orangnya 36 Bab 36 Mencari Tahu Tentang Bhre Atman37 Bab 37 Kemala Mendadak Berubah38 Bab 38 Petunjuk Semesta39 Bab 39 Pelangi Pun Butuh Banyak Warna40 Bab 40 Bram Tertangkap Basah41 Bab 41  Hari Setelah Hujan42 Bab 42 Tak Pernah Ada Kesempatan Kedua43 Bab 43 Meledaknya Bom Waktu44 Bab 44 Keadaan Tak Terkendali45 Bab 45 Hari Penghakiman Herdian46 Bab 46 Mengorbankan Hubungan Darah