icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pernikahan Suami di Rumah Mertua

Bab 5 Terpaksa Masuk Dalam Sandiwara

Jumlah Kata:1053    |    Dirilis Pada: 25/05/2023

arinya juga!" Kemala tergagap untuk menjawab Mirna,

u pun cukup lama mencari di teras depan, barangkali terjatuh." Pernyataan Mirna se

s rumahnya? Apa saja yang dia dengar? Akh...semua gara-gara Yana yang seenaknya saja mengeluarkan kalimat itu. N

ya..." ujar Yana demi menye

an sesuatu dari saku outernya, lalu berkata, "Kak...ternyata ada di saku kardiganku." Mirna memasang

uli apakah rencana Yana dan Herdian akan berhasil atau tidak. Tetapi dia justru mencemaskan hubungannya dengan Mayan

Kemala." Mirna sambil melirik ke arah Ya

amu juga buru-buru bukan,

elamat

ain yang lebih mengejutkan pun datang. Kemala melihat seorang pria yang baru turun dari mobil sport berbicara dengan Mi

a terkejut, "bukannya kamu bilang sedang ad

aru selesai meet

ku ajak agar pulang bersamaku ternyata beliau menolak. K

soal rencana kunjungan ibunya ke rumah istri pertamanya. Dia sendiri datang ke rumah itu karena ingin meminta maaf p

enjemputnya. Aku bilang aku akan

jauh, maka dirinya pun tak lagi mempermasalahkan alasan apapun yang keluar dari mul

ntu ibunya pasti marah jika sampai mengetahui bahwa kedatangannya ke rumah Kemala untuk meminta maaf. Sejuju

nya. Ia juga tak ingin dicap sebagai anak durhaka. Seba

gkahkan kakinya masuk ke dalam

i juga?" Yana beranjak

mu Mirna di depan. Aku in

an dia bertanya pada putranya, "ka

nyata ibu gak di rumah lalu aku tanya Bik Narsih." He

keras, "apa tadi aku bilang sama

gu untuk menyapanya, "semoga usa

ala, "ayo...Ibu ada arisan lima belas menit lagi. Nanti

tapan biasa saja. Sedikitpun tak terdengar suara yang keluar dari mulu

a Yana dengan agak keras mendorong tubuh putranya agar pergi dari rumah itu. Namu

t, ibu terlamb

tersadar saat Yana menar

k dan menutup pintu rumahnya lalu menghambur ke kamar. Ia membanting tubuhnya di atas kasu

kepadanya, ternyata menjadi madunya. Kemala tahu betul ada penyesalan yang terlukis pada sorot mata

gguh membuat Kemala lelah. Seharusnya Herdian sebagai suami bisa lebih tegas. Ini bukan lagi perihal bakti seora

onsel Kemala. Seseorang sedang mengirimkan pes

mala sudah memulai mem

nan kuenya saya tunda besok. T

inya sedang kacau. Ia tidak lagi punya semangat untuk meneruskan pekerjaannya. Kema

Besok pastinya di

iknya. Kemudian mengunci semua jendela. Dalam kegundahannya, dia melangkah perlahan menyusuri jalan perumahan. Banyak yang ia pi

u Mayang, aku tidak akan ikut d

ga tertarik untuk memikirkan Mirna. Apakah benar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mempelai Prianya Adalah Suamiku2 Bab 2 Wajah Itu Sangat Kubenci3 Bab 3 Kunjungan Tamu Istimewa4 Bab 4 Pengakuan Mertua Kejam5 Bab 5 Terpaksa Masuk Dalam Sandiwara6 Bab 6 Aku Akan Tetap Tegar, Ayah!7 Bab 7 Terpaksa Meminta Bantuan8 Bab 8 Berdamai dengan Nasib9 Bab 9 Mengalah Bukan Berarti Kalah 10 Bab 10 Setelah Keluar dari Rumah11 Bab 11 Melihat Diriku di Dalam Dirinya12 Bab 12 Mendadak Jadi Bos13 Bab 13 Hari Persalinan14 Bab 14 Setelah Persalinan15 Bab 15 Kehadiran Pria Asing16 Bab 16 Bukan Keluarga17 Bab 17 Setelah Dua Hari Bersama18 Bab 18 Mulai Membanding-bandingkan19 Bab 19 Terbelenggu Masa Lalu20 Bab 20 Sesuatu Yang Disembunyikan Mirna21 Bab 21 Ketakutan Mirna Yang Berlebihan22 Bab 22 Terperangkap Tipu Daya Herdian23 Bab 23 Kejutan Yang Tak Diinginkan24 Bab 24 Menjadi Semakin Jauh25 Bab 25 Hati Untuk Kemala26 Bab 26 Sikap Dingin Kemala27 Bab 27 Sikap Kasar Herdian28 Bab 28 Harapan Tak Sesuai Kenyataan29 Bab 29 Di Balik Perubahan Sikap Herdian30 Bab 30 Ketika Ada Kesempatan31 Bab 31 Kehilangan Pegangan Hidup32 Bab 32 Adonan Gosong Dalam Oven Tua33 Bab 33 Lukisan Abstrak Merah Jambu34 Bab 34 Tatapan Sepasang Mata Elang35 Bab 35 Lalu, Siapa Orangnya 36 Bab 36 Mencari Tahu Tentang Bhre Atman37 Bab 37 Kemala Mendadak Berubah38 Bab 38 Petunjuk Semesta39 Bab 39 Pelangi Pun Butuh Banyak Warna40 Bab 40 Bram Tertangkap Basah41 Bab 41  Hari Setelah Hujan42 Bab 42 Tak Pernah Ada Kesempatan Kedua43 Bab 43 Meledaknya Bom Waktu44 Bab 44 Keadaan Tak Terkendali45 Bab 45 Hari Penghakiman Herdian46 Bab 46 Mengorbankan Hubungan Darah