Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya
h mandul, jadi benalu pula. Lagian, lelaki kan boleh beristri lebih dar
ng terdiam atas celaan dari Bu Desi. Mereka berdua mengira kalau wanita
sinyal agar sang ibu tak lagi melontarkan
nggak salah bicara?" tantang S
menyebutkan kalimat terakhirnya. "Lalu rumah ini, kemewahan ini, seluruh perabotan yang ada di sini, bukankah semuan
ik saat mendengar ucapan sang Ibu. Peluh sebe
ia itu memb
mertuanya. Dan, dengan perkataan itu membuat Shanum paham b
jadi tolong biarkan kami semua istirahat ya?" pinta
kan kedua matanya ke arah lelaki
Mereka sungguh belum tahu siapa aku. Wah! Benalu katanya? Aku ingin sekali terbahak r
Shanum dengan
ini. Bukan Arya, apalagi sang ibu mertua. Rumah ini adalah rumah peninggalan orang tuanya, jug
iba. Tampak, Bu Desi tengah memegangi dadanya demi menenangkan degup jant
ngkin tak menyangka jika istri yang selalu lemah lembut
betina yang tengah tertidur, Mas.
biarkan mereka-" Ucapan Arya terpo
yang tak terduga, Mas. Kedua, kamu tiba-tiba juga memintaku agar menerima k
?" Shanum menatapnya dengan nyalang. Lelaki tampan itu terlihat gusar, jelas tampak
poligami. Kalian menikah di belakangku saja, itu sudah sangat menyakitkan! Caramu salah, Mas! Sekarang pilihlah, aku atau istri barumu, Mas?" Shanum memberikan pilihan bagi Arya. Ia ingin melihat s
r desah dan hela napas yang saling bersahutan. Anara memegang tangan Arya erat-erat
mu pikir bisa menikmati sendirian harta Arya, hah! Tidak akan kubiarkan selama aku masih hidup!" cetus ibu mert
di hatinya. Seperti sudah mati r
nggak punya siapa-siapa! Berterimakasihlah Arya tak menceraikanmu setelah punya istri baru. Dasa
nganggap suaranya bak rad
ng kesabaran pada setiap kata-kata sang Ibu. Arya
ku. Kumohon, cukup terimalah Ibu, Lila, dan Anara di sini. Aku tak ingin berdebat dan membuat rumit permasa
endengar semua hal menyakitkan dari ib
dipanggil pun segera menatapku sang
dul?" tanya Shanum mengulang setiap cercaan dan makian Bu Desi dengan jelas. Kedua matanya menatap lekat wanita bertubuh gempal dengan perhia
kurang jelas? Kamu tuli?" sahut Bu Des
tangku pada Ibu. Yang jelas, tanyakan sendiri kebenarannya pada anakmu, Bu. Siapa yang s
ya sebaya itu tampak penasaran dengan hal yang terjadi selanjutnya. Mere
dang wajah tampan putranya, seakan-akan tengah me
ana sang benalu, menganggap pohon inangnya sebagai benalu,' desisnya dalam
*