Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya
sibuk berkutat di dapur dengan berbagai adonan kue itu pun m
minya yang terdengar tergesa. Shanum merapikan penampilann
i balik pintu. Bukan hanya suaminya saja yang di sana, melainkan ada ibu mertu
h bertanya-tanya ten
h dua lantai itu. Wanita itu menatap jijik ke arah sang menantu yang penampilannya sama sekali tak sedap dipandang. Ba
ri ibu kandungnya. Sedetik kemudian, perempuan muda itu sudah mengek
mengomeli Shanum sama seperti ibu dan adiknya barusan. "Ayo, masuk," ajaknya kemud
itu membuatnya sedikit naik pitam. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu mengem
h duduk di sofa. Ia menjadi orang terakhir yang
e Jakarta dan tinggal di sini," ucap Bu Desi. Kedua bola matanya tampak berbinar-binar mem
g tinggal di rumah Mas Arya aja. Eh, ibunya nggak
rak-gerik mereka berempat. Arya, Ibu mertua, adik ip
ah itu, dan Arya juga perempuan yang sedari tadi menundukkan
ka suara. Wanita itu menaruh kedua tangannya di perut sembari m
ntai, seakan tanpa beban, pun juga rasa bersalah telah membawa istri bar
Arya, menanti kata demi kata
Kedua matanya tengah memindai sosok asing yang duduk di samp
sah Shanum itu memperkenalkan perempuan dengan riasan tebal, dan pakaian yang aduhai seksin
sambungnya sembari menatap mesra Anara yang duduk di sa
hujan. Tiba-tiba saja dirinya dilanda kenyataan sedemikian rupa. 'Sedih, iya. Tapi hanya sedikit saja. Hatiku
maksudmu apa membawanya ke sini, M
si, Lila, dan juga perempuan muda yang baru saja dikenalkan Arya
ntarkan. Melainkan ekspresi datar dan dingi
dengan mengucapkan bermacam sumpah serapah pada m
gup. Pria itu mendadak ciut sete
! Kita akan tinggal di sini mulai sekarang!" tukas B
bunyikan senyum licik di balik wajahnya. Shanum dapat melihat
akan tinggal di sini? Di rumahku? Aku nggak salah dengar ka
kesulitan menelan ludahnya. Dia pikir Shanum akan iya-iy
a. Jadi, dia akan tinggal bersama kita. Kamu nggak keb
in gimana?" tantang Sh
dahkan wajahnya menata
enatapku seperti itu. Cih!' S
lah sinisnya kala matanya b
i aku berhak menentukannya, Sha!"
a sampah yang masuk ke rumahku yang mewah i
dan Lila tinggal di rumah yang sempit. Bukankah di sini banyak kamar yang ko
" sentak ibu mertuaku. Tatapan matanya
elihat kemarahan sang ibu mertua dan mendengarnya
l kerja keras Arya, putraku. Kamu kerjanya cuman ongkang-on
ki, katanya. Ibu mertuaku seperti belum sepenu
n ibunya. Memberi kode pada
utkan lagi." Arya tampak
nguasai harta anakku. Dasar ben
tak mengindahkan permintaan putranya untuk diam. Dia jus
s Shanum dengan mata m
*