icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 4
Satya Merasa Kesal
Jumlah Kata:568    |    Dirilis Pada: 05/05/2023

Tamara hanya menganggukkan kepala dan menjawab, "Biarkan saja. Dia hanya mengikutiku. Kurasa dia tidak akan melakukan apa pun untuk menyakitiku."

Setelah hari yang sibuk, Tamara menikmati malam yang tenang. Untuk sekian lama, ketakutan terbesarnya adalah bahwa Satya akan meninggalkannya, tetapi sekarang mereka tak lagi bersama, dia merasa lega dan menerima fakta tersebut.

Dia pikir dia tidak akan bisa tidur malam ini, tetapi dia salah. Dia langsung terlelap begitu dia berbaring di atas tempat tidur. Sepertinya hidupnya benar-benar lebih baik tanpa pria itu.

Ketika Tamara membuka matanya lagi, hari sudah pagi. Setelah mandi, dia pergi ke ruang makan dan tersenyum sambil menatap makanan di atas meja. Terlihat jelas bahwa suasana hatinya sedang baik.

Dia telah menghabiskan tiga tahun terakhir untuk beradaptasi dengan makanan kesukaan Satya karena selera makan mereka yang berbeda. Sekarang dia dapat mencintai dirinya sendiri, jadi dia bisa makan apa saja yang dia mau dan ini membuatnya begitu gembira.

Pagi ini, dia menerima panggilan telepon dari Monika. Tim hukum Grup Maulana ingin bertemu dengannya dan Monika telah mewakilinya dalam memilih lokasi untuk bertemu mereka.

Setelah sarapan, Tamara berjalan keluar.

Di luar vila, di dalam mobil, seorang pria bergumam, "Pak Satya, dia sudah keluar."

"Cepat ikuti dia."

Ekspresi Satya tampak jengkel. Dia tidak pernah mengira bahwa Tamara memiliki tempat tinggalnya sendiri. Terlebih lagi, Tamara-lah yang lebih bersemangat untuk menyelesaikan perceraian mereka. Tiba-tiba, dia merasa seakan dia tidak mengenalnya sama sekali.

Dhani sudah berada di tempat pertemuan saat Tamara tiba. Dia sedang duduk di dekat jendela. Tamara berjalan mendekatinya sambil tersenyum. "Dhani, kamu datang lebih awal."

Pria itu mendongak, kemudian alisnya terangkat karena terkejut. "Tamara?"

Tamara mengangguk, "Ya, tapi sekarang, namaku Irma."

Dhani menganga dan berbicara dengan gagap, "Tamara … kamu .…"

Dia pernah mengagumi Tamara karena prestasi akademiknya yang luar biasa. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa Tamara dan Irma adalah orang yang sama.

Tiba-tiba, sulit baginya untuk menyembunyikan ketertarikannya pada Tamara.

Kemudian, mereka berdua tidak membuang-buang waktu untuk memulai bisnis dan mendiskusikan kasus tersebut.

Sementara itu, di dalam mobil, Satya merengut lebih dalam. Dari posisinya, dia bisa melihat seorang pria sedang duduk di seberang Tamara. Dia tidak bisa melihat wajahnya, tetapi dia bisa melihat dengan jelas senyum cerah di wajah Tamara.

Satya merasa kesal, tetapi dia tidak tahu kenapa. Dia yakin Tamara benar-benar terobsesi padanya, jadi bagaimana mungkin Tamara tersenyum pada pria lain seperti itu?

Tamara tidak menyadari bahwa dia sedang diawasi dan dia terus membicarakan bisnis dengan Dhani. Setelah selesai berdiskusi, mereka memakan makanan sederhana sebelum berpisah.

Tamara lalu ingat bahwa dia sudah lama tidak berbelanja, jadi dia memutuskan untuk pergi ke mal dan berbelanja.

Pada saat dia kembali ke vila, hari sudah hampir gelap di luar. Para pelayan sudah memilah barang-barangnya selama dua hari terakhir. Ketika dia pulang, dia diberikan sebuah daftar.

Baru pada saat inilah Tamara menyadari bahwa dia telah melupakan sesuatu. Dia memegang lehernya dan kemudian matanya membelalak.

Di mana kalungnya? Ini gawat. Kalung itu tidak boleh hilang. Apa dia lupa memakainya saat dia keluar dari vila Satya?

Setelah memikirkannya, dia mendesah pasrah dan memutuskan untuk pergi ke vila Satya agar dapat mencari kalung tersebut.

Di dalam vila, Satya sedang berdiri di depan meja rias, melihat jam tangan di tangannya ketika Tamara memasuki kamar tidur.

Tamara menghentikan langkahnya karena terkejut. Selama tiga tahun pernikahan mereka, tidak sekali pun Satya masuk ke kamar tidur mereka. Akan tetapi, yang lebih mengejutkannya, Satya menatap jam tangan yang pernah dia berikan padanya dan bahkan tidak menyadari kedatangannya.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mengakhiri Pernikahan2 Bab 2 Jual Mahal3 Bab 3 Trik Apa yang Kamu Mainkan 4 Bab 4 Satya Merasa Kesal5 Bab 5 Tidak Tahu Bagaimana Menghargaimu6 Bab 6 Bukan Pria Terhormat7 Bab 7 Tidak Perlu Sombong8 Bab 8 Istri Saingan9 Bab 9 Syarat Tambahan10 Bab 10 Tidak Merasakan Hal yang Sama11 Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian12 Bab 12 Bukannya Aku yang Tidak Menginginkannya13 Bab 13 Suara yang Familier14 Bab 14 Aku Adalah Istrimu 15 Bab 15 Anda Amat Santai16 Bab 16 Mendapatkan Akta Cerai17 Bab 17 Saya Melihat Lalat18 Bab 18 Aku Jatuh Karena Ceroboh19 Bab 19 Kembali Jatuh Cinta padanya20 Bab 20 Kami Telah Bercerai21 Bab 21 Tidak Ditakdirkan untuk Bersama22 Bab 22 Pria Tua Jahat Ini Selalu Merusak Hal-hal Baik!23 Bab 23 Membuktikan Bahwa Pria Itu Salah24 Bab 24 Aku Telah Meninggalkan Pria Jahat Itu25 Bab 25 Dikalahkan oleh Seorang Wanita26 Bab 26 Pembuat Onar27 Bab 27 Selesaikan Perceraian Kita28 Bab 28 Perdebatan Sengit di Internet29 Bab 29 Jangan Jatuh ke Dalam Perangkapnya30 Bab 30 Malam-Malam Begini31 Bab 31 Pezina32 Bab 32 Wajahnya Menjadi Muram33 Bab 33 Hanya Itu 34 Bab 34 Sesuatu Pasti Telah Terjadi di Antara Mereka35 Bab 35 Apa Kamu Akan Pergi ke Pesta 36 Bab 36 Kamu Sudah Gila!37 Bab 37 Akhirnya Pesta Tiba38 Bab 38 Aku Tidak Akan Pergi dari Sisimu39 Bab 39 Mereka Hanya Mengarangnya40 Bab 40 Pertunjukan yang Bagus Dimulai!41 Bab 41 Aku Tahu Kamu Sangat Marah Sekarang42 Bab 42 Dia Sungguh Cantik43 Bab 43 Kamu Tidak Bisa Kembali Lagi44 Bab 44 Apa Ini Kejutan 45 Bab 45 Pembuat Masalah46 Bab 46 Karakter Utama Hari Ini47 Bab 47 Memanggil Saya Nona Tamara48 Bab 48 Kompensasi49 Bab 49 Sedih dan Lelah50 Bab 50 Perintah Angkuh51 Bab 51 Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu52 Bab 52 Seorang Wanita Bekas53 Bab 53 Menjepitnya ke Dinding54 Bab 54 Apa Dia Membalas Keluarga Pranata 55 Bab 55 Bebas dari Belenggu56 Bab 56 Jangan Menurunkan Dirimu ke Tingkatnya57 Bab 57 Terlalu Sombong untuk Berkompromi58 Bab 58 Dia Hanya Seekor Anjing Liar Sekarang59 Bab 59 Kuharap Ini Bukan Pria Itu Lagi60 Bab 60 Kamu Akan Segera Bertemu Irma61 Bab 61 Pergi ke Firma Hukum62 Bab 62 Aku Seharusnya Tidak Pernah Pergi63 Bab 63 Apa Aku Akan Mengalami Hal yang Sama 64 Bab 64 Kenapa Kamu Begitu Menjauhiku 65 Bab 65 Apa Aku Bilang Kamu Boleh Pergi 66 Bab 66 Betapa Menyebalkannya Dirimu67 Bab 67 Aku Akan Menjaga Tamara dengan Baik68 Bab 68 Aku Tidak Pernah Bercanda denganmu69 Bab 69 Hatiku Sudah Mati70 Bab 70 Kenapa Kamu Pikir Aku Akan Memercayaimu 71 Bab 71 Pria Ini Sedang Mempermainkannya72 Bab 72 Aku Tidak Punya Ayah73 Bab 73 Itu Salahnya Sendiri74 Bab 74 Apa yang Kamu Tahu !75 Bab 75 Kamu Tidak Perlu Meminta Maaf76 Bab 76 Siapa yang Menjebaknya 77 Bab 77 Merasa Kasihan78 Bab 78 Beraninya Kamu Mengatakan Omong Kosong Semacam Itu 79 Bab 79 Kamu Akan Menyesalinya80 Bab 80 Hanya Dia yang Boleh Bersamanya81 Bab 81 Mereka Keterlaluan!82 Bab 82 Tidak Berjalan Seperti yang Diharapkan83 Bab 83 Uang Dua Kali Lipat84 Bab 84 Dia Tidak Akan Berbelas Kasih85 Bab 85 Kita Lihat Saja di Pengadilan86 Bab 86 Bersiap-siap untuk Menyaksikan87 Bab 87 Mungkin Akan Ada Perubahan88 Bab 88 Itu Terlalu Rumit89 Bab 89 Wanita yang Menepati Janjinya90 Bab 90 Semua Milikku Akan Menjadi Milikmu91 Bab 91 Senyum yang Provokatif92 Bab 92 Kenapa Kamu Tidak Mengajukan Banding 93 Bab 93 Kesempatanku Semakin Tipis94 Bab 94 Kamu Tidak Berhak untuk Kehilangan Kesabaran95 Bab 95 Wisteria96 Bab 96 Bukan Pembalap Biasa97 Bab 97 Takdir Menyatukan Mereka98 Bab 98 Tolong Jangan Menghubungiku99 Bab 99 Dia Tidak Ingin Berurusan dengan Mereka100 Bab 100 Aku Ingin Memberi Beliau Hadiah