icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Jual Mahal
Jumlah Kata:722    |    Dirilis Pada: 05/05/2023

Di dalam kafe, Monika dan Tamara duduk saling berhadapan.

"Kamu bilang kalau aku tidak bisa menerima kasus ini. Kenapa?"

Monika mengangguk dengan menyesal, sementara Tamara mengangkat alisnya dan berkata, "Katakan padaku, ini kasus seperti apa?"

"Seperti ini .…"

Kemudian, Monika menceritakan rincian kasus. Tamara mengetuk jari-jari di atas meja dengan irama yang tetap, lalu dia berkata, "Ini lumayan menarik. Siapa kedua pihak tersebut?"

"Saya ... saya rasa Anda tidak perlu mengetahuinya."

Keraguan Monika justru membuat Tamara menjadi semakin penasaran. Akhirnya, Monika menjawabnya.

"Mereka adalah dua orang paling berpengaruh di dunia korporat dan semua orang menyadari persaingan mereka. Yah, saya rasa bisa dibilang ada banyak hal yang bergantung pada hasil dari kasus ini. Orang yang membutuhkan bantuan Anda adalah Brian Maulana, sementara lawannya adalah ...."

Monika menghela napas sebelum melanjutkan, "Lawannya adalah mantan suami Anda."

Napas Tamara sedikit tercekat.

Monika kembali mendesah dengan menyesal. "Sayang sekali karena jumlah bayaran untuk kasus ini begitu besar, tapi kita benar-benar tidak dapat menerima kasus ini."

Tamara tetap diam sambil terus mengutak-atik ponselnya. Sulit untuk menebak apa yang dia pikirkan.

Monika mengira bahwa Tamara kesal, jadi dia mencoba menghiburnya. "Jangan khawatir. Dengan ketenaran Anda, Anda bisa dengan mudah mendapatkan uang begitu Anda mulai bekerja lagi. Omong-omong, apa kalian berdua benar-benar bercerai?"

Tamara mengangguk dan menjawab, "Dia sudah keluar dari hidupku, jadi aku bisa kembali menjalani hidupku sendiri.

Monika merasa lega ketika dia melihat betapa seriusnya Tamara. "Memang sudah saatnya Anda menyadari bahwa dia tidak pantas untuk Anda. Anda sudah melakukan banyak hal untuknya, tapi dia memperlakukan Anda dengan buruk sebagai balasannya. Untung saja Anda akhirnya meninggalkannya."

Saat mereka berbicara, Tamara memperhatikan dua orang yang tampak familier berjalan ke dalam kafe. Langsung saja, raut wajahnya berubah muram.

Salah satu dari mereka adalah seorang pria. Pria itu mengenakan setelan hitam dengan kancing manset perak yang berkilau setiap kali terkena cahaya.

Di sampingnya ada seorang wanita berbaju putih. Saat dia berjalan, rambut hitamnya bergoyang dengan setiap langkahnya. Wanita itu tak lain adalah Brigitta Latif, sepupu Tamara.

Tamara mencibir di dalam hati. Begitu Satya meminta bercerai, pria itu tidak membuang waktu untuk mengajak sepupunya berkencan. Lebih parah lagi, dia bahkan bertemu mereka di sini. Betapa kecilnya dunia ini.

Monika mengernyit bingung dan mengikuti pandangan Tamara. Kemudian, wajahnya berubah muram. "Mereka sedang apa di sini?"

Suara Monika cukup lantang untuk didengar Satya. Ketika Satya berbalik dan melihat kedua wanita itu, dalam sekejap wajahnya berubah dari tenang menjadi agresif.

Tadi malam, Tamara menandatangani namanya di perjanjian perceraian tanpa menunjukkan keragu-raguan. Selain itu, wanita tersebut tidak menerima vila yang diberikannya. Satya mengira mereka tidak akan pernah bertemu lagi, tetapi di sinilah mereka. Apa dia sedang jual mahal dengannya?

Tamara menatap mata Satya, tetapi kemudian dia segera mengalihkan pandangannya. Dia menoleh pada Monika dan memintanya untuk pergi bersamanya.

Namun, tiba-tiba terdengar suara manis yang memanggil namanya. "Tamara, kamu juga di sini!"

Brigitta mendekati mereka sambil tersenyum lembut. Matanya melebar dengan kepolosan saat menatap mereka.

Tamara tertawa di dalam hati. Brigitta selalu berpura-pura sebagai gadis yang lemah lembut dan penurut, tetapi nyatanya dia tidak seperti itu. Baru-baru ini, wanita ini mengiriminya foto yang tak terhitung jumlahnya karena dia tidak sabar untuk memamerkan hubungan intimnya dengan Satya.

Tamara hanya tersenyum tipis dan berkata, "Sepupuku sayang, rupanya kamu sudah keluar dari rumah sakit. Sungguh menakjubkan kamu bisa berjalan begitu cepat setelah terbaring di tempat tidur selama tiga tahun. Kurasa ini yang mereka sebut sebagai keajaiban medis, ya?"

Tiba-tiba, orang-orang di sekitar mereka mulai melirik ke arah mereka.

Brigitta bingung untuk sesaat, tetapi dia dengan cepat menenangkan diri. Dia menoleh pada Satya dan tersenyum hangat. "Dokter bilang bahwa aku sembuh dengan cepat karena Satya merawatku dengan sangat baik selama tiga tahun terakhir."

Tatapan Tamara beralih pada Satya. "Aku tidak tahu bahwa mantan suamiku mampu menciptakan keajaiban medis. Kamu seharusnya mengejar karier di bidang kedokteran. Kamu pasti luar biasa dalam hal itu."

Setelah mendengar kata-kata Tamara, para penonton mulai saling berbisik.

"Mantan suami? Apa itu berarti wanita berbaju putih itu sebenarnya adalah wanita simpanan? Ternyata dia juga sepupu mantan istrinya."

"Ya ampun! Wanita simpanan itu bahkan berani pamer di depan mantan istrinya. Apa dia tidak tahu malu?"

Bayangan emosi melintas di wajah Satya. "Tamara, kamu telah menggangguku selama bertahun-tahun dan sekarang, kamu jual mahal denganku? Aku beri tahu ya, jangan muncul di hadapanku lagi atau kamu akan menyesal."

Menekan amarahnya, Tamara tertawa kecil. "Menyesal? Memangnya bagaimana kamu akan membuatku menyesal?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mengakhiri Pernikahan2 Bab 2 Jual Mahal3 Bab 3 Trik Apa yang Kamu Mainkan 4 Bab 4 Satya Merasa Kesal5 Bab 5 Tidak Tahu Bagaimana Menghargaimu6 Bab 6 Bukan Pria Terhormat7 Bab 7 Tidak Perlu Sombong8 Bab 8 Istri Saingan9 Bab 9 Syarat Tambahan10 Bab 10 Tidak Merasakan Hal yang Sama11 Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian12 Bab 12 Bukannya Aku yang Tidak Menginginkannya13 Bab 13 Suara yang Familier14 Bab 14 Aku Adalah Istrimu 15 Bab 15 Anda Amat Santai16 Bab 16 Mendapatkan Akta Cerai17 Bab 17 Saya Melihat Lalat18 Bab 18 Aku Jatuh Karena Ceroboh19 Bab 19 Kembali Jatuh Cinta padanya20 Bab 20 Kami Telah Bercerai21 Bab 21 Tidak Ditakdirkan untuk Bersama22 Bab 22 Pria Tua Jahat Ini Selalu Merusak Hal-hal Baik!23 Bab 23 Membuktikan Bahwa Pria Itu Salah24 Bab 24 Aku Telah Meninggalkan Pria Jahat Itu25 Bab 25 Dikalahkan oleh Seorang Wanita26 Bab 26 Pembuat Onar27 Bab 27 Selesaikan Perceraian Kita28 Bab 28 Perdebatan Sengit di Internet29 Bab 29 Jangan Jatuh ke Dalam Perangkapnya30 Bab 30 Malam-Malam Begini31 Bab 31 Pezina32 Bab 32 Wajahnya Menjadi Muram33 Bab 33 Hanya Itu 34 Bab 34 Sesuatu Pasti Telah Terjadi di Antara Mereka35 Bab 35 Apa Kamu Akan Pergi ke Pesta 36 Bab 36 Kamu Sudah Gila!37 Bab 37 Akhirnya Pesta Tiba38 Bab 38 Aku Tidak Akan Pergi dari Sisimu39 Bab 39 Mereka Hanya Mengarangnya40 Bab 40 Pertunjukan yang Bagus Dimulai!41 Bab 41 Aku Tahu Kamu Sangat Marah Sekarang42 Bab 42 Dia Sungguh Cantik43 Bab 43 Kamu Tidak Bisa Kembali Lagi44 Bab 44 Apa Ini Kejutan 45 Bab 45 Pembuat Masalah46 Bab 46 Karakter Utama Hari Ini47 Bab 47 Memanggil Saya Nona Tamara48 Bab 48 Kompensasi49 Bab 49 Sedih dan Lelah50 Bab 50 Perintah Angkuh51 Bab 51 Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu52 Bab 52 Seorang Wanita Bekas53 Bab 53 Menjepitnya ke Dinding54 Bab 54 Apa Dia Membalas Keluarga Pranata 55 Bab 55 Bebas dari Belenggu56 Bab 56 Jangan Menurunkan Dirimu ke Tingkatnya57 Bab 57 Terlalu Sombong untuk Berkompromi58 Bab 58 Dia Hanya Seekor Anjing Liar Sekarang59 Bab 59 Kuharap Ini Bukan Pria Itu Lagi60 Bab 60 Kamu Akan Segera Bertemu Irma61 Bab 61 Pergi ke Firma Hukum62 Bab 62 Aku Seharusnya Tidak Pernah Pergi63 Bab 63 Apa Aku Akan Mengalami Hal yang Sama 64 Bab 64 Kenapa Kamu Begitu Menjauhiku 65 Bab 65 Apa Aku Bilang Kamu Boleh Pergi 66 Bab 66 Betapa Menyebalkannya Dirimu67 Bab 67 Aku Akan Menjaga Tamara dengan Baik68 Bab 68 Aku Tidak Pernah Bercanda denganmu69 Bab 69 Hatiku Sudah Mati70 Bab 70 Kenapa Kamu Pikir Aku Akan Memercayaimu 71 Bab 71 Pria Ini Sedang Mempermainkannya72 Bab 72 Aku Tidak Punya Ayah73 Bab 73 Itu Salahnya Sendiri74 Bab 74 Apa yang Kamu Tahu !75 Bab 75 Kamu Tidak Perlu Meminta Maaf76 Bab 76 Siapa yang Menjebaknya 77 Bab 77 Merasa Kasihan78 Bab 78 Beraninya Kamu Mengatakan Omong Kosong Semacam Itu 79 Bab 79 Kamu Akan Menyesalinya80 Bab 80 Hanya Dia yang Boleh Bersamanya81 Bab 81 Mereka Keterlaluan!82 Bab 82 Tidak Berjalan Seperti yang Diharapkan83 Bab 83 Uang Dua Kali Lipat84 Bab 84 Dia Tidak Akan Berbelas Kasih85 Bab 85 Kita Lihat Saja di Pengadilan86 Bab 86 Bersiap-siap untuk Menyaksikan87 Bab 87 Mungkin Akan Ada Perubahan88 Bab 88 Itu Terlalu Rumit89 Bab 89 Wanita yang Menepati Janjinya90 Bab 90 Semua Milikku Akan Menjadi Milikmu91 Bab 91 Senyum yang Provokatif92 Bab 92 Kenapa Kamu Tidak Mengajukan Banding 93 Bab 93 Kesempatanku Semakin Tipis94 Bab 94 Kamu Tidak Berhak untuk Kehilangan Kesabaran95 Bab 95 Wisteria96 Bab 96 Bukan Pembalap Biasa97 Bab 97 Takdir Menyatukan Mereka98 Bab 98 Tolong Jangan Menghubungiku99 Bab 99 Dia Tidak Ingin Berurusan dengan Mereka100 Bab 100 Aku Ingin Memberi Beliau Hadiah