icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Trik Apa yang Kamu Mainkan
Jumlah Kata:706    |    Dirilis Pada: 05/05/2023

Mata Brigitta berkaca-kaca saat dia menoleh pada Satya. "Satya, tenang dulu. Tolong jangan bertengkar hanya karena aku. Kurasa ini semua hanya salah paham."

Tamara menatap Brigitta dengan penuh cemooh, benar-benar merasa muak terhadapnya. Dia tidak pernah tahu bahwa sepupunya adalah seorang aktris yang baik.

Tanpa menunggu tanggapan Satya, Tamara sudah berkata, "Dia selalu ingin menjadi istrimu. Kenapa kamu tidak menikahinya saja agar dia berhenti mengirimiku pesan-pesan menjijikkan?"

Wajah Brigitta langsung meringis. "Berapa kali aku harus memberitahumu bahwa aku tidak mencoba merusak hubungan kalian? Tidak ada apa-apa antara aku dan Satya. Dia hanya merasa berkewajiban untuk berterima kasih padaku karena aku sudah menyelamatkan nyawanya."

Dengan rasa jijik di matanya, Satya menatap Tamara sebelum beralih pada Brigitta. "Kamu tidak perlu menjelaskan itu semua padanya. Ayo kita pergi."

Ketika Satya dan Brigitta hendak pergi, Tamara kembali angkat bicara, "Mari kita dapatkan akta cerai sekarang agar hubungan ini berakhir selamanya."

Brigitta mengepalkan tangannya saat mendengar itu. Satya mengatakan bahwa dia dan Tamara telah bercerai, tetapi ternyata mereka belum memiliki dokumen resmi untuk membuktikannya.

Setelah beberapa saat, Brigitta berkata, "Dengar ya, Tamara. Jika kamu ingin agar aku berhenti menghubungi Satya, aku akan melakukannya, oke?"

Brigitta tampak seolah-olah dia hampir menangis, kemudian dia berbalik. "Maafkan aku, Satya. Kalian berdua bertengkar karena aku. Aku akan pergi sekarang. Kamu harus tetap di sini dan berbaikan dengan Tamara."

Setelah itu, dia berjalan keluar dari kafe.

"Aku tidak sempat sekarang. Kita bisa mendapatkannya di lain waktu. Asistenku akan menghubungimu, jadi bersiaplah," ucap Satya sambil memelototi Tamara. Kemudian, dia mengejar Brigitta.

Monika menatap sosok Satya yang menghilang, seakan dia tidak percaya apa yang baru saja disaksikannya. Lalu, dia mendesis, "Bos! Anda membuat pilihan yang tepat untuk menceraikannya. Pria seperti itu sama sekali tidak pantas untuk Anda."

Dia tidak percaya bahwa Irma yang terkenal telah diremehkan di hadapannya. Monika tidak berhak untuk ikut campur dalam kehidupan pribadi Tamara, tetapi dia ingin menghajar Brigitta sampai babak belur. Wanita itu sangat pandai berpura-pura tidak bersalah dan ini cukup menyebalkan.

"Monika, kamu bilang kalau Satya kalah dalam kasus ini, dia akan kehilangan dua puluh triliun rupiah. Apa benar?"

Monika menoleh pada Tamara dengan bingung dan menjawab, "Iya benar, kenapa Anda bertanya?"

Tamara, yang sedang melihat ke luar jendela dengan ekspresi tenang, menginstruksikan, "Hubungi Brian dan bersiaplah untuk bekerja."

Monika menutup mulutnya karena terkejut, lalu berkata, "Astaga, apa Anda berencana untuk membalas Satya?"

Tamara tersenyum tipis dan menjawab, "Bukan seperti itu. Hanya saja, menurutku kasus ini menarik."

Dia memang selalu menyukai kasus yang menantang.

Lagi pula, dia tidak berkewajiban untuk berbaik hati pada Satya karena mereka sudah tidak bersama.

Monika masih tidak percaya. "Saya tidak mengerti. Kenapa Anda mau membantu Brian? Anda mencintai Satya. Anda telah melakukan banyak hal untuknya ...."

Tamara memotong Monika sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya. "Itu semua sudah berlalu. Sebentar lagi, kami akan berpisah secara hukum."

"Apa Anda benar-benar berniat menceraikannya?"

"Ya, sebenarnya aku sudah melakukannya. Kami hanya harus menyelesaikan sisanya. Pokoknya, sekarang aku sudah menerima kasus ini. Tenang saja, aku akan mencurahkan perhatian penuhku pada kasus ini," tegas Tamara.

Monika yakin Tamara akan melakukan itu, jadi dia mengangguk. Kemudian, dia teringat sesuatu. "Anda tidak mungkin mengikuti persidangan dari jarak jauh karena Brian bersikeras agar dia langsung bertemu Irma. Tapi, jika dia mengetahui bahwa Satya adalah suami Anda, dia mungkin tidak akan memercayai Anda .…"

"Jangan khawatir, aku akan menghadapinya."

Monika mengangguk puas dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, saya akan mengurus sisanya. Omong-omong, Anda pernah bertemu dengan kepala Departemen Hukum perusahaan Brian sebelumnya, jadi saya rasa Anda tidak akan kesulitan berbicara dengannya. Dia adalah Dhani Guntara, senior Anda."

Monika senang karena Tamara akhirnya sadar. Dia tersenyum dan merangkul lengannya dengan gembira.

"Bos, Anda harus datang ke tempat saya. Saya akan memasak untuk Anda. Anda sudah meninggalkan pria itu, jadi kita harus merayakannya."

Kedua wanita itu tersenyum dan berjalan keluar dari kafe. Tidak jauh dari bangunan itu, di dalam mobil, Satya memperhatikan mereka dengan kilatan dingin di matanya.

Dia pun bertanya-tanya di dalam hati, 'Tamara, trik apa yang sedang kamu mainkan?'

Tamara pergi ke rumah Monika untuk makan malam. Kemudian, mereka menghabiskan malam hari untuk mendiskusikan kasus tersebut sebelum dia pulang.

Begitu dia tiba di vilanya, dia disambut oleh seorang pelayan. "Selamat datang kembali, Nona Tamara. Kami baru saja memeriksa kamera pengawas. Sepertinya seseorang telah mengikuti Anda ke sini."

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mengakhiri Pernikahan2 Bab 2 Jual Mahal3 Bab 3 Trik Apa yang Kamu Mainkan 4 Bab 4 Satya Merasa Kesal5 Bab 5 Tidak Tahu Bagaimana Menghargaimu6 Bab 6 Bukan Pria Terhormat7 Bab 7 Tidak Perlu Sombong8 Bab 8 Istri Saingan9 Bab 9 Syarat Tambahan10 Bab 10 Tidak Merasakan Hal yang Sama11 Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian12 Bab 12 Bukannya Aku yang Tidak Menginginkannya13 Bab 13 Suara yang Familier14 Bab 14 Aku Adalah Istrimu 15 Bab 15 Anda Amat Santai16 Bab 16 Mendapatkan Akta Cerai17 Bab 17 Saya Melihat Lalat18 Bab 18 Aku Jatuh Karena Ceroboh19 Bab 19 Kembali Jatuh Cinta padanya20 Bab 20 Kami Telah Bercerai21 Bab 21 Tidak Ditakdirkan untuk Bersama22 Bab 22 Pria Tua Jahat Ini Selalu Merusak Hal-hal Baik!23 Bab 23 Membuktikan Bahwa Pria Itu Salah24 Bab 24 Aku Telah Meninggalkan Pria Jahat Itu25 Bab 25 Dikalahkan oleh Seorang Wanita26 Bab 26 Pembuat Onar27 Bab 27 Selesaikan Perceraian Kita28 Bab 28 Perdebatan Sengit di Internet29 Bab 29 Jangan Jatuh ke Dalam Perangkapnya30 Bab 30 Malam-Malam Begini31 Bab 31 Pezina32 Bab 32 Wajahnya Menjadi Muram33 Bab 33 Hanya Itu 34 Bab 34 Sesuatu Pasti Telah Terjadi di Antara Mereka35 Bab 35 Apa Kamu Akan Pergi ke Pesta 36 Bab 36 Kamu Sudah Gila!37 Bab 37 Akhirnya Pesta Tiba38 Bab 38 Aku Tidak Akan Pergi dari Sisimu39 Bab 39 Mereka Hanya Mengarangnya40 Bab 40 Pertunjukan yang Bagus Dimulai!41 Bab 41 Aku Tahu Kamu Sangat Marah Sekarang42 Bab 42 Dia Sungguh Cantik43 Bab 43 Kamu Tidak Bisa Kembali Lagi44 Bab 44 Apa Ini Kejutan 45 Bab 45 Pembuat Masalah46 Bab 46 Karakter Utama Hari Ini47 Bab 47 Memanggil Saya Nona Tamara48 Bab 48 Kompensasi49 Bab 49 Sedih dan Lelah50 Bab 50 Perintah Angkuh51 Bab 51 Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu52 Bab 52 Seorang Wanita Bekas53 Bab 53 Menjepitnya ke Dinding54 Bab 54 Apa Dia Membalas Keluarga Pranata 55 Bab 55 Bebas dari Belenggu56 Bab 56 Jangan Menurunkan Dirimu ke Tingkatnya57 Bab 57 Terlalu Sombong untuk Berkompromi58 Bab 58 Dia Hanya Seekor Anjing Liar Sekarang59 Bab 59 Kuharap Ini Bukan Pria Itu Lagi60 Bab 60 Kamu Akan Segera Bertemu Irma61 Bab 61 Pergi ke Firma Hukum62 Bab 62 Aku Seharusnya Tidak Pernah Pergi63 Bab 63 Apa Aku Akan Mengalami Hal yang Sama 64 Bab 64 Kenapa Kamu Begitu Menjauhiku 65 Bab 65 Apa Aku Bilang Kamu Boleh Pergi 66 Bab 66 Betapa Menyebalkannya Dirimu67 Bab 67 Aku Akan Menjaga Tamara dengan Baik68 Bab 68 Aku Tidak Pernah Bercanda denganmu69 Bab 69 Hatiku Sudah Mati70 Bab 70 Kenapa Kamu Pikir Aku Akan Memercayaimu 71 Bab 71 Pria Ini Sedang Mempermainkannya72 Bab 72 Aku Tidak Punya Ayah73 Bab 73 Itu Salahnya Sendiri74 Bab 74 Apa yang Kamu Tahu !75 Bab 75 Kamu Tidak Perlu Meminta Maaf76 Bab 76 Siapa yang Menjebaknya 77 Bab 77 Merasa Kasihan78 Bab 78 Beraninya Kamu Mengatakan Omong Kosong Semacam Itu 79 Bab 79 Kamu Akan Menyesalinya80 Bab 80 Hanya Dia yang Boleh Bersamanya81 Bab 81 Mereka Keterlaluan!82 Bab 82 Tidak Berjalan Seperti yang Diharapkan83 Bab 83 Uang Dua Kali Lipat84 Bab 84 Dia Tidak Akan Berbelas Kasih85 Bab 85 Kita Lihat Saja di Pengadilan86 Bab 86 Bersiap-siap untuk Menyaksikan87 Bab 87 Mungkin Akan Ada Perubahan88 Bab 88 Itu Terlalu Rumit89 Bab 89 Wanita yang Menepati Janjinya90 Bab 90 Semua Milikku Akan Menjadi Milikmu91 Bab 91 Senyum yang Provokatif92 Bab 92 Kenapa Kamu Tidak Mengajukan Banding 93 Bab 93 Kesempatanku Semakin Tipis94 Bab 94 Kamu Tidak Berhak untuk Kehilangan Kesabaran95 Bab 95 Wisteria96 Bab 96 Bukan Pembalap Biasa97 Bab 97 Takdir Menyatukan Mereka98 Bab 98 Tolong Jangan Menghubungiku99 Bab 99 Dia Tidak Ingin Berurusan dengan Mereka100 Bab 100 Aku Ingin Memberi Beliau Hadiah