icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 5
Tidak Tahu Bagaimana Menghargaimu
Jumlah Kata:634    |    Dirilis Pada: 05/05/2023

Jika Tamara tidak salah, dia ingat bahwa Satya melempar jam tangan itu ke lantai karena tidak menyukainya. Saat itu, Tamara mencoba memasang kembali jam tangan itu menggunakan lem. Meskipun jam tangan itu tidak berfungsi lagi, dia ragu untuk membuangnya.

Ketika Satya merasakan tatapan Tamara padanya, dia berbalik untuk melilhat Tamara yang dingin dan tak peduli. Dia merengut dan melempar jam tangan itu ke atas meja rias.

"Kenapa kamu meninggalkan sampah ini di sini? Memang kamu pikir rumahku ini apa? Tempat sampah?"

Tamara hanya mengangkat bahu dan menjawab, "Jika kamu mau, buang saja jam tangan itu." Kemudian, dia berjalan melewati Satya untuk mencari kalungnya.

Mata Satya terbelalak kaget. Dia mengira jam tangan itu penting bagi Tamara, jadi kenapa Tamara setuju begitu saja untuk membuangnya?

Sepertinya kecurigaannya memang benar. Tamara benar-benar berubah. Jika tidak, wanita ini tidak akan berkencan dengan pria lain.

Wajahnya berkerut marah dan dia berseru, "Tamara! Kamu langsung setuju untuk bercerai denganku karena kamu sudah menemukan pasangan baru. Apa aku benar?"

Sekali lagi, Tamara hanya mengangkat bahu dan menjawab, "Jika itu yang kamu pikirkan, terserah saja."

Setelah mengatakan itu, Tamara segera pergi ke meja rias, membuka laci dan mengeluarkan sebuah kotak kalung. Meskipun dia dan Satya berjarak dekat, dia terus mengabaikannya. Sekarang dia telah menemukan apa yang dia cari, jadi dia berbalik untuk pergi.

Akan tetapi, Satya tiba-tiba meraih pergelangan tangannya, tampak marah. "Beraninya kamu kembali ke sini dan pergi sesukamu?"

Tamara mencoba menarik lengannya, tetapi tidak berhasil. Dia menatapnya dengan kesal dan berkata melalui gigi yang terkatup, "Apa-apaan ini?"

Kenapa pria ini tiba-tiba begitu tidak masuk akal? Sikapnya tidak berubah-ubah seperti ini sebelumnya.

Satya mempererat cengkeramannya dan berkata, "Nenek ingin bertemu denganmu, jadi kamu akan pulang bersamaku malam ini."

Tamara mengerutkan kening dan menatapnya seolah-olah sedang menatap orang yang kurang pintar. "Apa kamu salah minum obat? Tidak, aku tidak mau! Ajak saja Brigitta bersamamu!"

Amarah Satya bertambah karena penolakan Tamara yang terang-terangan. "Apa kamu tidak mendengarku? Aku bilang Nenek ingin bertemu denganmu! Jika bukan karena beliau, tentu saja aku tidak ingin berduaan denganmu."

Tamara mencibir dan berkata, "Sebelumnya setiap kali Nenek memintaku untuk mengunjunginya, kamu selalu mencari alasan agar kami tidak bertemu. Kenapa kamu tidak mencari alasan saja daripada memaksaku untuk ikut denganmu?"

"Apa kamu lupa semua yang telah Nenek lakukan untukmu?"

Tamara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Selama tiga tahun terakhir, Nenek adalah satu-satunya anggota Keluarga Pranata yang baik dan peduli dengannya. Itu karena Nenek kasihan padanya, yang harus menghadapi sikap acuh tak acuh Satya setiap hari.

Nenek memperlakukannya seolah-olah dia adalah cucu kandungnya. Itulah sebabnya Tamara tidak bisa menolak ketika menyangkut Nenek.

"Tamara, apa kamu akan mengabaikan permintaannya? Aku tidak tahu bahwa kamu begitu tidak berperasaan. Apa menurutmu beliau tak lagi berguna untukmu sekarang? Itukah sebabnya kamu mengabaikannya?"

"Aku bukan orang seperti itu!" bentak Tamara.

Satya mendengus, lalu berkata, "Kalau begitu, ikut aku."

Tamara merasa bertentangan saat dia naik ke mobil Satya. Dia tahu bahwa Nenek selalu mencemaskan pernikahan mereka.

Dia mendesah karena frustasi dan menutup matanya. Seandainya saja dia tidak bersikeras untuk menikah ....

Di rumah Keluarga Pranata, begitu mereka memasuki ruang tamu, terdengar suara antusias menyambut mereka. "Ah, cucu menantu perempuanku yang cantik sudah datang! Tamara, sini, duduk di sebelahku! Aku sudah menantikanmu. Aku sangat senang akhirnya kamu ada di sini."

Bulu mata Tamara bergetar saat dia memaksa dirinya untuk tersenyum. "Nenek, maafkan aku. Aku .…"

Aryani Patrisius menepuk punggung tangannya. Bibir wanita tua itu tersenyum ramah ketika dia berkata, "Kamu tidak perlu memberitahuku. Aku tahu segalanya."

Mata Tamara melebar dan dia menatap Aryani dengan bingung. "Nenek ... Nenek tahu segalanya?"

Akan tetapi, jika Aryani benar-benar tahu tentang perceraian mereka, dia tidak akan begitu tenang saat berbicara dengannya. Satya juga tampak kaget saat menatap neneknya.

Aryani meliriknya sebelum kembali menatap Tamara dan berkata, "Dengar ya, tidak mungkin pengantin yang kupilih untuknya bukan yang terbaik. Dialah yang tidak tahu bagaimana menghargaimu!"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mengakhiri Pernikahan2 Bab 2 Jual Mahal3 Bab 3 Trik Apa yang Kamu Mainkan 4 Bab 4 Satya Merasa Kesal5 Bab 5 Tidak Tahu Bagaimana Menghargaimu6 Bab 6 Bukan Pria Terhormat7 Bab 7 Tidak Perlu Sombong8 Bab 8 Istri Saingan9 Bab 9 Syarat Tambahan10 Bab 10 Tidak Merasakan Hal yang Sama11 Bab 11 Menjadi Pusat Perhatian12 Bab 12 Bukannya Aku yang Tidak Menginginkannya13 Bab 13 Suara yang Familier14 Bab 14 Aku Adalah Istrimu 15 Bab 15 Anda Amat Santai16 Bab 16 Mendapatkan Akta Cerai17 Bab 17 Saya Melihat Lalat18 Bab 18 Aku Jatuh Karena Ceroboh19 Bab 19 Kembali Jatuh Cinta padanya20 Bab 20 Kami Telah Bercerai21 Bab 21 Tidak Ditakdirkan untuk Bersama22 Bab 22 Pria Tua Jahat Ini Selalu Merusak Hal-hal Baik!23 Bab 23 Membuktikan Bahwa Pria Itu Salah24 Bab 24 Aku Telah Meninggalkan Pria Jahat Itu25 Bab 25 Dikalahkan oleh Seorang Wanita26 Bab 26 Pembuat Onar27 Bab 27 Selesaikan Perceraian Kita28 Bab 28 Perdebatan Sengit di Internet29 Bab 29 Jangan Jatuh ke Dalam Perangkapnya30 Bab 30 Malam-Malam Begini31 Bab 31 Pezina32 Bab 32 Wajahnya Menjadi Muram33 Bab 33 Hanya Itu 34 Bab 34 Sesuatu Pasti Telah Terjadi di Antara Mereka35 Bab 35 Apa Kamu Akan Pergi ke Pesta 36 Bab 36 Kamu Sudah Gila!37 Bab 37 Akhirnya Pesta Tiba38 Bab 38 Aku Tidak Akan Pergi dari Sisimu39 Bab 39 Mereka Hanya Mengarangnya40 Bab 40 Pertunjukan yang Bagus Dimulai!41 Bab 41 Aku Tahu Kamu Sangat Marah Sekarang42 Bab 42 Dia Sungguh Cantik43 Bab 43 Kamu Tidak Bisa Kembali Lagi44 Bab 44 Apa Ini Kejutan 45 Bab 45 Pembuat Masalah46 Bab 46 Karakter Utama Hari Ini47 Bab 47 Memanggil Saya Nona Tamara48 Bab 48 Kompensasi49 Bab 49 Sedih dan Lelah50 Bab 50 Perintah Angkuh51 Bab 51 Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu52 Bab 52 Seorang Wanita Bekas53 Bab 53 Menjepitnya ke Dinding54 Bab 54 Apa Dia Membalas Keluarga Pranata 55 Bab 55 Bebas dari Belenggu56 Bab 56 Jangan Menurunkan Dirimu ke Tingkatnya57 Bab 57 Terlalu Sombong untuk Berkompromi58 Bab 58 Dia Hanya Seekor Anjing Liar Sekarang59 Bab 59 Kuharap Ini Bukan Pria Itu Lagi60 Bab 60 Kamu Akan Segera Bertemu Irma61 Bab 61 Pergi ke Firma Hukum62 Bab 62 Aku Seharusnya Tidak Pernah Pergi63 Bab 63 Apa Aku Akan Mengalami Hal yang Sama 64 Bab 64 Kenapa Kamu Begitu Menjauhiku 65 Bab 65 Apa Aku Bilang Kamu Boleh Pergi 66 Bab 66 Betapa Menyebalkannya Dirimu67 Bab 67 Aku Akan Menjaga Tamara dengan Baik68 Bab 68 Aku Tidak Pernah Bercanda denganmu69 Bab 69 Hatiku Sudah Mati70 Bab 70 Kenapa Kamu Pikir Aku Akan Memercayaimu 71 Bab 71 Pria Ini Sedang Mempermainkannya72 Bab 72 Aku Tidak Punya Ayah73 Bab 73 Itu Salahnya Sendiri74 Bab 74 Apa yang Kamu Tahu !75 Bab 75 Kamu Tidak Perlu Meminta Maaf76 Bab 76 Siapa yang Menjebaknya 77 Bab 77 Merasa Kasihan78 Bab 78 Beraninya Kamu Mengatakan Omong Kosong Semacam Itu 79 Bab 79 Kamu Akan Menyesalinya80 Bab 80 Hanya Dia yang Boleh Bersamanya81 Bab 81 Mereka Keterlaluan!82 Bab 82 Tidak Berjalan Seperti yang Diharapkan83 Bab 83 Uang Dua Kali Lipat84 Bab 84 Dia Tidak Akan Berbelas Kasih85 Bab 85 Kita Lihat Saja di Pengadilan86 Bab 86 Bersiap-siap untuk Menyaksikan87 Bab 87 Mungkin Akan Ada Perubahan88 Bab 88 Itu Terlalu Rumit89 Bab 89 Wanita yang Menepati Janjinya90 Bab 90 Semua Milikku Akan Menjadi Milikmu91 Bab 91 Senyum yang Provokatif92 Bab 92 Kenapa Kamu Tidak Mengajukan Banding 93 Bab 93 Kesempatanku Semakin Tipis94 Bab 94 Kamu Tidak Berhak untuk Kehilangan Kesabaran95 Bab 95 Wisteria96 Bab 96 Bukan Pembalap Biasa97 Bab 97 Takdir Menyatukan Mereka98 Bab 98 Tolong Jangan Menghubungiku99 Bab 99 Dia Tidak Ingin Berurusan dengan Mereka100 Bab 100 Aku Ingin Memberi Beliau Hadiah