Cinta Sang Majikan
ruangan itu. Gavin sendiri sejak tadi belum turun sama sekali. berulang kali Eveline m
nunggu Gavi
, dia menganggukkan kepala. Bibirnya pun mengulas senyum manis dengan wajah
a saja. Sekalian kamu bantu dia berpakaian. Belaja
menyahut, "Tidak perlu, Tante. Aku tunggu dia di sini saja. lag
memilih calon menantu, Eveline. Kamu memang wanita baik dan tante rasa hanya
sering memasuki kamar Gavin. Bahkan, pagi ini, wanita itu sudah hampir masuk ke kamar Gavin dan melakukan apa yang
Amber. Dia yakin, wnaita itu yang menggoda Gavin. Hingga tidak beberapa lama kemudian, langkah kaki terdengar jelas. Eveline yang mendengarnya mengalih
," sapa Gavin ketika
Gavin," sahut Kala
ar kedua pelayan yang masih berdiri tidak jauh darinya maju dan menyiapkan makanan. Di sana, ada Amber yang ik
Dia bahkan sudah memasang raut wajah sinis dan sesekali menatap ke arah Amber berada. Emosinya semakin meni
merah, Amber?" tanya
. sebelah tangannya menyentuh ke arah yang sejak tadi ditatap Eveline dan mengulas senyum
ne menaikkan sebelah alis dan
a menatap ke arah Eveline yang memandangnya begitu rendah. Jujur, Amber cukup marah dengan pertanyaa
a menarik kedua sudut bibir, membentuk senyum lebar dan menggelengkan kepala. "Saya mengatakan yang
ih terus mencecar Amber dan
kan perdebatan
rut dan menutup mulut rapat. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Sedangka
kerjaan kamu, Amber," ucap
ada di sana hanya diam dengan rahang yang semakin mengeras dan kedua tangan mengepal. Sebelah tangannya
*
dengan teman-temannya dan Eveline yang mengekor kemana saja Kala itu pergi. Sedangkan sekarang, Amber yang sudah meng
, termasuk Mega yang berbelanja ke pasar. Sedangkan Amber, dia hanya membersihkan dapur dan menyiapka
pukul sembilan pagi, membuatnya membuang napas
nan untuknya yang disisihkan Mega. Hingga Amber yang sudah sampai di meja makan berhenti dan membuka pen
dengan raut wajah berpikir. Dia mengingat kembali dan dia yakin jika sudah
dah dimakan, itu tidak masalah sama sekali. Hanya saja, dia merasa lapar karena sejak kemarin belum menyantap apa pun. Cacing di perutnya pun sudah
ya Lily dengan r
t makanan di si
menunjukkan piring kosong di depan Amber,
cing di jalanan," jawab Lily dengan t
nar-benar tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Lily. Sedangkan wanita itu, dia hanya dia
asar dan menundukkan kepala. "Terus, sekarang
pun tersenyum puas. Dia membalik tubuh dan kembali mel