Cinta Sang Majikan
tnya itu. Wanita yang akan dijodohkan dengan putranya benar-benar terlihat lucu dan membuatnya ingin sekali t
gung kursi. "Tante, aku takut kalau Gavin memang menyukai Amber," keluh Eveline kembali. B
ya. Dia menatap ke arah Eveline dan menaikkan sebelah bibir. "Kamu pikir a
menggunakan kekuasaan untuk mempertahankan Amber membuatnya penasaran. Apa yang menarik dari wanita itu? Biasanya Gavin tidak pernah menerima pekerj
Gavin. Kamu tahu? Gavin memiliki standar yang begitu tinggi kalau masalah wanita. Itu sebabnya tante
eperti angin segar untuknya. Perasaannya juga sedikit tenang karena mendapat duk
ante akan dukung kamu. Tante gak mau punya menantu seperti Am
emeluk Kala erat. "Terima kasih, Tante. Tan
ne. "Sudah, lebih baik kita lanjutkan melihat tasn
r Gavin. Aku rasa aku mulai merindukannya," kata
anggukkan kepala, memberikan izin untuk Eveline. Eveline yang meliha
aimanapun ini adalah pertama kali dia melakukan tugas, membuat Amber sedikit was-was. Dia takut kalau akan membuat kesalahan yang memancing emos
intu di depannya. Dia menunggu seseorang di dalam ruangan itu memberikan di
"Ma
i membukanya dan melangkah pelan. Sebisa mungkin, dia tidak menimbulkan suara sama sekali.
ranjang besar dengan dua nakas di setiap sisi. Terdapat televisi besar yang tepat menghadap ke arah ranjang. Kamar mandi yang terbuat da
i kapan kamu
di sebelah jendela kamar. Melihat pria itu hanya menggunakan handuk dan membiarkan bagian atasnya terbuka membuat Amber kembali terdiam. Dia benar-benar
iran kotornya. Dengan tenang, dia melangkahkan kaki ke arah sofa. Dia tidak ingin membuat pria itu menunggu lebih
, Tuan," uca
eraih gelas itu dan menyeruput pelan. Sejenak, dia terdiam deng
membuatnya?"
emas karena pertanyaan itu. Dia benar-benar takut j
k," puj
gucapkan terima kasih. Amber pun meminta izin keluar. Dengan semangat, dia memutar tubuh dan siap
i ini kepalanya akan mengenai meja di belakangnya. Dia bahkan sudah memejamkan mata, siap menerima rasa sak
bersitatap dengan manik mata milik Gavin. Detak jantungnya bahkan langsung berhenti berdetak saat melihat pria itu menatapnya tajam. Tubuhnya
n pemandangan di depannya. Rahangnya mengeras, dengan kedua tanga
embuat Amber yang sempat melamun pun tersentak kaget. Namun, sata sudah
arah Eveline. Dia benar-benar terkejut dengan apa yang akan dilakukan
an! Kamu mencoba mera
Evel
memang tidak membentaknya, tetapi suara penuh penekanan itu sudah membuat Eveli
n pekerjaan kamu," ucap Gavin
langkah keluar pun menatap lekat. Aku akan