icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Derai Kasih Syafana

Derai Kasih Syafana

Penulis: maulida
icon

Bab 1 Pukulan Keras

Jumlah Kata:1036    |    Dirilis Pada: 23/02/2023

suatu perusahaan ternama di ibukota Jakarta. Usianya kini sud

buah mahligai rumah tangga. Syafana terbilang terlambat dan tidak pintar jika menilik

aat usianya menginjak 30 tahun, tiba-tiba ia berubah pikiran. Karena Syafana

tu. Rasa kecewa bercampur malu pun selalu menyelimuti hari-hari Syafana. Betapa tidak? Ayah tiriny

bernama Lukman. Dari dulu Lukman memang menyukainya tetapi baru kali ini ia sadar kalau Lukman lah orang yang selama ini S

memiliki 3 orang anak. Bak tersambar petir di siang bolong sontak mendiang Mama Syafana tidak menyetujui dan batal

anan sehari-hari. Tetapi jika masalah menafkahi dirinya dan Jovi, ayah tirinya terbilang tidak pernah telat memberi mere

sahabatnya yang bernama Arman Alatas. Seorang laki-laki muda berusia 28 tahun

Ia merasa laki-laki itu bisa jadi pendamping yang baik untuk masa depannya. Karena menika

Semoga saja rencana pernikahan ketiga ini tidak meles

Jam menunjukkan tepat pukul 06.00 pagi. Gadis cantik yang selalu memaka

derap langkah kaki dan suara lantang

dimana kau?" Ayah tirinya menggerutu

sih sembab, mencoba membuka perlahan pupil matanya. Mata sipitnya sayu karena memang kurang tidur. Syafan

fana yang keluar dari dalam kamarnya. Ia melihat sang ayah tiri

fana menyahut sambil keluar dari kamarn

a sarapan untukku? Perutku lapar mau makan!" Ayah tiri m

sih? Sebentar, aku akan membeli makana

mu malah enak-enakan tidur! Makanya jodohmu jauh!" Ayah tirinya mem

an banyak pekerjaan, jadi wajarlah

ul tubuh Syafana. Pukulan keras tersebut tepat mendarat d

h!" Syafana men

di bagian belakang pinggangnya. Betapa tidak? Pukulan keras

menangis?"

Syafana. Ia memiliki sifat yang tempramental, dan suka sekali memukul Syafana bila g

denganmu, Ayah! Aku ingin per

yang terus melotot di depan nya. Lantas, justru Arkan tertawa

nganmu? Dasar perawan tua!" Arkan membentak dengan nada tinggi. M

umah ini. Setelah kepergian mama, semua seakan berubah, Ayah dengan seenaknya men

ah sekarang! Angkat kakimu dari

r lagi ia akan menikah. Sangat tidak mungkin dia akan angkat kaki sekarang. Mau tidak mau

dak tau diuntung! Kau sama seperti mamamu!" Arkan t

eski itu menyangkut pautkan mendiang sang mama, Syafana mencoba tegar. Biarla

bil vas bunga itu lalu mengayunkannya ke arah Syafana. Ia mengambil ancang-

unga itu tepat ke arah tubuhnya, Syafana pun re

ana! Jangan lari

, Ayah! Kumohon jangan lempar vas itu padaku!" Syafana pun tak kal

alang nas

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka