Terpikat oleh Cintanya yang Mendalam
Penulis:RADHA BUCCIO
GenreModern
Terpikat oleh Cintanya yang Mendalam
Lasro tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, dia mengusap kedua matanya dan melihat ke dalam restoran sekali lagi.
Itu memang Jasper, kepala Keluarga Bagaskara.
Akan tetapi, siapa wanita yang duduk di seberangnya?
Keingintahuan Lasro terusik dan dia menjadi bersemangat.
Apa Jasper mengejarnya?
Saat Natalia akhirnya merasa kenyang, dia menyadari bahwa Jasper tidak makan banyak. Dia merasa sedikit malu dan bertanya, "Apa kamu tidak suka makanannya?"
Jasper menggelengkan kepalanya dan mengedipkan mata padanya. "Semalam aku makan terlalu kenyang."
Awalnya, Natalia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Jasper, tetapi saat dia mengerti, wajahnya langsung berubah semerah tomat.
Dia ingin menggali lubang di tanah dan mengubur dirinya sendiri di dalamnya. "Tadi malam, apa kita ...?"
Jasper sengaja menggodanya. "Ya, kita melakukannya."
Natalia merasa terlalu malu untuk bertanya lebih rinci. "Aku minta maaf. Aku terlalu mabuk sehingga aku tidak ingat apa yang terjadi."
Menyadari bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang bodoh, Natalia memukul keningnya dengan telapak tangannya dan memaksa dirinya untuk tetap tenang. Saat dia hendak berbicara lagi, seorang pria tak dikenal datang.
"Jasper?" Lasro menyapa dengan hati-hati.
Bagaimana dia bisa pergi begitu saja saat melihat Jasper bersama dengan seorang wanita?
Jika teman-temannya tahu, mereka semua pasti akan terkejut!
Jasper melirik Lasro dan tidak mengatakan apa-apa. Natalia memecah kesunyian yang canggung dan bertanya, "Temanmu?"
"Aku tidak begitu mengenalnya." Nada suara Jasper penuh dengan rasa jijik. Saat berbicara, dia diam-diam menatap Lasro dengan penuh arti sambil mengisyaratkannya untuk tidak berbicara terlalu banyak.
Mata Lasro melebar saat mendengar ini.
Mereka telah bersahabat selama lebih dari satu dekade sekarang, tetapi Jasper mengatakan bahwa mereka tidak mengenal satu sama lain!
Namun, Lasro memutuskan untuk membiarkannya. Karena Jasper sedang berkencan dengan seorang wanita cantik, dia pikir akan lebih baik untuk bekerja sama.
"Ya, kami bukan teman baik atau apa pun. Kami hanya kenalan." Lasro menatap Natalia dari atas ke bawah dan memperkenalkan dirinya. "Namaku Lasro Hasanuddin. Senang berkenalan denganmu."
Lasro telah melihat semua jenis wanita cantik dalam hidupnya, tetapi Natalia masih berhasil membuatnya merasa kagum.
Meskipun Natalia tidak memakai riasan apa pun, dia menemukan bahwa dia tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya.
Natalia tersenyum ramah padanya. "Senang berkenalan denganmu. Aku Natalia Revaldi."
Natalia Revaldi?
Mengapa nama ini terdengar begitu familier?
Sebelum Lasro dapat mengingat, Jasper menambahkan, "Dia adalah pacarku."
Pernyataan singkat ini membuat Lasro terguncang.
"Pacar?"
Lasro mengira Jasper sedang mengejar wanita ini, tetapi dia tidak menyangka perkenalan formal seperti itu.
Jasper jarang menunjukkan ketertarikan pada wanita. Namun sekarang, dia tiba-tiba memiliki seorang pacar.
Natalia merasa malu mendengar pria itu menyebutnya sebagai pacarnya. Karena Jasper sudah berkata demikian, dia tidak bisa membantah.
Secara kebetulan, Brenda menelepon. Baru pada saat itulah Natalia menyadari bahwa dia telah meninggalkan Brenda sendirian di bar tadi malam.
Setelah bertukar beberapa kata dengannya, Natalia meletakkan ponselnya dan berkata, "Yah, aku harus bertemu temanku. Aku meninggalkannya sendirian di bar tadi malam. Kamu juga harus mengantar barang sore ini. Aku tidak akan menyita lebih banyak waktumu."
Jasper lalu menawarkan, "Aku akan mengantarmu ke sana."
"Tidak, terima kasih. Aku bisa pergi sendiri." Natalia menunjuk ponselnya. "Kita bisa saling menghubungi lewat ponsel."
Keduanya baru saja bertukar nomor.
"Oke. Berhati-hatilah." Jasper tidak bersikeras.
Natalia kemudian memanggil taksi dan pergi. Baru setelah taksi itu menghilang di tikungan, Lasro akhirnya tersadar.
"Ah, sekarang aku ingat! Bukankah gadis yang seharusnya kamu nikahi adalah Natalia Revaldi?"
Jasper menjawab tanpa ekspresi di wajahnya, "Ya, benar."
Alis Lasro terangkat keheranan dan berkata, "Jasper, kamu memintaku untuk membatalkan pernikahan, tapi sekarang, kamu malah berkencan dengannya. Apa yang terjadi?"
Jasper tersenyum tipis. "Wanita itu berkata bahwa Jasper Bagaskara adalah pria yang cacat, lumpuh serta sekarat dan dia lebih memilih mati daripada harus menikah dengannya."
"Itu ulahmu sendiri. Kamulah yang menyebarkan desas-desus itu," ucap Lasro mengingatkannya. "Jasper, jangan lupakan fakta bahwa semua mantan istrimu telah 'meninggal'. Orang-orang mengatakan bahwa kamulah penyebab kematian mereka. Sekarang, tidak ada wanita di Belora yang mau menikah denganmu, jadi kakekmu memintamu untuk menikah dengan putri dari Keluarga Revaldi."
"Ah, ya, aku lupa tentang itu." Nada suara Jasper terdengar ringan. Dia masih melihat ke arah Natalia pergi dengan sentuhan kelembutan di matanya. "Sebuah hubungan yang dipaksakan itu tidak manis. Akan sangat menarik untuk mengejar istriku."
Lasro sekali lagi merasa terkejut. "Jasper, apa kamu berpacaran dengannya sekarang? Bukankah itu hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Apa dia tidak tahu siapa dirimu?"
Mereka berdua hampir menikah, tetapi Jasper membatalkan pernikahan. Sekarang, dia malah mengejar Natalia. Bagi Lasro, semuanya terdengar sangat membosankan dan tidak berguna.
"Ini menarik." Ada emosi yang tak terbaca di mata Jasper. "Kamu seorang pria lajang. Kamu tidak akan bisa mengerti."
Lasro tidak bisa berkata-kata.
Jasper telah melajang untuk waktu yang lama. Dia baru saja memiliki seorang pacar. Sekarang, dia sudah pamer! Akan tetapi, Lasro mengerti mengapa temannya bersikap seperti ini. Merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa Jasper jatuh cinta pada seorang wanita.
"Jasper, membatalkan pernikahan bukanlah bagian dari rencana. Jika orang-orang itu mengetahui bahwa kamu berkencan dengan Natalia, aku khawatir keadaan akan menjadi semakin buruk."
Kedua mata Jasper mulai memancarkan tatapan yang berbahaya. "Aku tahu apa yang aku lakukan."
"Apa kamu serius?" Lasro mengira bahwa Jasper hanya bermain-main dengan Natalia, tetapi sepertinya tidak. "Jika orang-orang itu tahu bahwa Natalia ...."
"Siapa pun yang berani menyakitinya akan mati dengan menyedihkan." Nada dingin dalam ucapan Jasper meneteskan niat membunuh yang kuat.
Lasro pun menggigil.
Sepanjang hidupnya, Jasper tidak pernah memiliki sebuah kelemahan. Dia tidak boleh memiliki kelemahan.
Apa yang begitu istimewa dari Natalia?
Lasro merasa terkejut sekaligus khawatir, tetapi pada akhirnya, dia merasa senang untuk Jasper.
Selama bertahun-tahun, selain orang itu, ini adalah pertama kalinya dia melihat Jasper peduli pada seseorang.
Ini bisa menjadi hal yang baik.
Lasro menghela napas dan tiba-tiba teringat dengan apa yang baru saja dikatakan Natalia. "Tunggu. Apa Natalia baru saja mengatakan bahwa kamu akan mengirimkan barang?"
"Ya." Jasper mengguncang kunci mobil di tangannya. "Aku mengatakan padanya bahwa aku adalah seorang sopir online dan seorang pengantar barang. Sekarang aku harus pergi bekerja sehingga aku bisa menghasilkan cukup uang untuk menghidupi istriku."
Nada suaranya terdengar penuh kebanggaan. Seolah-olah memiliki seorang pacar memberinya sebuah tujuan baru.
Saat berbicara, Jasper berjalan menuju sebuah mobil murah yang diparkir di pinggir jalan.
Lasro lagi-lagi terkejut sehingga menganga.
Apa Jasper begitu kejam pada dirinya sendiri demi mengejar seorang wanita?
Bahkan pelayan Keluarga Bagaskara diantar sopir dengan mobil Alphard saat pergi membeli sayur!
Apakah ini cara orang kaya bermain sekarang?
Jasper menyuruhnya menyiapkan sebuah mobil murah demi mengejar istri?
Jasper membuka pintu dan menambahkan, "Mulai sekarang jangan terlalu banyak bicara di depannya. Kamu mungkin akan keceplosan."
Lasro tahu bagaimana harus bersikap.
Dia memberi isyarat untuk mengancingkan bibirnya dan berkata, "Aku akan menjaga mulutku."
Setelah masuk ke dalam mobil, Jasper mengeluarkan ponselnya dan mengirim sebuah pesan ke Emelia Marlina. "Transfer 24.000.000 ke rekeningku secara rutin setiap bulan."
Di departemen sekretariat Grup Bagaskara, Emelia menerima perintah dari atasannya dan sedikit bingung dengan jumlah yang dia minta.
24.000.000?
Dia menebak bahwa Jasper bermaksud mengatakan 24.000.000.000.
Emelia langsung membalas pesannya. "Baik, Bos."