icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Pengantin Wanita yang Melarikan Diri
Jumlah Kata:1333    |    Dirilis Pada:14/02/2023

Rasa tidak nyaman yang dirasakan Natalia begitu tak tertahankan sehingga dia merasa seolah-olah pembuluh darahnya akan pecah.

Fara sungguh kejam! Natalia hanya menyesap sedikit kopi itu, tetapi pengaruh obatnya sudah sangat kuat. Dia benci memikirkan apa yang akan terjadi jika dia minum lebih dari seteguk.

Natalia merasa kepalanya akan meledak, tetapi pada saat yang sama, dia merasakan tubuhnya kesemutan. Selain itu, dia merasa sangat kehausan, seolah-olah dia telah berjalan di padang pasir yang kering selama berabad-abad.

"Air ... aku butuh air ...."

Natalia dengan susah payah mengeluarkan beberapa kata lagi dari bibirnya. Tenggorokannya terasa begitu kering dan tubuhnya begitu panas sampai-sampai dia ingin menenggelamkan dirinya dalam sebuah bak es.

"Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang."

Pria itu dapat mengetahui apa yang terjadi dengan Natalia dalam sekejap.

"Tolong aku! Kumohon! Aku akan melakukan apa pun untukmu ...." Natalia tiba-tiba meraih tangan pria itu dengan putus asa. Pria ini adalah harapan terakhirnya di tengah tempat sunyi dan terpencil ini.

"Tunggu sebentar lagi."

Pria itu mengerutkan kening dengan dingin. Dia tidak pernah ikut campur dalam urusan orang lain. Jika kejadian ini terjadi di hari lain, dia hanya akan mengusirnya dari mobil. Namun, entah kenapa, dia merasa kasihan saat melihat keputusasaan di mata Natalia.

"Terima kasih ...."

Natalia mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan tulus. Bahkan, tidak pernah terlintas dalam benaknya bahwa pria di depannya akan melakukan hal buruk padanya.

Satu-satunya hal yang membuatnya tetap terjaga adalah keinginan kuat untuk bertahan hidup.

Natalia mempererat cengkeramannya di tangan pria itu dan menangis sedih. "Aku tidak ingin mati!"

Mata pria itu menyipit dan senyuman muncul dari sudut mulutnya. "Kamu wanita yang beruntung. Kamu tidak akan mati hari ini."

Saat ini, Natalia terlihat seperti putri duyung cantik yang terdampar. Dalam balutan gaun renda berwarna putih, wajahnya memerah dan tampak memesona.

Pria itu membeku di tempatnya. Wanita tak berdaya di kursi belakang sangatlah menggoda.

Suaranya tiba-tiba menjadi serak. "Namaku adalah Jasper Bagaskara. Kamu berutang budi padaku."

Pada saat itu, kesadaran Natalia sudah mulai hilang dan dia tidak bisa mengingat apa yang dikatakan oleh pria itu.

Jasper menginjak gas dan langsung melesat ke rumah sakit di bawah Grup Bagaskara. Beberapa menit kemudian, dia menyerahkan Natalia ke dokter.

Malam ini, Natalia mengalami sebuah mimpi yang berliku-liku. Dia memimpikan malam beberapa tahun yang lalu.

Saat dia terbangun keesokan harinya, hari sudah siang.

Kenangan semalam membanjiri pikirannya. Saat dia menyadari di mana dia berada, dia merasa tercekat.

Sementara dia berhasil bertahan hidup, mustahil baginya untuk bersama Romli tercinta.

Natalia kemudian memperhatikan bahwa ada seorang pria yang tertidur tengkurap di tepi tempat tidur. Dia adalah pria yang sangat tampan dan Natalia bahkan tidak bisa berhenti mengagumi penampilannya yang menawan.

Fitur wajah pria itu terlihat sangat jelas dengan alis tebal dan hidung yang mancung.

Kemudian, tatapannya mengembara ke lengannya yang kuat.

Tadi malam, dia berada dalam situasi yang tidak berdaya, tetapi pria ini sama sekali tidak menyentuhnya dan mengantarnya ke rumah sakit.

Kedua pipi Natalia langsung memerah.

Apa yang barusan dia pikirkan?

Apa dia mengharapkan sesuatu terjadi?

Dia pasti sudah gila!

Melihat bahwa pria itu belum bangun, Natalia dengan hati-hati duduk di tempat tidur. Gerakan kecil tersebut membuat pria itu terbangun.

"Habis manis sepah dibuang, apa kamu mencoba menyelinap pergi setelah aku menyelamatkanmu?"

Jasper merentangkan tangannya dengan malas dan melirik Natalia dengan senyum tipis di wajahnya.

Dia sudah bangun sejak tadi.

Jika dia tetap tidur, wanita ini pasti akan kabur.

"Kamu berutang budi padaku untuk tadi malam. Apa kamu akan melarikan diri begitu saja?"

"Hah? Tidak, aku ... aku tidak ...." Natalia kehilangan kata-katanya. Memang benar pria ini telah menyelamatkannya saat dia berada di dalam keadaan terburuk dan dia merasa bersalah setelah mendengar perkataannya yang tajam. "Terima kasih."

"Itu adalah pertama kalinya bagiku. Apa menurutmu sebuah ucapan terima kasih yang sederhana sudah cukup?" Jasper menatap Natalia dengan tatapan menyedihkan.

"Apa yang pertama kali?"

Pria itu membuatnya terdengar seperti sesuatu telah terjadi di antara mereka berdua.

"Pertama kali aku ikut campur dalam urusan orang lain."

Mendengar ini, Natalia diam-diam menghela napas lega. Kemudian, dia mendapatkan kembali ketenangannya dan menjelaskan, "Ibu tiriku ingin menikahkanku dengan seorang pria cacat yang sekarat. Aku lebih baik mati daripada menikah dengannya. Omong-omong, terima kasih banyak sudah menyelamatkanku."

'Wanita ini lebih memilih mati daripada menikah dengan pria itu?'

Melihat ekspresi gugup di wajah Natalia, Jasper tersenyum main-main. "Sebenarnya, kemarin adalah hari pernikahanku. Tapi, setelah apa yang terjadi, aku khawatir aku tidak akan bisa menikahi pengantin wanitaku lagi. Kamu harus menebusnya dengan memberiku seorang pengantin baru."

"Apa? Ya Tuhan! Aku minta maaf. Aku benar-benar tidak tahu kamu seharusnya menikah tadi malam!" Natalia merasa sangat menyesal. Akan tetapi, bagaimana dia bisa memberinya seorang pengantin baru? Jelas, pria ini sedang mempersulitnya.

"Lupakan. Kamu sangat cantik dan gaun pengantinmu terlihat sangat mahal. Kamu tidak akan menyukai pria miskin sepertiku." Jasper mendecakkan lidahnya karena kecewa.

Saat Natalia melihat betapa kesalnya pria itu, dia tiba-tiba berkata, "Ini tidak seperti yang kamu pikirkan."

Jasper tersenyum dan meraih tangannya. "Kalau begitu kembalilah bersamaku untuk menemui kedua orang tuaku sekarang."

"Apa? Tidak, tidak sekarang ...." Natalia menarik tangannya dengan canggung. "Aku harus mengurus sesuatu terlebih dahulu. Aku akan memberi nomor ponselku padamu. Kita akan berkomunikasi lagi nanti."

Hal pertama yang harus dia lakukan sekarang adalah menghadapi ibu tirinya.

"Baiklah." Jasper menganggukkan kepalanya dan berhenti menggodanya.

Natalia mencatat nomor ponselnya dan bergegas pergi. Namun, tanpa sepengetahuannya, dia telah menuliskan angka yang salah.

Jasper menyaksikan Natalia kabur dengan tatapan penuh ketertarikan.

Kemudian dia melirik kalung yang ditinggalkan Natalia di tempat tidur dan terkekeh.

Tiba-tiba, ponselnya berdering.

"Jasper, pengantin wanita melarikan diri dan kami tidak tahu di mana keberadaannya. Adapun kamu, di mana kamu tadi malam? Apa ada yang lebih penting daripada pernikahanmu sendiri?"

"Aku bersama dengan pengantin wanita." Sentuhan kelembutan yang langka melembutkan mata Jasper saat menyebut Natalia.

Dia tidak menyangka bahwa takdir akan membuat pengantinnya kabur dari pernikahan dan bertemu dengannya, sang pengantin pria.

Pernyataan sederhana Jasper mengejutkan Lasro Hasanuddin, pria yang berada di ujung telepon.

"Apa kamu bercanda? Aku baru saja mengatakan, pengantinmu melarikan diri. Biarkan aku memberitahumu, Keluarga Revaldi sangat berani. Pengantin wanita yang seharusnya kamu nikahi adalah Alisa. Tapi mereka malah mengirim Natalia. Alisa telah menikah dengan Keluarga Oktario!"

Jasper adalah orang pintar, dengan hanya berpikir sejenak, dia langsung tahu apa yang terjadi.

Lasro lalu menambahkan, "Kakekmu bilang beliau akan menunggumu untuk menangani masalah ini."

"Kirim orang ke Keluarga Revaldi untuk membatalkan pernikahan."

Setelah terdiam sebentar, Jasper menambahkan, "Tidak perlu mempersulit Keluarga Revaldi."

"Apa yang kamu bicarakan? Mereka sudah menipumu. Alisa menikah dengan Keluarga Oktario. Bagaimana kamu bisa membiarkannya begitu saja?"

Lasro merasa sangat terkejut. Jasper biasanya tidak akan melepaskan orang-orang yang menyinggung perasaannya.

Jasper seharusnya menyimpan dendam yang mendalam terhadap Keluarga Revaldi karena telah menipunya dan menikahkan pengantin aslinya dengan pria lain.

"Lakukan apa yang aku katakan," perintah Jasper.

Lasro mau tidak mau harus mengingatkannya, "Tiga mantan istrimu sudah 'mati'. Jika kamu membatalkan pernikahan ini, anggota Keluarga Bagaskara yang lain akan menemukan sesuatu yang salah. Pada saat itu, semua usaha kita sebelumnya akan berakhir sia-sia."

Jasper merenungkan hal ini selama beberapa detik. Akhirnya, dia berkata, "Yang ini tidak perlu 'mati'."

"Apa?" Lasro merasa bingung dan tidak mengerti apa yang ada di benak Jasper.

Alih-alih menjawab pertanyaannya, Jasper malah mengubah topik pembicaraan. "Siapkan aku satu unit mobil murah."

"Untuk apa?"

"Mengejar istriku."

….

Saat Natalia tiba di pintu gerbang rumahnya, dia menemukan ayahnya, Gading Revaldi dan Fara sedang mengantar seorang pria paruh baya pergi dengan hormat.

Inilah pria yang dikirim oleh Keluarga Bagaskara untuk membatalkan pernikahan.

Saat itu, Keluarga Bagaskara ingin putri Gading menikah dengan keluarga mereka, tetapi sekarang, mereka tiba-tiba membatalkan pernikahan. Pengantin wanita telah melarikan diri, tetapi Keluarga Bagaskara tidak mempersulit Keluarga Revaldi. Gading terkejut dengan keringanan hukuman mereka.

Setelah pria itu masuk ke dalam mobil dan pergi, Gading menyeka keringat dingin di keningnya. Saat dia melihat Natalia, dia dengan kasar membentak, "Natalia, lihat apa yang sudah kamu lakukan! Kamu masih memiliki keberanian untuk menunjukkan wajahmu di sini. Jika Keluarga Bagaskara tidak menunjukkan belas kasihan pada kita, kita pasti akan bangkrut."

Natalia menatap ke arah Gading dan dengan dingin menjawab, "Ayah, apa Ayah tahu apa yang terjadi tadi malam?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Rencana Ibu Tirinya2 Bab 2 Pengantin Wanita yang Melarikan Diri3 Bab 3 Kekejaman Ayahnya4 Bab 4 Tidak Akan Rugi5 Bab 5 Menjadi Pacarku6 Bab 6 Mengejar Istriku7 Bab 7 Wajahnya Seperti Ditampar8 Bab 8 Dimasukkan dalam Daftar Hitam9 Bab 9 Tidak Menonjolkan Diri10 Bab 10 Tanda Cinta11 Bab 11 Hati Malaikat12 Bab 12 Memberi Alisa Pelajaran13 Bab 13 Rencana yang Digagalkan14 Bab 14 Penculikan Natalia15 Bab 15 Lompat16 Bab 16 Mencium dengan Permen17 Bab 17 Rahasianya18 Bab 18 Serangan Balik19 Bab 19 Lubang Kecil Seukuran Mata20 Bab 20 Berselingkuh21 Bab 21 Pengecut22 Bab 22 Tinggal Bersama23 Bab 23 Putuskan Hubungan24 Bab 24 Calon Menantu Perempuan25 Bab 25 Permintaan Maaf26 Bab 26 Ingatan Buruk27 Bab 27 Seorang Pria Picik28 Bab 28 Pukulan Berat29 Bab 29 Mereka Menindas Natalia30 Bab 30 Dua Wanita Sekaligus31 Bab 31 Tertangkap Basah Berpura-pura32 Bab 32 Calon Nyonya Baru di Keluarga Bagaskara33 Bab 33 Semuanya Terjadi dalam Semalam34 Bab 34 Menjauhlah Dariku35 Bab 35 Semakin Tua, Semakin Licik36 Bab 36 Memanfaatkan Jasper37 Bab 37 Rencana Jahat Alisa38 Bab 38 Putri Katrina39 Bab 39 Anak yang Berbakat40 Bab 40 Mempermainkan Alisa41 Bab 41 Tamu Tak Diundang42 Bab 42 Pesta Dimulai43 Bab 43 Gangguan Selama Pesta44 Bab 44 Ibu Tiri yang Kejam45 Bab 45 Anak Terlantar46 Bab 46 Serangan Baliknya47 Bab 47 Kakakku48 Bab 48 Apa Anak Itu Benar-Benar Sudah Mati 49 Bab 49 Jasper Mulai Curiga50 Bab 50 Hasil Seleksi51 Bab 51 Putus52 Bab 52 Pria yang Keras Kepala53 Bab 53 Pelajaran Sammy54 Bab 54 Anak Itu Adalah Lukas55 Bab 55 Mengadopsi Lukas56 Bab 56 Apa Jasper Berpura-pura 57 Bab 57 Pertanyaan Jasper58 Bab 58 Saingan Cinta59 Bab 59 Dia Kekanak-kanakan60 Bab 60 Orang-Orang Itu Terlihat Seperti Pembunuh61 Bab 61 Berhenti di Sana62 Bab 62 Pria Lima Tahun Lalu63 Bab 63 Hasrat64 Bab 64 Rem Blong65 Bab 65 Kamu Tidak Boleh Mati66 Bab 66 Identitas Aslinya67 Bab 67 Lukas Memberi Romli Sebuah Pelajaran68 Bab 68 Komentar Sammy69 Bab 69 Jasper Bangun70 Bab 70 Babak 70 Bocah Kurang Ajar71 Bab 71 Dalang di Balik Kecelakaan Mobil72 Bab 72 Kompetisi73 Bab 73 Terlalu Percaya Diri74 Bab 74 Alisa Membuat Masalah Lagi75 Bab 75 Jebakan76 Bab 76 Merekam Pengakuan Brata77 Bab 77 Mengikuti Permainan Mereka78 Bab 78 Tetes Darah Terakhir79 Bab 79 Menyesal80 Bab 80 Pengakuan81 Bab 81 Rahasia Terungkap82 Bab 82 Alisa yang Tidak Mau Menerima Kenyataan83 Bab 83 Peringatan Terakhir84 Bab 84 Dia Tidak Mati85 Bab 85 Menyerahkan Grup Revaldi86 Bab 86 Memanjat Tembok87 Bab 87 Jasper Berhenti Berpura-pura88 Bab 88 Mirip dengan Marina89 Bab 89 Cemburu90 Bab 90 Menggoda Natalia di Depan Istrinya91 Bab 91 Dokter yang Membantu Natalia Melahirkan92 Bab 92 Anak Kembar93 Bab 93 Pengakuan Natalia94 Bab 94 Rapat95 Bab 95 Ayo Kita Berolahraga96 Bab 96 Selama Sisa Hidup Kita97 Bab 97 Berbicara Buruk tentang Prianya98 Bab 98 Gelang Palsu99 Bab 99 Kesempatan untuk Membuktikan Dirinya100 Bab 100 Hanyalah Seorang Anak