Terpikat oleh Cintanya yang Mendalam
Penulis:RADHA BUCCIO
GenreModern
Terpikat oleh Cintanya yang Mendalam
"Romli! Romli, tunggu!" panggil Natalia.
Dia harus mendapatkan sebuah penjelasan.
Apa yang dilakukan Romli di sini?
Mengapa pria ini tidak mencoba mencarinya?
Di pintu masuk bar, Natalia mencoba menghentikan Romli. Dia yang masih sedikit mabuk karena alkohol, mengoceh dengan cemas tentang apa yang terjadi tadi malam. "Fara dan Alisa menjebakku. Ikutlah bersamaku. Ayo kita jelaskan semuanya pada orang tuamu agar kita bisa memperbaiki ini dan menikah."
Romli menatap Natalia tanpa ekspresi di wajahnya dan berkata, "Sudah terlambat."
Natalia tertegun. Mengira dia sudah salah dengar, dia bertanya dengan perlahan, "Romli, apa maksudmu? Apa yang terjadi?"
Natalia memiliki firasat bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi. Fara pasti sudah menyiapkan sesuatu sebelumnya, karena wanita itu berani merencanakan sesuatu untuk melawannya.
Kalau tidak, Romli pasti akan mendatanginya begitu dia mengetahui bahwa pengantin wanitanya adalah Alisa.
Romli melihat sekelilingnya dengan hati-hati seolah sedang memeriksa apakah ada orang lain yang memperhatikan mereka. Kemudian dia menarik Natalia ke sudut yang sepi.
"Natalia, dengarkan aku." Romli langsung memeluk Natalia. "Kudengar bukan Alisa yang dikirim ke Keluarga Bagaskara, tapi kamu. Aku mengkhawatirkanmu sepanjang malam. Apa kamu baik-baik saja?"
Kenangan semalam langsung datang membanjiri pikiran Natalia sekali lagi. "Romli, aku baik-baik saja, tapi ...."
Natalia menggigit bibirnya. Dia tahu bahwa Romli akan mengetahui rahasianya cepat atau lambat.
Saat Natalia bersiap menjelaskan dirinya sendiri, Romli tiba-tiba memotongnya. "Itu bagus. Maafkan aku. Setelah aku mendapatkan hak warisku dan memiliki kendali penuh atas Keluarga Oktario, aku akan menikah denganmu. Aku berjanji."
"Apa maksudmu?" Natalia merasa kaget sekaligus bingung.
"Natalia, saat aku mengetahui bahwa pengantin wanita itu bukan kamu, semua sudah terlambat." Romli menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah dan melanjutkan, "Alisa berjanji untuk membantuku memenangkan posisi pewaris Keluarga Oktario. Jangan khawatir. Selama masalah keluargaku terselesaikan, aku akan menceraikan Alisa dan menikah denganmu."
Saat ini, Natalia merasa bahwa dia benar-benar tidak mengenal pria di hadapannya.
Dia bukan wanita bodoh dan tidak akan memercayai perkataannya.
Romli adalah anak di luar nikah dan tidak berhak bersaing untuk memperebutkan posisi pewaris Keluarga Oktario.
Ternyata Alisa telah meyakinkan Romli bahwa dia dapat membantunya merebut kekuasaan atas keluarganya.
Natalia tidak mengerti mengapa Romli yakin Alisa bisa membantunya, tetapi dia juga tidak ingin memikirkannya. Melihat wajah Romli, dia merasa seolah-seolah pria itu telah menikam jantungnya dengan sebuah pisau.
"Apakah ini alasan mengapa kamu meninggalkanku? Agar kamu bisa mendapatkan posisi pewaris?"
"Natalia, aku tidak meninggalkanmu. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu di masa depan. Aku mencintaimu, tapi kamu tidak bisa membantuku sekarang. Alisa bisa membantuku." Romli memegang pundak Natalia dan berkata, "Beri aku waktu satu tahun, tidak, setengah tahun. Saat itu, aku pasti akan menikahimu."
Setiap kata menusuk hati Natalia. Ini adalah pria yang dia cintai selama setahun terakhir, tetapi sekarang, pria ini meninggalkannya demi kekuasaan dan kekayaan.
"Tidak, Romli. Aku sungguh bodoh karena jatuh cinta padamu," ucap Natalia dingin, sambil menyingkirkan tangan Romli dari pundaknya.
Meskipun Natalia telah mempersiapkan mentalnya untuk momen ini, dia tetap merasa hampa di dalam hatinya saat mengetahui bahwa alasan mengapa Romli meninggalkannya adalah karena dia tidak dapat membantunya.
"Natalia ...." Romli ingin menghibur Natalia, tetapi saat dia melihat Alisa mendekat, dia langsung menjauhkan dirinya dari Natalia dan mengubah sikapnya secara drastis. "Natalia, mengapa kamu begitu tak tahu malu? Beraninya kamu merayu suami adikmu?"
Natalia tercengang mendengar itu. Kemudian dia melihat Alisa dan mengerti apa yang sedang terjadi.
Dia mencibir dan menertawakan dirinya sendiri dengan getir.
Dia sungguh buta!
"Romli, rupanya kamu di sini!" Alisa berjalan sambil mengangkat tinggi kepalanya. Dia menggandeng tangan Romli secara alami dan memprovokasi Natalia dengan sengaja. "Kakak, kamu juga di sini. Ih, kamu bau alkohol. Mengapa kamu minum begitu banyak?"
Natalia bahkan tidak menatap Alisa. Tatapan matanya yang penuh dengan kekecewaan tertuju pada Romli.
Romli tidak berani menatap Natalia dan memalingkan wajahnya.
Natalia mencibir, "Adik Ipar, kuharap kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan."
Pernyataan sederhana ini seperti sebuah tamparan di wajah Romli.
"Natalia, cukup. Berhenti membuat adegan di sini!" Romli menyembunyikan rasa malunya dengan amarah dan berteriak, "Aku senang aku tidak menikahimu atau aku akan menyesalinya! Bagaimana aku bisa menikah dengan seorang pecandu alkohol? Kamu harus ingat bahwa aku adalah suami Alisa sekarang. Jangan bersikap murahan."
Setelah mengatakan itu, Romli berbalik dan berjalan pergi.
Natalia memperhatikannya pergi, kedua matanya berkaca-kaca.
Melihat ekspresi sedih di wajah Natalia, Alisa tersenyum puas. "Beraninya kamu mencoba mencuri suamiku? Kamu tidak pantas mendapatkannya. Kamu sempurna untuk pria cacat, jelek dan sekarat dari Keluarga Bagaskara itu. Sayang sekali kamu akhirnya tidak jadi menikah dengannya."
"Alisa." Natalia menggertakkan giginya. "Bagaimana kamu bisa bersikap begitu sombong di depanku? Aku adalah putri sah Keluarga Revaldi. Ibumu hanya seorang wanita simpanan dan kamu sepertinya mengikuti jejaknya. Oh iya, Romli juga seorang anak di luar nikah. Kamu benar. Aku tidak pantas untuknya. Tapi kalian berdua adalah pasangan yang sempurna!"
Dulu, bahkan jika Natalia merasa sangat marah, dia tidak akan pernah mengucapkan perkataan kasar seperti itu.
Alisa sangat marah sehingga wajahnya memucat. "Natalia, apa yang kamu bicarakan? Yang menjadi wanita simpanan adalah ibumu! Ayah jatuh cinta dengan ibuku terlebih dahulu dan ibumu yang mengambilnya darinya. Kamu dan ibumu sama-sama wanita murahan dan kamu lebih tidak tahu malu dengan mencoba mencuri suamiku."
Seakan hinaannya belum cukup, Alisa mengangkat tangannya untuk memukul Natalia.
Pada titik ini, Natalia tidak akan rugi apa-apa. Dia telah menderita ketidakadilan dan pelecehan dalam Keluarga Revaldi selama lebih dari satu dekade. Sekarang, dia telah dijebak oleh Fara dan Alisa. Dia tidak bisa lagi menahan amarahnya.
Natalia menyingsingkan lengan bajunya dan menggertakkan giginya, siap untuk melawan.
Tanpa sepengetahuan kedua gadis itu, ada seorang pria di dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari sana dan melihat semua yang terjadi.
Melihat Natalia memenangkan pertarungan itu, Jasper tersenyum puas.
….
Natalia mendaratkan pukulan demi pukulan. Dia pandai berkelahi dan Alisa bukanlah tandingannya.
Saat Natalia akhirnya merasa puas, dia berdiri dan meninggalkan Alisa yang tergeletak sendirian di tanah. Dia mencibir, "Aku ragu kamu akan menjadi istri Romli selamanya. Dia tidak menganggapmu serius. Mari kita lihat berapa lama kamu bisa mempertahankan pria yang kamu curi dariku."
Wajah Alisa dipukuli sampai memar dan bengkak. Rambutnya acak-acakan, pakaiannya robek dan kotor.
Sebaliknya, Natalia tidak terluka dan tampak bersih.
Dengan mata terbelalak lebar, Alisa menggila dan berteriak dengan marah, "Natalia, kamu benar-benar gila! Aku akan membuatmu membayar untuk semua ini!"
"Kalau begitu, aku akan menunggumu mencobanya." Natalia menepuk-nepuk kotoran yang tidak ada dari pakaiannya dan merapikan rambutnya.
Kebenciannya terhadap Alisa semakin bertambah selama beberapa tahun terakhir. Masalah ini hanya memperdalam kebenciannya.
Memukuli Alisa sampai babak belur membuat Natalia merasa jauh lebih baik.
Rencana yang dibuat Fara dan Alisa bukanlah hal yang paling menyakitkan yang pernah dia alami.
Ya, apa yang terjadi tadi malam memang mengerikan, tetapi hal tersebut tidak membuatnya semarah itu. Yang paling menyakitkan baginya adalah melihat sifat asli Romli.
Pria yang ingin dinikahinya sekarang adalah adik iparnya. Pria itu meninggalkannya demi kekuasaan dan memperlihatkan jati dirinya yang sebenarnya.
Di mata Romli, cinta mereka yang sangat dia hargai, bisa dibuang begitu saja.
Merasa mabuk dan pusing, Natalia duduk di tanah sambil menunggu sebuah taksi.
Setelah beberapa saat, sebuah mobil berhenti di sampingnya.
Pikiran Natalia terganggu oleh alkohol. Dia mengira mobil itu adalah sebuah taksi, jadi dia masuk tanpa berpikir dan memberi tahu sang sopir tujuannya.
Setelah itu, Natalia berbaring di kursi belakang dan pingsan.
Jasper menatap ke arah Natalia. Matanya yang dalam dipenuhi dengan kasih sayang.
Di tengah perjalanan, Natalia bergumam, "Hentikan mobilnya. Aku akan muntah."
Jasper dengan cepat menemukan tempat untuk menepi dan hendak membantunya keluar dari mobil. Namun, Natalia tiba-tiba menatapnya dengan mata berair dan bergumam, "Kalian kaum pria adalah sampah."
Jasper terdiam.
Melihatnya sedang mabuk, dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi wanita itu tiba-tiba muntah ....
Sebagian besar baju Jasper langsung kotor dan baunya tidak tertahankan.
Dia, yang sangat terobsesi dengan kebersihan langsung memasang ekspresi muram di wajahnya.