Single Mom
ita untuk duduk di anak tangga. Lalu, laki-laki itu berjongkok di depan Rania. "Maaf ... itu salahku
ulatkan kedua mat
ania dengan tisu basah tersebut. Paha yang disentuh oleh Pak P
paha dan tangannya dengan lembut. Ada rasa haru dalam hati Rani
lahan Rania di masa lampau. Aku akan mengabaikan itu untuk saat ini," uca
ku parkirkan disini, parkiran mobilku
run langsung dengan deras, membuat Raihan dan Rania berteduh di dekat sebuah wartel. Saat ia tahu, Rania masih
uh milik Raihan memandang Rania dengan lembut. Mata Rania berkaca-kaca, sebenarnya sudah dari tadi
ubuh Rania dalam dekapan hangatnya. Sangat erat dan paling erat. Entah perasaan apa yan
gumamnya dengan lirihan yan
upan lembut di puncak kepala Rania. "Maaf ... maaf...,"
tulus. Seiringnya air hujan turun, sebanyak itulah jantung Raihan berdetak lebih cepat,
ar kembali m
ihan menarik lengan Rania lembut dan m
wab Rania sambil celin
u, kan Rania
besar ngomongnya, entar
ar lain, ya?" Raihan menggerak-gerakka
ongak. "Ma
u
mulutnya. Berkahir, Raihan yang melumati bibir Rania dan digigiti
ya ... ak
tanya Rania
tahku, udah e
ada Raihan pelan. "Kemarin malam Kak
namanya ju
kepalanya. "Enggak!
gawasi UTS kalian, nanti Kak
kannya pada Raihan, membuat lel
el
ari
annya
kak
angat suka berjalan kaki di malam hari, entah hanya untuk menghirup udara segar atau membeli sesuatu. Se
a
mbuat Raihan tersentak. "Pak. Hujannya sudah berh
a saja tangannya ditarik Raihan, membuat t
n bertanya pada Rania. "Vano itu s
*
jadi sosok sebelumnya. Namun, dia sekarang lebih bisa mengontrol emosinya jika meliha
nya perusahaan. Apalagi, sebentar lagi dia dit
le
jah sempurna Jihan yang menawan. Wanita
kotak makannya di atas meja dekat so
alih langsung meminta Raihan memangkunya. Raihan dengan siaga menerimanya. Sebenarnya pikirannya juga b
iapa? Berap
edikit tersentak, membu
tai menjawab, 'dia an
kau harus membawa dua anakmu dan me
lanya. 'Tidak. Suamiku a
? Jika tidak berc
eninggalkan dunia
'Dia bukan anak ayahmu. Walau aku gila uang, aku tidak akan nekat memb
terngiang-ngiang di kepala Raihan, sampai-sampa
lelaki itu sedikit tidak nyaman. Ya, memang ada laki-
Raihan sambil memberikan senyum
le
ambil membawa berkas untuk persiapan ra
an berkasnya di atas meja dan melirik sebentar ke arah Jihan yang j
encanaan siapa yang
ia,
udah. Ter
keluar ruangan menin
s .
erniat akan menemui divisi pemasaran untuk menanyakan lang
arin ... R
*