Single Mom
ayar komputer di depannya. Ses
aa ...," tunjuknya ke lua
di kursi yang lebar itu, ya," ucap Rania memberi pengertian. Bahwasanya, ada beb
ama, Jihan membawa keponakannya untuk bertemu dengan Raihan. Jihan membawa tiga keponakan laki-lakinya ke peru
da Vano adalah ruangan itu. Disana, para keponakan Jihan menonton tv sambil duduk di atas kursi mewah, kaki me
anya, bahwasanya dia tidak boleh masuk kesana atau hanya sekedar duduk di kursi mewah tersebut. Vano pikir, menonton saja tidak apa, kan
baik untuk Jihan. Miris, bukan? Tidak. Itu adalah sebuah kasta. Bukankah kasta Rania sangat rendah dari Raihan? Sangat tida
Vano menggaruk lengannya karena gatal. Benar saja, dia berjongkoknya di dekat tanaman hias, t
ci ibunya maka jangan benci anaknya. Anak kecil terlahir suci dan polos. Jika
enoleh pada Raihan. Mata kecilnya beradu pandang dengan
tu?" tanya Raihan de
badan jika bertemu orang. "Noton pombob," ucapnya sangat polos. Manusia mana p
ngkok disitu? Apa kau t
kelja. Jadi tidak membawa tv,"
anak na
..," jawabnya dengan mata yang berkaca-kaca. Kini, tangann
ingin mencuri? Apa y
e
nya pelan sekali sembari menunjuk tv di dalam sana. Lalu, dia menghapus air matanya sendiri dengan punggung tangan
i jarak yang cukup jauh. Van
i dan berlari begitu saja mengejar Renan yang langsun
nan. Dia sangat geram, entah kenapa. Renan yang sudah menggendong Vano,
tidak ke ruangan Handa saja?" Ren
i sekarang, dia melihat mainan yang dipeluk Vano, semakin membuat senyum lebarnya tercipta. Itu kan mainan yang dibelikannya saa
pombob di ruanga
ukkan kepalan
l memakan kebab hangat dan susu coklat. Renan duduk di kursi kerjanya, menandatangani data keuangan yang bar
*
m berl
ci, itu artinya Renan ada di dalam sana. Rania masuk dan berjalan lebih dal
no tertidur pulas. Vano yang di
rik selimut tebal itu untuk menyelimuti Renan dan
enahi posisi bantal dengan benar. "Handa Renan juga masi
a
erseri yang membuat jantung Renan selalu bergemuruh. Aroma vanilla milik Rania b
a Rania gugup. Dia terkejut,
ap
a tubuhnya untuk duduk, sehingga Rania
ajahnya. Renan memeluk tubuh Rania yang ada di pangkuannya. Kepalanya i
Apa ya
"Biarkan saja, tolong. Aku hany
-hana d-di
. Urusanku hany
l
an kedua tangannya. Hatinya
r
uda di depan Rania. Rania yang sedang fok
an kolega bersamaku. Renan sudah dari
Pak? Bukannya banyak karyawan lain atau sekretaris
l memperhatikan wajah Rania. Dulu, sewaktu kuliah meliha
mbuat investor bermata keranjang rela berinvest
aki-laki ini memang benar-benar menganggap Rania sebagai pelac
*