Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
[Swift Movement]
Secara tak sengaja aku mendapatkan keterampilan Swift Movement ini setelah semua poin status kupersembahkan untuk ketangkasan. Dengan begitu, aku mampu bergerak dengan cepat sebanyak dua kali lipat dari kecepatan lari tercepatku yang tanpa menggunakan keterampilan Swift Movement dengan tidak merasa kelelahan yang berarti. Mendapatkan keterampilan ini dapat dibilang memuaskan, karena keterampilan tersebut masih dapat berkembang.
Swift Movement yang masih level 1 saja sangat membantu dalam pertarungan. Buktinya, saat ini aku sedang melawan seekor kera iblis yang mampu bergerak dengan lincah di antara pepohonan. Dengan bantuan Swift Movement, aku mampu mengimbangi kecepatan geraknya.
Mendapati serangan kejutan sebelumnya memang sempat membuatku mendapat luka cakaran, tetapi tidak untuk yang kedua kalinya setelah aku menggunakan Swift Movement.
Aku bergerak dengan gesit melompati akar tunjang yang berukuran besar menonjol di atas lumpur. Lalu setelah memanfaatkan batang pohon terdekat untuk memberikanku dorongan, kutusuk area vital kera iblis yang juga saat itu sedang melompat ke arahku untuk memberikan serangan. Saat itu juga, kera iblis segera tumbang tanpa daya.
...
Saat kutersadar, wajahku terasa sakit akibat bergesekan dengan sesuatu yang bertekstur kasar. Aku mendengar suara yang ramai di sekitarku, namun masih terdengar dengan samar. Perlahan aku membuka mata, mataku terasa sangat silau sampai membutuhkan beberapa detik untuk dapat melihat sekitar dengan jelas.
Dalam posisi yang masih terduduk, aku melihat sekelilingku begitu banyak pasang kaki yang tampak gemetaran. Mereka kebingungan dan gelisah akan sesuatu. Lalu, aku akhirnya teringat bahwa aku tak seharusnya berada di sini ketika bangun. Dan, hal yang serupa menimpaku.
‘Tunggu-tunggu... aku tak ingat tidur di tempat umum. Apalagi, tidur di atas tanah yang keras seperti ini...’ pikirku yang sedang menyentuh-nyentuh tanah tempatku sebelumnya terbangun.
Aku bingung dengan apa yang sedang terjadi. Rasa gelisahpun mulai menghantui.
Ternyata setelah kuamati lebih jauh, orang-orang terlihat asyik dengan diri sendiri.
Orang asing, begitulah mereka yang berada di sekelilingku dan mereka juga berada dalam kondisi yang serupa denganku.
Bangkit dari duduk, ternyata kalau melihatnya secara langsung sungguh memukau. Aku cukup tinggi untuk dapat melihat lautan orang di sekelilingku yang tak terbayangkan sebelumnya. Sampai-sampai, aku tak dapat menebak sejauh mana ujung kerumunan orang ini terlihat.
Tiba-tiba, muncul layar di hadapanku. Atau, orang-orang juga tampak tersentak akan sesuatu. Sepertinya, mereka menghadapi hal yang serupa denganku.
Layar di hadapanku ini bertuliskan Status pada bagian paling atasnya. Kulihat-lihat lebih jauh lagi, di bawahnya ada nama dan beberapa hal yang kuyakini menggambarkan diriku.
Namaku Kennomaru Hiro, umur 24 tahun dengan tinggi badan 191 centimeter dan berat badan 62 kilogram. Begitulah hal yang kulihat, sedikit berbeda dengan yang kuingat tentang tinggi maupun berat badanku.
Lalu ada informasi lain yang membuatku mengernyit. Sebelum aku dapat memahaminya, suara yang menarik perhatian semua orang terdengar begitu kencang.
“Selamat datang di Trial of Heroes, wahai Calon Pahlawan. Di sini, kalian semua akan dituntut untuk bertahan hidup. Bila kalian mampu melalui semua ujiannya, kalian akan menjadi pahlawan dan mendapatkan kemuliaan. Harta, wanita, seluruh dunia akan menjadi milik kalian bagi yang berhasil...” jelas Sosok Misterius yang tidak diketahui bagaimana wujudnya dan di mana.
Sebagian orang yang mendengar imbalan setelah berhasil melewati semua ujian mulai bersorak. Adapun beberapa orang, ada yang semakin ketakutan setelah mendengar penjelasan dari Sosok Misterius itu. Adapula yang menanggapinya dengan datar, mereka adalah orang-orang yang tidak memedulikan omong kosong seperti itu.
“Apa-apaan suara itu?”
“Ini, sebenarnya ada apa?”
“Hey... Seseorang, tolong jelaskan padaku...”
Lalu, Sosok Misterius melanjutkan penjelasannya setelah orang-orang semakin cemas.
“... Layar di hadapan kalian akan membantu kalian menghadapi ujian nanti. Lalu, bersiaplah untuk maju ke tahap selanjutnya sebelum Trial of Heroes dimulai!”
Selesai dengan penjelasannya, tiba-tiba muncullah segundukan senjata primitif di sekitar yang tersebar secara merata.
Aku yang tidak menduga hal itu akan terjadi sebelumnya berniat mempelajari layar di depanku. Namun, aku tak ingin ketinggalan untuk menyerbu tumpukan senjata untuk mendapatkannya. Sayangnya, jarakku cukup jauh dari kemunculan tumpukan senjata. Ditambah lagi dengan keterlambatannya reaksiku, tinggal tersisa sebuah pisau kecil saja setelah aku sampai.
Saat kuperhatikan, orang-orang mengambil lebih dari satu jenis senjata.
“Seseorang, tolong berbagilah denganku...” ujarku yang menatap satu per satu orang di sekitarku, berharap salah seorang dari mereka memberikan satu senjata yang lebih menjanjikan seperti pedang atau tombak.
Namun dalam situasi yang membingungkan seperti ini dan asing terhadap satu sama lain, orang-orang sudah pasti memilih mementingkan diri sendiri.
Aku mengernyit sebelum akhirnya mengambil pisau kecil yang tergeletak di depanku.
Saat kugenggam pisau itu, muncul layar kecil di atasnya yang tertulis Iron Knife. Dengan ragu, aku menyentuh layar tersebut dan muncullah keterangan tentang Iron Knife-nya.