Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Hamil dengan Mantan Bosku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Perjalanan Menjadi Dewa
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Cerita dewasa
“Halo, maaf ini siapa ya?” Aku menyapa seseorang di ujung telepon sana yang nomornya sama sekali tidak kukenal.
“Siska, ini gua, Alex!” ujarnya singkat.
Seketika jantungku langsung berdebar-debar. Sekujur tubuhku serasa mati rasa, kaku laksana tersambar petir di siang bolong.
“Iya Bang, ada apa ya?” tanyaku agak gemetar setelah terdiam beberapa saat.
“Nanti jam satu malam, datang ke rumah gua lewat belakang. Datang dalam keadaan telanjang bulat. Saat gua ngeliat lu keluar dari pintu belakang rumah, harus udah bugil. Kalau lu gak mau, maka nyawa suami lu jadi taruhannya!” ancam Alex setelah itu menutup teleponnya.
Aku masih ternganga. Terbayang harus berjalan menyeberangi pekarangan belakang rumah sejauh dua puluh meteran dalam keadaan bugil di tengah malam buta. Preman kampung super bejad ini benar-benar sudah gila!
Ingin rasanya aku memaki dan menolaknya. Namun aku sangat takut dengan ancamannya. Alex punya banyak teman sesama preman yang bringas dan terekenal raja tega. Ancamannya bukan main-main, sewaktu-waktu mereka bisa dengan mudah menyakiti bahkan membunuh suamiku. Mas Bayu tidak mungkin mampu melawan gerombolan manusia biadab itu.
Bagaimana jika nanti malam ada yang melihatku kelayapan dalam keadaan begitu?
Apa yang yang akan Alex dan gerombolannya lakukan terhadapku?
Mengapa mereka tidak membunuhku sekalian?
Apa yang harus aku lakukan?
^*^
Seminggu yang lalu.
Tak pernah kubayangkan peristiwa itu akan menjadi serumit ini. Namaku Siska Maelastri, usia 24 tahun. Ibu rumah tangga, istri yang sangat mencintai suamiku. Mas Bayu, lelaki berusia 30 tahun, berpenampilan kalem dan menarik, dan pastinya sudah cukup mapan karena mempunyai pekerjaan tetap. Walau tidak memiliki jabatan mentereng.
Mas Bayu bekerja di salah satu perusahaan pertambangan emas ternama di Negeri ini. Dia juga memiliki bisnis sampingan yang sedang berkembang walau belum banyak membantu perekonomian keluarga. Namun aku sangat yakin, kejujuran dan keuletan dalam berusaha akan membawa kami meraih kesukseskan kelak.
Aku pun aktif dalam berbagai kegiatan ibu-ibu kompelks dan juga komunitas persatuan istri-istri karyawan di perusahaan suamiku bekerja. Sebelum menikah aku sempat menjadi tenaga honorer pemda selama dua tahun.
Kehidupan keluarga kami relatif standar dan stabil tak beda jauh dengan kehidupan rumah tangga muda golongan menengah pada umumnya. Kami menikah dengan jalan dijodohkan oleh Pak Yusuf, atasanku di kantor dulu. Beliau adalah suadara sepupu Mas Bayu. Walau terkesan dijodohankan, namun pada akhirnya kami bisa saling mencintai.
Saat pertama dikenalkan oleh Pak Yusuf kepada Mas Bayu, aku tidak menduga jika mereka sepupuan. Tampang mereka jauh berbeda, walau sama-sama menarik. Namun sejujurnya Pak Yusuf jauh lebih gagah dan ganteng diusianya yang lebih tua. Pada awalnya aku sangat tertarik dengan Pak Yusuf, namun sadar karena dia sudah berkeluarga.
Tak terasas pernikahanku dengan Mas Bayu sudah berjalan hampir dua tahun, namun masih belum dikaruniai momongan. Bukan karena kami sengaja menundanya, melainkan karena Mas Bayu mengalami banyak gangguan dalam kejantanan dan keperkasaannya. Sering disfungsi ereksi, bahkan terkadang sama sekali tidak berfungsi.
Kami relatif sering bercinta, tapi sepertinya sperma dia tidak sampai masuk ke rahim, sehingga tak mampu membuahi sel telurku. Saat rudal dia baru masuk setengahnya, terkadang sudah keluar duluan isinya. Hal seperti itu nyaris terjadi setiap kami melakukan hubungan intim. Berutung kami tinggal agak jauh dengan sanak saudara, sehingga tidak terlalu panas telinga mendengar pertanyaa ‘Kapan punya anak?’
Untuk urusan cinta, perhatian dan kasih sayang, Mas Bayu juaranya. Hanya saja untuk urusan ranjang, aku harus benar-benar bersabar, ikhlas dan rela menerima dia apa adanya. Gairah seksualku yang terbilang sangat tinggi dan menggebu-gebu, terpaksa harus ditekan kuat-kuat karena suamiku tiidak sanggup mengimbanginya.
Tak ada gading yang tak retak. Harus aku akui jika suamiku memiliki banyak kelemahan dalam aktivitas ranjangnya. Pembawaannya saat di atas ranjang tidak sejantan dan sebergairah lelaki normal pada umumnya. Jauh sekali dengan ekspetasiku yang senantiasa menggambarkan para lelaki itu seperti yang kubaca di novel-novel dewasa atau yang pernah kutonton dalam film-film dewasa.
Kami menjalani hidup berumah tangga dengan sangat bahagia di sebuah rumah kontrakan yang relatif sederhana. Lingkungan sekitar pun terasa sangat tenang dan nyaman. Hubungan interaksi antar sesama warga kompleks pun cukup baik. Hanya saja selalu ada kekurangan di baliknya. Tak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini. Kebahagiaan kami pun terkadang masih sering terusik.