Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
"Bagaimana kalau kamu menceraikannya dengan alasan bahwa dia mandul?"
Berdiri di luar pintu, Raisa Diandra merasa kedinginan. Dia tidak pernah bermimpi bahwa dia akan mendengar ibu mertuanya mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia kira ibu mertuanya menyukainya.
Dia mandul?
Dia dan Yusuf Suherman menikah demi keuntungan bisnis. Sebulan sebelum pernikahan mereka, Yusuf mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan cedera kaki serius sehingga hampir harus diamputasi. Semua orang memperingatkan Raisa untuk tidak menikah dengannya, tetapi dia berpikir bahwa dia harus menepati janjinya dan menikahi pria itu, terlepas dari semua keberatan orang-orang.
Mereka telah menikah selama lebih dari setahun, dan Yusuf telah menjalani terapi fisik. Mereka berdua tidak pernah melakukan hubungan suami istri, tetapi sekarang Yusuf akan menceraikannya dengan alasan bahwa dirinya mandul.
"Grup Diandra sedang dalam masalah besar. Mereka mengalami defisit lebih dari satu triliun rupiah. Tadius Diandra meninggal dalam kecelakaan ketika dia pergi untuk menangani masalah tersebut. Aku khawatir Raisa harus mewarisi semua masalah perusahaan ini. Jika kamu tidak segera menceraikannya, hal itu pasti akan memengaruhi keluarga kita. Kami membiarkanmu menikahi Raisa karena kami ingin Keluarga Diandra dan Keluarga Suherman saling mendukung dan melangkah lebih jauh, bukan untuk menyeret keluarga kita ke dalam masalah. Bagaimana menurutmu, Yusuf?"
Raisa mengatupkan giginya dan gemetar. Yusuf akan menolaknya, bukan? Dia sudah melakukan yang terbaik untuk merawat dan membantunya dalam pemulihannya. Dia telah menjadi seorang istri yang baik untuknya.
"Tidak perlu terburu-buru."
Sementara Raisa berpikir, dia mendengar Yusuf menolak saran ibunya. Sebelum dia bisa bernapas lega, Yusuf sudah melanjutkan, "Meskipun Keluarga Diandra sedang dilanda masalah, Tadius masih meninggalkan banyak harta untuk Raisa. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk membujuknya agar memberikan semuanya padaku. Aku akan menceraikannya setelah aku mendapatkannya."
'Yusuf! Betapa kejamnya kamu dan ibumu!' ucapnya dalam hati.
Otak Raisa menjadi kosong, lalu dia mundur selangkah dengan linglung, lupa bahwa di belakangnya ada anak tangga. Dia melewatkan satu anak tangga dan terjatuh ke lantai.
"Siapa?"
Raisa berdiri dengan tergesa-gesa dan melarikan diri.
"Itu Raisa, dia mendengar percakapan kita. Kita tidak bisa membiarkannya lari."
Malam semakin gelap dan hujan turun semakin deras.
Biasanya lalu lintas di jalanan begitu padat, tetapi pada malam yang hujan ini, jalanan tampak kosong. Tidak terlihat kendaraan sama sekali.
Hujan mengaburkan penglihatan Raisa, tetapi dia terus berlari, bahkan ketika kaki dan paru-parunya seakan mulai terbakar.
Tiba-tiba, lampu menyala di depannya, membuatnya berhenti berlari. Dia mengangkat tangannya untuk menghalangi lampu yang menyilaukan.
Kemudian, lampu itu mulai melaju ke arah Raisa. Baru pada saat itulah dia menyadari bahwa itu adalah lampu mobil.
Raisa tidak sempat bereaksi. Mobil itu menabraknya dengan kencang dan dia terpelanting ke belakang. Dia merasa seakan tubuhnya hancur berkeping-keping, dan rasa sakitnya begitu luar biasa sehingga dia bahkan tidak bisa berteriak.
Mobil itu berhenti dan seseorang keluar darinya. Orang itu berjalan mendekatinya untuk memeriksanya.