/0/24416/coverorgin.jpg?v=3f42961cc95c0f05100f937190aa6aeb&imageMogr2/format/webp)
Setelah pekerjaannya di kantor selesai, Siska segera membereskan meja karena dia ingin segera bertemu dengan suaminya, Roni.
Karena ini adalah hari ulang tahun Roni, Siska berniat memberikan kejutan untuknya. Dia belum tahu apa yang akan dia berikan untuk merayakan hari ulang tahun suaminya kali ini.
“Aku duluan ya, Sis?” pamit Kavita, salah satu rekan kerjanya.
“Hati-hati, Vit!”
Siska berselancar ria di internet guna mencari referensi untuk memesan restoran yang bisa mendukung acara perayaan semacam ulang tahun. Wanita itu sudah tentu sudah pengalaman, karena ini bukanlah pertama kalinya dia merayakan ulang tahun suaminya.
Walaupun harus harus dipersiapkan secara dadakan, tapi dia percaya kalau Roni akan menyukai apa pun yang telah dia rencanakan.
Sebuah pesan singkat dari Roni membuyarkan konsentrasi Siska, dibacanya pesan itu dengan hati berdebar-debar.
‘Cepat balik ke rumah dan istirahat, jangan lupa hari ini aku pulang agak malam.’
Siska tersenyum sendiri membacanya. Walaupun Roni tidak pernah memanggilnya sayang atau memberinya kata-kata romantis hingga puitis, dia tidak pernah gagal dalam membuat Siska merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia.
“Selamat lembur, aku akan siapkan kejutan buat kamu, Mas ...” bisik Siska seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas, setelah itu dia menunggu taksi yang akan mengantarnya pulang ke rumah.
Sementara itu di tempat yang berbeda ....
Roni mendatangi kamar seorang wanita bersama beberapa orang yang mengaku sebagai Make Up Artist (MUA).
“Ririn, kamu berangkat duluan saja ke lokasi. Aku masih ada urusan sebentar,” kata Roni saat Ririn hendak dirias.
“Kenapa kita nggak berangkat sama-sama aja sih, Mas?” tanya Ririn heran.
“Kamu lupa kalau aku seharusnya masih berada di kantor hari ini?” jawab Roni. “Jadi kamu duluan saja dan tunggu aku sampai aku datang ke lokasi.”
Ririn akhirmya mengangguk setuju, setelah itu dia membiarkan Roni berlalu pergi sementara dirinya mulai dirias oleh tim MUA yang dibawa oleh lelaki itu.
Setelah semua selesai, Ririn yang sudah mengenakan baju pengantin diantar ke mobil yang akan membawanya ke gedung yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kantor tempat Roni bekerja.
“Bu, nanti sesampainya di sana kami akan pergi sesuai instruksi Pak Roni kepada kami.” Salah satu dari juru rias itu memberi tahu Ririn.
“Saya mengerti, terserah suami saya saja.” Ririn mengangguk sambil tersenyum.
Sepuluh menit kemudian, mobil yang ditumpangi Ririn berhenti di pelataran parkir saat gedung itu belum terlalu ramai. Ririn turun dari mobil dan tim yang tadi meriasnya mengantarkannya sampai ke dalam gedung.
“Kami pergi dulu Bu, semoga pernikahannya dilancarkan.”
“Terima kasih, Bu.” Ririn menganggukkan kepalanya dengan senyum cerah yang terbit di sudut bibirnya.
***
Siska langsung disambut oleh pegawai restoran yang telah dia booking, lalu wanita itu duduk di tempat yang telah tersedia dengan hati yang begitu berdebar, menantikan kedatangan lelaki yang menjadi suaminya tujuh tahun ini.
Tanpa terasa waktu bergeser hingga sepuluh menit berlalu, kemudian bertambah menjadi setengah jam, tetapi Siska masih menunggu dengan tenang karena menurutnya hari masih terlalu sore.
Namun, saat hampir satu jam berlalu dan belum ada tanda-tanda Roni akan datang ke resto, hati Siska mulai diselimuti kecemasan. Dia takut sesuatu terjadi pada suaminya itu hingga membuatnya terlambat seperti ini.
“Bu, apakah hidangannya mau dipersiapkan sekarang?” tanya salah satu pelayan dengan ramah. “Mungkin hidangan pembuka dulu?”
“Nanti saja, tunggu suami saya datang dulu ...” jawab Siska lirih. “Saya akan panggil kamu lagi nanti.”
Pelayan itu tersenyum maklum.
“Baiklah kalau begitu, permisi?” katanya lagi. “Semoga dekorasi dari kamu sudah sesuai dengan permintaan Anda.”
/0/16064/coverorgin.jpg?v=4e9d8eb5b180ddd8b9edfd662ecef4f9&imageMogr2/format/webp)
/0/4891/coverorgin.jpg?v=7c534a36fdc7f3f36278ce3704d27f5f&imageMogr2/format/webp)
/0/18503/coverorgin.jpg?v=5330f9b3925b3980504f8499058459fe&imageMogr2/format/webp)
/0/18479/coverorgin.jpg?v=d1a5a0b60beda721675024659471c741&imageMogr2/format/webp)
/0/8780/coverorgin.jpg?v=b064d962beb6d58a8985decb2c0c21bb&imageMogr2/format/webp)
/0/4406/coverorgin.jpg?v=58c06b9e512d4cbaa7ff6f716c071fa7&imageMogr2/format/webp)
/0/16233/coverorgin.jpg?v=6646abcb187027bfce9a2b55dd0fcb1e&imageMogr2/format/webp)
/0/16191/coverorgin.jpg?v=9f49cff0b96cf05e4b6d51597510eab5&imageMogr2/format/webp)
/0/3570/coverorgin.jpg?v=d5742184555360c3885488556c45dfc7&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=e2071e6c7a02478e542e0f7ba23df599&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/12649/coverorgin.jpg?v=903995fe26e676f36bfbe4edae7404bc&imageMogr2/format/webp)
/0/16783/coverorgin.jpg?v=6f5af9220dd74d8a2e32f1388e982978&imageMogr2/format/webp)
/0/8828/coverorgin.jpg?v=9f0cb9a48303b3fe771a93609807e46a&imageMogr2/format/webp)
/0/7370/coverorgin.jpg?v=00309cc73bf41177261dc1503e2463a9&imageMogr2/format/webp)
/0/6523/coverorgin.jpg?v=8e0004fc35f893d47a86f931aafe544d&imageMogr2/format/webp)
/0/15159/coverorgin.jpg?v=3a71ec34291e2bd259b4575096d502d8&imageMogr2/format/webp)
/0/2889/coverorgin.jpg?v=e01850068f65fbdbdf4ff55d53c9c070&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)