Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Adrian yang baru saja pulang ke rumah, di sambut hangat oleh Puspa. Akan tetapi, Puspa melihat raut wajah suaminya tampak tidak menyukai seperti ada masalah.
"Kamu kenapa mas?" tanya Puspa dengan lembut, berharap suaminya jujur akan pertanyaannya.
"Tidak ada apa-apa, di mana Alfa?" tanya Adrian dengan nada yang tidak biasa.
"Lagi main di luar Mas, mau aku panggilkan?"
"Tidak, tidak perlu. Aku hanya ingin berbicara denganmu saja."
Tiba-tiba saja dulu si anak pun mendadak dingin dan gemetaran, Iya merasa belum siap mendengar ucapan suaminya. Namun, di hatinya ia sangat penasaran akan ucapan Adrian.
"Mau bicara soal apa Mas?" tanya Puspa hatinya menggebu-gebu.
"Lihatlah wajah kamu itu, tidak secantik dulu. Bahkan bau tubuhmu saja seperti bawang goreng, apalagi badan kamu sangat besar!" celetuk Adrian tanpa sadar pun sudah menggores luka hati Puspa.
Puspa hanya bisa diam dan mematung, Seraya memainkan jari jemarinya mendengar ucapan suaminya.
"Apa kamu tidak punya kesempatan untuk memperbaiki dirimu? Bahkan aku saja malu melihatmu tubuhmu yang sebesar gajah ini, makanya aku tidak pernah membawamu pergi kemanapun!" Adrian membuang nafas kasarnya.
Jleb!
Istri mana yang tidak sakit hati mendengar ucapan suaminya seperti itu, bahkan ia berubah pun karena demi anak dan suaminya nyaman di rumah serta makanan pun selalu di sediakan agar tidak kelaparan. Meskipun uang bulanan yang di berikan Adrian tidak pernah cukup.
"Mas, aku bukannya tidak mau perawatan. Tapi uang bulanan kamu itu cukup untuk kita makan sehari-hari. Bahkan uang jajan Alfa saja masih kurang," balas Puspa. Terpaksa mengeluarkan uneg-unegnya selama ini.
"Apa kamu bilang? Uang yang aku kasih selama ini tidak cukup! Makanya jadi perempuan itu harus pintar mengatur uang, kalau bisa Kamu kerja sana! Sudah ah aku muak di sini lama-lama, mulai sekarang kamu aku jatuh talak 3!"
Jedar!
Bagaikan tersambar petir di siang hari, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Adrian mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan bagi seorang istri.
"Mas, apa salahku. Kalau soal perawatan aku akan usahakan lagi Mas, tolong jangan ceraikan aku," mohon Puspa.
"Ah sudahlah, semuanya sudah terlambat! Aku sudah ada pengganti baru, dan jangan pernah menghubungi aku lagi!" gertak Adrian membuat Puspa tidak percaya akan ucapannya.
"Jadi kamu, selama ini selingkuh Mas?" tanya Puspa dengan menautkan kedua alisnya.
"Iya! Karna aku sudah muak setiap pulang melihat rumah berantakan, apalagi melihat kamu yang tubuh seperti gajah serta bau badan yang anyir!" ucap Adrian sembari meragakan orang mual.
"Jahat kamu, mas! Jahat!" isak Puspa seraya memukul tubuh Adrian yang kokoh, Adrian yang tidak ingin di sentuh Puspa pun refleks mendorongnya dengan keras.
Bugh!
Tubuh Puspa pun terjatuh di atas lantai, sedikit terasa getaran bagi Adrian yang tidak menyukai istrinya. Adrian pun melangkahkan kakinya keluar rumah tanpa memperdulikan istrinya yang terjatuh.
"Mas, kamu mau kemana?" pekik Puspa mencoba menahan kepergian suaminya, Adrian sedikit menoleh melihat Puspa yang sedang kesulitan bangun.
"Lihatlah dirimu, bangun saja tidak bisa!" Adrian membuang nafas kasarnya, tiba-tiba Alfa pun pulang bermain langsung memeluk ayahnya begitu melihat Adrian berada di ambang pintu rumah.
"Ayah!" pekik Alfa terlihat dari raut wajahnya bahagia melihat ayah pulang.
"Kita jalan-jalan yuk, yah," seru Alfa.
"Maaf sayang, ayah tidak bisa. Ayah banyak pekerjaan, kamu sama ibu kamu saja ya," ucap Adrian dengan lembut, buru-buru Adrian pergi dari rumah karna ia tidak sanggup melihat tangisan Alfa.
"Maafkan ayah, nak!" ucap Adrian dalam hati.