/0/28867/coverorgin.jpg?v=7b0e6024e1de511891092aedce1d1655&imageMogr2/format/webp)
“Sayang, kita butuh pengaman!”
Manik hitam kecokelatan itu menatap lurus ke arah lekuk leher jenjang nan mulus milik wanita di bawah tubuhnya. Gerakan liar dari lumatan agresif dari Daniel kemudian berpindah ke sana, pada ceruk hangat yang membuatnya bergairah. Satu desahan pun lolos dari mulut wanita bernama Jelita, meski sebenarnya Daniel melihatnya bukan sebagai Jelita, tetapi istrinya yang sudah meninggal;Elizabeth.
“Mas, ah, hentikan. Kita butuh pengaman, tubuh gadis ini dalam masa subur."
Daniel sengaja menjeda, untuk kemudian menatap Netra sehitam arang milik Jelita. Mata bulat milik wanita itu memang terasa asing baginya, tapi sorot mata di baliknya justru membuatnya menyadari bahwa tubuh mungil itu benar-benar sudah dikuasai oleh Elizabeth, istrinya.
"I want more. I need you now, Honey." Bibir keabuan milik pria itu kemudian mendarat di bibir Jelita. Rasa manis dan aroma stroberi dari smoothies yang tadi Jelita minum menguar ke indera penciuman Daniel, membuat pria itu semakin berapi-api.
“Kalau Jelita sampai hamil gimana, Mas?”
“Kamu istriku, apa salahnya kamu hamil anakku?” Ciuman posesif Daniel mendarat lagi di bibir Jelita.
“Mas, tapi tubuh ini bukan tubuhku, aku hanya meminjamnya dari Jelita.”
Seolah tak bisa mendengar apa pun, Daniel tak peduli. Ia terus merayu Elizabeth dengan sentuhan tangannya yang ahli, agar ia bisa menuntaskan lagi hasratnya malam ini. Daniel dan Elizabeth yang saat itu menggunakan tubuh dari seorang wanita berkemampuan luar biasa bernama Jelita kini saling merapatkan bibir mereka. Terlibat dalam ciuman panas yang bergairah. Sesekali Daniel menggerakan lidahnya dan bermain-main di dalam mulut wanita yang dicintainya selama ini.
Lenguhan pelan yang terdengar disela-sela pertarungan sengit di antara bibir mereka, membuat sesuatu di bawah tubuh Daniel menegang maksimal. Ia melebarkan sedikit kakinya, memberi ruang pada apa yang ada di tengah sana.
Sementara Elizabeth membuat tangan Jelita bergerak, mengaitkan kedua tangannya pada tengkuk leher pria di atasnya. Sudah sejak beberapa menit lalu mereka bersama tanpa busana. Bersiap untuk menikmati malam panjang yang dipenuhi cinta.
"Let me in, Eli," bisikan Daniel yang terdengar parau justru membuat sensasi geli di bagian bawah tubuh Jelita.
Elizabeth menganggukkan kepala dan membiarkan milik Daniel menyusup ditelan tubuhnya untuk yang kesekian kali. Elizabeth memejamkan mata, mendongakkan kepala. "Ah!"
Kenikmatan yang tiada tara ini membuat Elizabeth terbang ke awang-awang, mendesah nikmat, seakan semua beban sirna.
Daniel mendorong pelan untuk memberi waktu agar liang surgawi milik Jelita yang ketat menyesuaikan diri dengan miliknya. Pria itu memang ahli dalam mengaduk-ngaduk perasaan wanita yang dicintainya. Gerakan perlahan itu justru menggulung ombak gairah Elizabeth yang sebelumnya tertahan. Kini, wanita itu yang berinisiatif memulai pagutan setelah keduanya sempat merenggang. Daniel menyeringai sambil mempercepat gerakan. Daniel menyadari bahwa istrinya menginginkan lebih dari ciuman Elizabeth yang memburu dan menggebu.
Pria itu pun menghentak cepat dan kuat, dengan harapan Elizabeth yang berada di tubuh Jelita bisa mendapatkan kepuasan. Namun, tak lama kemudian, Elizabeth menginterupsi.
"Mas, sebentar ...," gumam Jelita. Namun Daniel abai pada ucapan istrinya dan memilih untuk tetap bermain-main dengan cengkraman liang kenikmatan milik wanita yang digunakan oleh Elizabeth. "Aku merasa ada yang aneh."
"Itu artinya kamu mau klimaks, Sayang." Daniel terus mempercepat gerakan.
Sementara Elizabeth merasa tubuhnya memanas. Pikirannya sudah mulai tidak fokus, pandangannya meliar ke mana-mana. Kenikmatan yang biasa wanita itu rasakan, kini telah menghilang. Arwahnya terpental tiba-tiba. Sementara itu Jelita yang langsung tersadarkan karena merasa bagian bawahnya diguncang kuat. Bingung dan terkejut bukan main, Jelita pun memutuskan untuk mendorong tubuh Daniel dan jatuh limbung ke lantai.
Daniel membulatkan kedua matanya tak percaya. Kemudian dengan cepat, ia pun menghampiri Elizabeth dan berusaha membalikkan tubuhnya yang jatuh tersungkur dengan posisi tengkurap. "Eli, ada apa? Kamu nggak apa-apa?"
Sayup-sayup suara Daniel menyelinap ke rungu wanita itu. "Pak Daniel!" Tubuh yang digunakan oleh Elizabeth telah kembali. Dia bukan lagi istrinya, melainkan mahasiswi yang ada di kampusnya, Jelita. Buru-buru Jelita beranjak dan menarik selimut yang ada di ranjang, untuk menutupi seluruh tubuhnya yang telanjang. Matanya menatap panik ke arah Daniel dan Elizabeth secara bergantian. "Apa yang bapak lakukan ke tubuh saya?!"
Tatapannya terarah pada Daniel yang tidak menggunakan apapun sekarang. Pria itu masih syok. Bisa-bisanya Jelita kembali ke tubuhnya ketika mereka sedang melakukan hubungan, padahal sebelumnya tidak pernah ada insiden seperti ini. "Jadi … selama ini pak Daniel dan hantu itu menggunakan tubuh saya untuk ini?"
"Jelita, saya bisa jelas--"
"Enggak, Pak," sela Jelita dengan cepat. Ia kemudian berbalik untuk menghindari pemandangan tidak senonoh yang ada di hadapannya. Mata suci Jelita jadi ternodai melihat lato-lato milik Daniel dengan gagangnya yang tegang, panjang dan berurat. "Lebih baik bapak pakai baju dulu, sekalian tolong ambilin baju saya. Setelah itu ... baru kita bicara!"
Elizabeth yang berdiri di samping Daniel hanya bisa menatap suaminya dengan sedih. Ia kemudian menunduk, melihat kedua tangannya yang tampak hilang dan timbul bergantian. Sesuatu sudah terjadi, Elizabeth yakin sekali.
Daniel akhirnya selesai menggunakan kembali pakaiannya meski belum sempat menyelesaikan hasrat yang memuncak di antara selangkangannya. Begitu pula dengan Jelita. Wanita muda yang berstatus sebagai mahasiswi aktif di kampus itu berbalik dan baru berani menatap sang dosen setelah menggunakan pakaiannya.
Dalam hati Jelita ingin berteriak histeris, ingin nabok bapak dosen juga. Apa daya, tangan tak sampai. Yang ada kalau dia mencak-mencak, dia kan remahan rengginang, bisa kalah, beda dengan Daniel yang merupakan intan berlian, pasti bisa melawan Jelita.
"Maaf, Jelita," ucap Daniel merasa bersalah. "Tapi, apa kamu tahu dimana Elizabeth?" Pandangan Daniel lari ke penjuru arah, berharap bisa melihat penampakan istrinya walau sekali saja.
Jelita tahu di mana keberadaan Elizabeth. Gadis ini melirik Elizabeth yang menatapnya dengan nanar. Wanita dengan gaun putih selutut itu masih berdiri di belakang Daniel. Ekspresi wajahnya yang murung, memperjelas situasi bahwa dirinya sama sekali tidak berdaya, tidak bisa melakukan apa-apa.
Gadis yang berada dalam posisi serba salah ini iba pada ruh Elizabeth yang hilang timbul, dia pun menjawab pertanyaan Daniel. "Dia ada di sini, tapi ... kekuatannya melemah."
/0/10720/coverorgin.jpg?v=26db13cb8316e205f96f641575c80282&imageMogr2/format/webp)
/0/20480/coverorgin.jpg?v=20250317134611&imageMogr2/format/webp)
/0/2418/coverorgin.jpg?v=d07d4a44370ed4f0dec3d1118f21b7f9&imageMogr2/format/webp)
/0/2850/coverorgin.jpg?v=20250120142850&imageMogr2/format/webp)
/0/3577/coverorgin.jpg?v=20250122110013&imageMogr2/format/webp)
/0/2271/coverorgin.jpg?v=20250120165943&imageMogr2/format/webp)
/0/5790/coverorgin.jpg?v=9af903677fa8001e4c6d90e49bf62d0a&imageMogr2/format/webp)
/0/13727/coverorgin.jpg?v=63931026fcf47bd35d40898d9d5a648a&imageMogr2/format/webp)
/0/16124/coverorgin.jpg?v=20240206184603&imageMogr2/format/webp)
/0/4844/coverorgin.jpg?v=ff65dd9a66e99ce43b5ccb282f790bea&imageMogr2/format/webp)
/0/17508/coverorgin.jpg?v=e64dde265e4a25fd00a159da54faa650&imageMogr2/format/webp)
/0/7843/coverorgin.jpg?v=fd5abd8393c59ee69f53adb1cf5258c0&imageMogr2/format/webp)
/0/24408/coverorgin.jpg?v=20250629200047&imageMogr2/format/webp)
/0/29970/coverorgin.jpg?v=8468e320cc264639e38e064c33f62408&imageMogr2/format/webp)
/0/6135/coverorgin.jpg?v=880681c6e14ba216f70f5cbecfad34c7&imageMogr2/format/webp)
/0/12079/coverorgin.jpg?v=20250323110758&imageMogr2/format/webp)
/0/16214/coverorgin.jpg?v=bd3cc26a627eb974d7232f0cb9cd42dc&imageMogr2/format/webp)
/0/17918/coverorgin.jpg?v=68777046bb6ec2e1fc3dd5a1ae78a71d&imageMogr2/format/webp)
/0/13651/coverorgin.jpg?v=63c2537713c2e6dae9770027eed9d5f3&imageMogr2/format/webp)