Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Gemericik hujan masih mengguyur kota New York sejak sore tadi. Hawa dingin menyelimuti kota yang tak pernah tidur itu. Sebuah jam besar berdiri pada sudut ruangan dengan cat dinding bernuansa air laut Karibia. Jarumnya menunjuk tepat pada anggka dua.
Benar, sudah pagi. Namun aktivitas panas masih berlangsung di dalam kamar VVIP dimana jam besar itu bertengger. Ia terpaksa harus menyaksikan pergumulan liar sepasang manusia di tengah ranjang.
California Hotel, bangunan itu memiliki 100 lantai dan termasuk hotel bintang lima yang paling populer di kalangan kaum Jetset di Amerika. Hotel itu dulunya milik seorang pengusaha asal Jepang bernama Hisaki Shimada. Namun setelah usahanya bangrut, pria itu melelang aset mewahnya kepada seorang pengusaha terkaya nomer dua di Amerika yakni Edward Willbowrn.
Edward mendapatkan hotel itu dengan harga yang lumayan tinggi. Bahkan ia memberikan tawaran terakhir yang membuat para pembeli di pelelangan itu tercengang dibuatnya. 500 juta dolar, harga yang Edward sanggupi mengalahkan semua tawaran pembeli di pelalangan siang itu. Akhirnya hotel 100 lantai itu pun jatuh ke tangannya.
California Hotel sendiri Edward beli untuk hadiah anniversary pernikahannya dengan Meghan Crafson, wanita 30 tahun asal Polandia yang baru saja ia nikahi satu tahun yang lalu. Menikahi wanita yang seumuran dengan puteranya membuat Edward sangat bahagia.
Dia selalu berusaha untuk membuat mantan model majalah dewasa itu hidup bergelimang kemewahan. Bahkan CEO utama perusahaan teknologi terbesar di Amerika itu rela menghabiskan banyak uangnya demi kebahagiaan Meghan. Ini semua ia lakukan karena rasa cintanya yang teramat besar pada wanita itu.
Namun bagaimana dengan Meghan? Apakah wanita berkulit putih itu juga sangat mencintainya? Jawabannya tidak. Karena Meghan adalah wanita matrealistis yang hidupnya tak mau ambil pusing. Baginya uang adalah segalanya. Persetan dengan apa pun yang penting saldo rekeningnya selalu luber terisi.
Seperti saat ini, Meghan malah asik bergumul dengan pria bayaran bernama Louis. Dan ini bukan kali pertama dirinya tidur dengan pria lain setelah terikat pernikahan dengan Edward Willbowrn. Wanita itu kerap menghabiskan malam dengan siapa saja yang bisa memuaskan hasratnya.
Meski tak mau dibilang seorang hiper sex, namun itulah kenyataannya. Meghan tak pernah benar-benar puas hanya dengan satu pria saja. Bahkan ia selalu mencari batang berurat yang besar dan bisa memberinya kenikmatan yang ia inginkan.
"Louis, terus sayang! Kamu payah! Shit!" Suara cetar itu berasal dari bibir merah basah yang terus meracau di bawah kendali seorang pria berambut kecokelatan. Meghan tak henti berdesah dan meracau di sela percintaan yang sedang dirinya lalui. Sudah hampir empat jam mereka bercinta, namun si jalang Meghan masih belum mencapai puncaknya.
"Nyonya ..." Kali ini si pria yang berdesah dengan napas beratnya yang terdengar memburu. Peluh bercucuran dari ribuan pori-pori kulitnya. Louis sudah kewalahan menggempur milik Meghan.
Tapi sial! Wanita itu tak juga mencapai klimaks. Dia mulai kesal.
"Louis! Oh, shit!"
"Fuck!"
Persetan dengan Meghan yang tampak sangat kecewa karena batang kebanggaan Louis sudah meledak di dalamnya. Pria itu bahkan segera berguling usai menarik senjatanya keluar. Meghan memalingkan wajahnya kesal. Sial! Ternyata bercinta dengan gigolo itu pun tak mampu membuatnya merasakan kenikmatan yang ia cari. Sia-sia dirinya sudah membayar mahal untuk pria 26 tahun itu. Ternyata Louis sangat payah!
"Nyonya, saya tak bisa bermain lagi," ucap Louis seraya menoleh pada wanita di sampingnya. Keduanya masih dalam keadaan polos dan berada dalam selimut yang sama. Penyesalan tampak jelas di mata pria muda berparas tampan itu. Baru kali ini ia mendapatkan pelanggan seperti ini. Wanita 30 tahun yang sangat cantik namun memiliki nafsu layaknya kuda betina.
"Tak usah banyak bicara, kamu memang payah!" Setelah menoleh tegas pada pria muda di sampingnya, Meghan segera beringsut dari ranjang. Dia lantas berjalan menuju kamar mandi dengan wajah kecewa.
"Dasar wanita hiper." Louis berdesis sembari memandangi tubuh polos Meghan yang semakin menjauh darinya. Tubuhnya memang indah, namun nafsunya sangat gila, pikirnya. Dia bergidig kemudian.
Langkah sepasang tungkai jenjang itu berhenti di samping sebuah bathtub berukuran cukup besar. Meghan menggelengkan kepalanya masih tampak kecewa atas percintaan buruk tadi. Wanita itu lantas memasuki wadah air di hadapannya. Dia membenamkan tubuhnya di sana.
Benar-benar sial! Dimana ia bisa mendapatkan kenikmatan yang seperti itu? Sepasang matanya terpejam perlahan dengan kepalanya yang bersandar pada tepi bathtub. Sekilas ingatannya melayang pada kejadian dua tahun yang lalu, saat dirinya menghadiri sebuah pesta temannya yang bernama Laura.
Laura dan beberapa teman prianya mengadakan sebuah permainan dimana akhirnya Meghan kalah dan ditantang bercinta dengan seorang pria. Saat itu dirinya diikat di tengah ranjang dengan kain hitam yang menutupi sepasang matanya. Sampai seorang pria pun datang, lantas menikmati setiap inci tubuhnya. Meski itu konyol, namun Meghan merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa saat pria itu membantainya di atas ranjang.
Untuk pertama kalinya bagi Megan. Dan pria itu membuatnya serasa melayang-layang dengan berjuta kenikmatan yang diberikannya. Dia menginginkan pria itu lagi. Namun siapa dia dan dimana dia sekarang? Sayangnya Meghan tak tahu hal .
Dia pernah beberapa kali menanyakan pria itu pada Laura. Namun temannya itu tak mau memberitahunya. Karena itu melanggar peraturan dari permainan mereka. Dia tak boleh mengatakan pada Meghan (korban) siapa pun pria itu (pelaku).
Dan semenjak itu Meghan terus berpetualang sex untuk mencari kenikmatan yang pernah dirinya rasakan malam itu. Dia sudah candu dan sangat menginginkannya lagi. Tapi sayang, dari sekian pria yang dikencaninya, tak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya terpuaskan seperti yang pria itu lakukan.
Hh, apa lagi sejak dirinya menikahi Edward. Dunia sex-nya sangat buruk. Boro-boro merasa puas di atas ranjang, si tua bangka itu bahkan jarang sekali menyentuhnya.
Memang, ada beberapa malam dimana ia bercinta dengan Edward. Namun hasilnya sangat buruk! Payah! Baru saja 30 menit mereka bergumul, pembisnis itu sudah menyerah. Benar-benar menyebalkan! Meghan menyibak air hangat di hadapannya. Hatinya tak bisa tenang jika hasratnya belum terpuaskan. Apakah dia harus sewa dua gigolo sekaligus? No! Itu bisa merusak aset berharganya nanti. Dia tak mau.
Sepertinya memang hanya pria itu yang bisa membuatnya puas. Tapi dimana dia? Ugh! Meghan mengerang kesal dengan sesekali melepaskan tinjunya pada air. Kemudian ia menyentuh miliknya di bawah sana. Dibelainya dengan lembut namun berangsur kasar kemudian. Ah, nikmatnya. Ia teringat kenikmatan itu. Dia sangat menginginkannya lagi.