Celine resmi menjadi mahasiswi di kampus impiannya. Namun, tak lama setelah berita membahagiakan itu, Tuhan memberi cobaan yang begitu berat dengan mengambil bundanya, ia harus kuat menjalani kehidupan seorang diri, tanpa bantuan dari siapapun,dengan berbekal keberanian untuk mewujudkan cita cita terakhir ibundanya yang ingin melihat ia sarjana, ia memulai perjalanan barunya di sana, kehidupan baru yang sangat berbeda dengan kehidupannya yang lama. Jatuh bangun berjalan seorang diri, akhirnya dia kenal dengan sesosok lelaki yang merubah semuanya. Bagaimana kehidupan dia selanjutnya? Apakah dia berhasil mewujudkan harapan terakhir bundanya?
"Alhamdulillah, akhirnya anakku berhasil loloss tes masuk kampus yang kamu inginkan nakk," ucap ibunda Celine yang tampak semangat dan bahagia ketika mendapat kabar bahwa anaknya telah lolos masuk di universitas yang ia inginkan.
"Alhamdulillah bunda, doakan Celine agar bisa menjadi sarjana seperti yang bunda inginkan."
"Selalu sayang," jawab Diandra dengan semangat sembari mencium anak gadisnya.
Bunda memeluk Celine dengan rasa erat, memperlihatkan rasa syukur dan bahagianya dengan di terimanya celine di perguruan negeri yang gadis itu sangat inginkan.
Celine Adine Maheswari, anak tunggal dari Diandra yang berusia 18 tahun. Selama hidupnya ia hanya hidup bersama bundanya. Ditinggal oleh ayahnya sejak masih berada didalam kandungan, Diandra memutuskan untuk pergi jauh dari kampung halamannya dan memutuskan untuk merawat dan membesarkan putri semata wayangnya seorang diri tanpa keluarga. Belasan tahun berkerja, akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil hingga ia bisa memiliki warung makan yang cukup besar serta membeli rumah untuk hidup berdua dengan anak tunggalnya.
Celine kini telah tumbuh menjadi gadis besar yang sangat menyayangi ibunya, ia berprestasi di sekolah sejak duduk di bangku sekolah dasar, cita citanya sangat besar untuk membahagiakan ibunya di hari tuanya. Ia tak pernah mendapat kasih sayang dari seorang ayah, hingga ia tumbuh menjadi wanita mandiri yang tak percaya akan adanya lelaki tulus sebab kisah masa lalu yang membuatnya trauma. Celine berusaha mencari informasi mengapa bundanya membawa ia ke tempat yang saat ini ia tempati, jauh dari tempat asal ia dilahirkan. Bertemu dengan orang yang menemani ibundanya sejak pertama di pindah di tempat itu, dia mendapatkan banyak informasi.
"Bundamu orang kuat, ia rela membawamu pergi jauh dari ayahmu, bukan karena dia ingin memisahkanmu dari ayahmu, namun karena ia menyayangimu," Elisa, sahabat ibundanya menceritakan kisah hidup Ibundanya yang begitu pahit. Semenjak itu dia membenci ayahnya, meskipun sama sekali belum pernah bertemu, ia tak memiliki rasa ingin bertemu sedikitpun. Ayahnya merupakan seorang pemabuk di kampung halamannya dulu, tak pernah bekerja, dan tak pernah pulang ke rumah. Setiap kali ayahnya pulang, ia hanya meminta uang dan memukuli Diandra meskipun Diandra dalam keadaan hamil. Diandra bekerja seorang diri untuk biaya persalinan tanpa bantuan dari suaminya. Hingga pertahanan Diandra harus runtuh dan memutuskan membawa Celine pergi saat Celine berusia 2 bulan, saat ia tak kuat lagi dengan kelakuan sang suami yang tak hanya mabuk namun juga berkali kali tak terhitung jari membawa wanita ke rumahnya untuk di tiduri padahal ada Diandra disana.
Di sini, jauh dari ibukota ia pergi jauh memperjuangkan putrinya seorang diri.
"Aku akan sukses dan membahagiakan mu dihari tuamu bunda," ucap Diandra sembari menatap ibunya yang sedang tertidur.
Kejadian di masa lalu itu membuat Celine tumbuh menjadi anak yang memiliki tekat yang kuat, mandiri, dan ingin mewujudkan cita-citanya dimasa mendatang, ia akan akan belajar dengan sungguh- sungguh agar nantinya ia bisa merubah deratjat keluarganya, ia mau keluarganya tidak selalu di pandang sebelah mata oleh banyak orang karena Celine yakin jika semua orang memiliki kesempatan untuk menjadi orang yang sukses asal mereka mau bekerja kerjas dalam mencapai hal yang mereka inginkan.
Celine menarik selimut dan ikut tertidur di samping bundanya itu sambil memeluk bundanya, perlahan rasa kantuk pun datang dan ia menutup matanya dan larut ke dalam alam mimpinya.
////
4 bulan kemudian.
Perkuliahan Celine akan dimulai, semuanya telah ia siapkan. Namun ditengah tengah semangatnya yang begitu membara menyambut perkuliahan, Bundanya jatuh sakit yang membuatnya begitu sedih, ia merawat Bundanya seorang diri, membawanya ke rumah sakit dengan tabungan yang Bundanya miliki untuk keperluan kuliahnya mendatang. Biaya rumah sakit yang begitu besar membuatnya kaget dan berfikir untuk mengurungkan niatnya berkuliah demi kesembuhan bundanya.
Ia mau mewujudkan pendidikanya di bangku perkuliahan tapi saat ini pikiranya terombang ambing kerena dana yang ia miliki saat ini.
"Bunda, Celine ingin bekerja saja, Celine bantu keuangan Bunda, kalau kuliah bisa tahun depan saja," ucap Celine kepada bundanya yang masih terbaring lemah diatas ranjang kamar rumah sakit.
"Tidak nak, kamu harus kuliah. Jangan khawatirkan bunda, bunda pasti sembuh, masalah biaya akan bunda usahakan yang penting kamu harus jadi sarjana dan hidup bahagia di masa depan," ucap Diandra menatap putrinya itu, ia tidak mau sampai putrinya itu bekerja keras karena dirinya lah yang harus bertanggung jawab untuk bekerja keras.
Celine memeluk dan mencium Bundanya, semangatnya kembali setelah melihat begitu besar keinginan bundanya agar ia mampu bersekolah tinggi.
Dua minggu Diandra dirawat di rumah sakit, tentunya membutuhkan biaya yang banyak hingga tabungan mereka berdua hanya tersisa sedikit.
Celine rajin merawat bundanya, menjaganya setiap hari.
Namun di hari itu, kondisi ibundanya semakin memburuk. "Mohon maaf Bu, mohon tunggu diluar dulu, akan kami tangani ibu Diandra," ucap seorang dokter yang terlihat buru buru bersama beberapa suster yang mengikutinya. Satu jam berlalu, dia menunggu dengan terus berdoa dan menangis. Hingga dokter keluar dari ruangan. "Bagaimana dok? Apakah bunda saya baik baik saja?"
"Tuhan lebih menyayangi ibu Diandra, ibu Diandra sudah tidak lagi merasakan sakit, saya harap anda kuat ya Bu, maaf saya sudah berusaha semaksimal yang saya bisa." Bagaikan tersambar petir, jantung Celine terasa berhenti berdetak, dunianya terasa hancur tak beraturan seperti hatinya saat ini. Ia berlari menuju ranjang rumah sakit tempat ibunya menghembuskan nafas terakhirnya.
"Bunda, bunda bangun jangan tinggalkan Celine sendiri, Celine hanya punya bunda, Celine belum jadi sarjana, bunda bangunn bunda pasti sembuh, bundaa jangan pergi," ucap Celine tak kuasa menahan tangis sembari memeluk ibunya yang tak lagi bernyawa.
Celine tak pernah berfikir bahwa semua ini akan terjadi, kehilangan satu satunya keluarga yang ia miliki, kehilangan bundanya sama saja celine kehilangan seperuh nyawanya.
Ia menyusuri lorong rumah sakit tanpa semangat, dengan wajah pucat dan mata sembab yang membuatnya terlihat sangat menyedihkan.
Proses pemakaman telah selesai, namun ia belum beranjak dari makam bundanya sambil terus menangis dengan tatapan kosong. "Bun, bagaimana hidup Celine setelah ini, tidak ada siapapun, tidak ada bunda, bagaimana dengan mimpi mimpi bunda yang belum sempat Celine wujudkan, maafkan Celine bunda," ucapnya sambil menangis memeluk nisan bundanya. "Bagaimanapun aku harus tetap bangkit lagi, aku harus tetap berjalan demi impian bunda yang harus aku wujudkan meskipun bagaimanapun caranya," kata Celine pada dirinya sendiri.
Ia kembali berjalan seorang diri menuju rumahnya. Hening, tak ada siapapun disana, sepii tak seperti biasanya. Hatinya benar-benar hancur, dunianya benar benar berubah, terasa tak mampu untuk melangkah. Namun ada impian terakhir bundanya yg harus ia wujudkan.
Bab 1 PENGUMUMAN
15/06/2022
Bab 2 LEMBARAN BARU
15/06/2022
Bab 3 MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU
15/06/2022
Bab 4 NOTIFIKASI
15/06/2022
Bab 5 LEMBARAN BARU
15/06/2022
Bab 6 BEASISWA DI CABUT
15/06/2022
Bab 7 JALAN KELUAR
15/06/2022
Bab 8 CIUMAN PERTAMA
15/06/2022
Bab 9 PERTEMUAN
15/06/2022
Bab 10 REBECCA BERULAH LAGI
15/06/2022