Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ternyata Dia Bosku!

Ternyata Dia Bosku!

Irish Dee

5.0
Komentar
1.8K
Penayangan
99
Bab

Bagaimana jika pria menyebalkan yang disukai tetapi juga dibenci karena sikapnya yang dingin, ternyata adalah bos di tempat kerja barunya? Sanggupkah Eve melalui masa magang di sana ketika Gery-sang bos-terus mencari-cari kesalahan untuk memecatnya? Lantas, bagaimana bila alur kehidupan malah membawa mereka pada perjodohan? Bisakah keduanya bersatu atau malah timbul percekcokan tanpa batas?

Bab 1 Truth or Dare

"Yeayy! Giliranmu sekarang, Eve!" pekik teman-temannya bersorak.

Eve dengan santai menggelindingkan botol bekas air soda di atas alas duduk mereka. Dan botol itu berhenti di kata 'Dare'.

"Yuhuuu! Giliranku yang kasih tantangan ke kamu, ya! Ehem, ehem!" Salah satu temannya berteriak lantang dan berdehem sebentar seolah sedang menciptakan kesan dramatis.

"Iya iyaa ... cepetan! Aku pasti bisa melakukannya, Eve gitu loh!" sesumbar Eve sambil menyilangkan lengan di depan dada.

"Kamu harus menyatakan perasaan kepada siapa pun pria yang lewat di depan kita pertama kali sejak sekarang. Oke, nggak, teman-teman?" tanya si penantang sambil meminta dukungan dari yang lain.

Kesemuanya tampak bersorak menyetujui sementara Eve terperangah menyesal.

"What? Apa-apaan itu? Perasaan dari tadi tantangannya nggak ada yang segila itu, deh! Curang, ish!" protes Eve karena merasa tantangan untuknya terlalu berisiko dan berat untuk dilakukan.

"Eiits! Gak boleh protes! Udah deal! Atau kamu mengaku kalah dan kita bubar sambil makan-makan di restoran dan kamu yang bayarin kita semua. Ya gak, gengs?" Terdengar keriuhan yang mendorong Eve untuk jangan menolak tantangan yang diberikan.

"Ish! Oke, daripada aku harus rugi banyak traktirin kalian semua, mending aku nembak cowok deh. Ya Tuhan, semoga aja cowok yang lewat pertama nanti cowok single dan ganteng," ucap Eve sambil bersiap menerima kemungkinan terburuk sekalipun.

"Eh, tapi nanti yang ditembak cuma yang berjalan sendirian kan? Kalau dia gandeng pasangan maka ganti yang lain aja, ya?" tanya Eve kemudian. Berbagai pikiran akan kemungkinan terburuk muncul di kepalanya. "Dan yang seumuran aja sama kita pokoknya, ya? Kalau ketuaan takutnya dia udah punya istri, gila!"

"Wkwkwk. Aturannya itu pria pertama yang lewat di depan kita. Terserah deh mau itu tua atau muda, mau sendirian atau sama selingkuhannya, gak ada urusan!" Teman-temannya mencanangkan aturan yang mana membuat Eve menyesal telah menyetujui tantangan absurd tersebut.

"Sial!" rutuk Eve berkali-kali sambil dengan dada berdebar kencang menanti siapa yang akan melewati mereka pertama kali.

Evangelin Ravenwood, atau akrab dipanggil Eve, sedang mengadakan acara perpisahan setelah wisuda dari universitas. Mereka ingin menghabiskan liburan bersama di pantai sebelum masing-masing akan menjalani dunia kerja di mana kemungkinan mereka akan sulit untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama lagi.

Entah tadi siapa yang mencetuskan ide untuk memainkan permainan Truth or Dare. Karena seru, Eve tak menolak. Lagipula sejak awal sepertinya tantangan yang diberikan adalah hal biasa yang wajar seperti mengatai teman yang duduk di sebelahnya, atau makan mie dengan level pedas tertinggi. Paling tidak, itu semua masih dikategorikan tantangan yang aman.

Lalu, kenapa ketika tiba gilirannya ia harus menembak pria pertama yang lewat, tak peduli status dan usianya pula! Sungguh penuh risiko!

Dan salah satu temannya memekik saat dari kejauhan tampak ada sepasang lelaki dan perempuan berbaju couple tengah bergandengan tangan. Astaga! Ini sih sama saja dengan bunuh diri! Ia bisa langsung ditampar pasangannya kalau nekat menyatakan perasaan.

"Hei? Kalian tidak berpikir kalau aku harus nembak dia, kan?" tanya Eve sambil memutar bola mata.

Teman-temannya tampak berdiskusi dan akhirnya menganulir sepasang muda-mudi kasmaran tersebut. Eve mengembuskan napas lega.

Tak berapa lama kemudian, muncullah sesosok pria yang bahkan dari jauh saja sudah tampak sekali ketampanannya. Tubuh atletisnya menciptakan bayangan siluet yang sungguh sempurna. Pria itu mengenakan setelan yang teramat resmi dan tak begitu cocok dikenakan di area pantai, apalagi malam begitu.

Ekspresi wajahnya tampak seolah sedang mencari keberadaan seseorang. Siapa kira-kira? Eve malah bertanya-tanya dalam hati.

"Ayo, Eve! Sekarang!" titah salah seorang temannya.

Eve gemetaran selama sedetik sebelum kemudian mementapkan hati untuk melaksanakan tantangan yang telah disepakati.

Dengan langkah pasti, Eve mendekat ke arah si pria dan berdehem meminta perhatian.

"Ehemm, Pak?" sapanya seraya nyengir tak enak.

Tidak ada tanggapan. Bahkan, pria itu sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Apa dia tidak dengar? Eve membatin dalam diam.

Ia pun menoleh ke arah teman-temannya yang malah dengan ekspresi wajah dan lambaian tangan memaksa untuknya meneruskan aksi yang terlanjur dimulai.

"Pak. Maafkan saya, apakah Anda sedang mencari seseorang?" Akhirnya Eve memberanikan diri mencegat langkah si pria.

Pria itu masih saja memasang tampang serius dan cuek. Dan yang menjengkelkan lagi, pertanyaan Eve hanya dijawabnya dengan gelengan kepala tanpa arti.

"Apa maksudnya menggeleng, coba? Dia tidak dengar atau tidak sedang mencari seseorang? Gak jelas banget, deh!" gerutu Eve seorang diri. Ia menoleh ke arah teman-temannya yang sebagian terkikik geli dan sebagian lagi masih memaksanya untuk melanjutkan aksi.

"Eh! Pak! Anda ini bisu atau tuli atau keduanya, sih? Bisa-bisanya saya udah ngomong panjang lebar nggak ada tanggapan sama sekali!" Tak kuasa menahan lagi emosinya, Eve yang tak terbiasa diabaikan itu pun meluapkan amarah terhadap si pria.

Tanpa diduga, pria itu akhirnya menghentikan langkah dan menoleh lalu menatap tajam ke arah Eve.

"Kamu bicara padaku? Siapa yang bisu dan tuli, ha?" Suara bariton yang terdengar dalam dan sangat berwibawa keluar dari bibir si pria tampan.

Eve seolah langsung mengkerut di tempatnya. Tak disangka si pria malah berjalan mendekat ke arahnya. Sorot mata tajam bak elang yang dibingkai alis tebal itu menatap lekat Eve dengan tatapan menilai dari atas ke bawah. Sungguh cara memandang yang sama sekali tidak sopan, pikir Eve semakin kesal dengan sikap pria di hadapannya itu.

"Apa sekarang giliran kamu yang jadi bisu dan tuli, hm? Gadis bodoh!" sergah si pria sambil menyipitkan mata seolah meremehkan Eve.

"Habisnya Anda diam saja seperti saya ini angin lalu-"

"Tidak selamanya orang harus menanggapi tingkah absurd para gadis labil seperti kalian, kan?" tudingnya ke arah kerumunan teman-teman Eve yang jelas-jelas memang tengah menyaksikan adu mulut yang terjadi di antara mereka.

Oh, sepertinya pria ini memang sedari awal sudah curiga bahwa ia sedang dijadikan targetnya dan teman-temannya, pantas saja sikapnya begitu menyebalkan dan tidak merespon sama sekali.

Eve tak bisa berkata-kata. Disebut gadis labil absurd bukan prestasi di depan pria tampan nan rupawan di hadapannya ini. Sungguh bukan hal yang bisa dikenang sebagai bagian dari memori liburannya kali ini.

Sambil tak lupa melempar tatapan menghunus lagi ke arah Eve, pria itu pergi dengan langkah lebarnya, menjauh dari Eve yang masih terpekur tak tahu harus bagaimana. Untung saja dia belum sempat menyatakan perasaan atas dasar tuntutan teman-temannya kepada pria tadi. Bisa malu berat kalau sampai ditolak mentah-mentah!

Dengan jengkel, Eve mengentakkan kakinya dan berbalik ke arah teman-temannya. Sebagian menghibur dan sebagian lagi malah membuatnya semakin kesal dengan berkomentar menyalahkannya,

"Kamu sih, pakai ngatain bisu dan tuli segala. Sembarangan sekali!"

"Iya! Batal deh dapat kenalan pria keren maksimal gitu! Siapa tahu dia penyelamat kamu dari status jomlo saat ini!"

Eve mendecakkan lidahnya sebal. "Keren kalau sikapnya kaku begitu mendingan aku single aja deh. Bisa sial seumur hidup kalau punya pacar sepertinya!"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Ternyata Dia Bosku!
1

Bab 1 Truth or Dare

10/07/2024

2

Bab 2 Hari Pertama Kerja

10/07/2024

3

Bab 3 Me vs My Boss

10/07/2024

4

Bab 4 Dominasi Sang Bos

10/07/2024

5

Bab 5 Otoritas Sang Nenek

10/07/2024

6

Bab 6 Siapa yang Salah

10/07/2024

7

Bab 7 Dave Si Asisten Pengkhianat

10/07/2024

8

Bab 8 Persulit Saja Hidupnya!

10/07/2024

9

Bab 9 Menguak Sosok Eve

10/07/2024

10

Bab 10 Sang Kandidat Terakhir

10/07/2024

11

Bab 11 Suasana Panas Di Kantor

16/07/2024

12

Bab 12 Dave Dipecat

16/07/2024

13

Bab 13 Pengaduan Eve

16/07/2024

14

Bab 14 Tak Berkutik

16/07/2024

15

Bab 15 Pendekatan

16/07/2024

16

Bab 16 Dan Perang Pun Dimulai

16/07/2024

17

Bab 17 Gugup Sekali

16/07/2024

18

Bab 18 Makan Malam Bangsawan

16/07/2024

19

Bab 19 Masa Lalu Sang CEO Dingin

16/07/2024

20

Bab 20 Gery's Sad Love Story

16/07/2024

21

Bab 21 Partner Hebat

16/07/2024

22

Bab 22 Kabar Menyebar

16/07/2024

23

Bab 23 Ungkapan Rasa Dave

16/07/2024

24

Bab 24 Terbakar Cemburu

16/07/2024

25

Bab 25 Tuduhan Keji

16/07/2024

26

Bab 26 Dendam Dave

16/07/2024

27

Bab 27 Kekerasan Dave

16/07/2024

28

Bab 28 Cheryl Andrews

16/07/2024

29

Bab 29 Memaksa Gery

16/07/2024

30

Bab 30 Kenekatan Dave

16/07/2024

31

Bab 31 Insting Gery

16/07/2024

32

Bab 32 Diantar Pulang

16/07/2024

33

Bab 33 Kenangan Gery

16/07/2024

34

Bab 34 Kabar Yang Mengganggu

16/07/2024

35

Bab 35 Sosok Saingan Berat

16/07/2024

36

Bab 36 Kesepakatan Dengan Dave

16/07/2024

37

Bab 37 Dipertemukan Berdua

16/07/2024

38

Bab 38 Kompak Menolak

16/07/2024

39

Bab 39 Sofia Atur Rencana

16/07/2024

40

Bab 40 Permainan Tipuan

16/07/2024