Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Surakarta, Aku Cinta Dia

Surakarta, Aku Cinta Dia

Zila Aicha

5.0
Komentar
74
Penayangan
16
Bab

Gienka Neyza Jace, 18 tahun, mahasiswa Sastra Inggris yang cantik terpaksa harus pergi ke Surakarta guna mengerjakan tugas kuliahnya. Dia yang sedang menghadapi masalah dengan kekasihnya itu pun malah bertemu dengan seorang mahasiswa Uns, Arham Al Shawqi yang senyumnya saja membuat hati Gienka tenang. Bagaimana dengan jalinan kisah asmaranya yang belum usai dengan Janendra Ardian? Lalu bagaimana dengan Sancaka Marvelo yang selalu datang dan pergi dari hidupnya? Siapakah yang akan memiliki Gienka pada akhirnya?

Bab 1 Chapter 1: Kartu Rencana Studi

Februari 2009,

Gienka berdiri di depan pintu ruang 16, kantor dosen Sastra Inggris. Di depan pintu berbahan kayu yang sudah terlihat tua itu tergantung sebuah papan kayu kecil bertuliskan:

Speak English, please!

Jadi memang tulisan itu adalah salah satu peraturan mutlak bagi semua mahasiswa Sasing (Sastra Inggris). Mereka harus menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi saat masuk ke kantor dosen.

Ada beberapa mahasiswa yang protes terhadap aturan ini, karena di dalam kelas pun mereka sudah full menggunakan Bahasa Inggris, lantas di kantor masih juga harus menggunakan Bahasa Internasional tersebut. Namun tentu saja protes itu tidak digubris. Toh peraturan itu dibuat demi mereka juga agar Bahasa Inggris mereka lebih fasih.

Gienka menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia mengangguk mantap dan kemudian mengetuk pintu yang terbuka itu.

Tok..tok..tok..

"Excuse me?"

Tidak ada sahutan.

Tok..tok..tok..

Dia mengetuk sekali lagi namun tetap tak ada jawaban.

Dia menjulurkan kepalanya ke dalam ruangan yang memiliki 8 meja itu.

Kosong.

"Hayo loh.. Lagi cari siapa?" punggungnya ditepuk oleh seseorang dari belakang.

"Astaga, Mbak. Kaget aku." Gienka mengusap dadanya.

Mareta tersenyum jail.

"Halah, gitu aja kaget," ucap Mareta.

"Ya kaget lah Mbak, orang Mbak Maret datang langsung tepuk punggungku. Mana aku gak denger lagi tadi suara langkah kaki Mbak."

Mareta yang sering di panggil Maret itu pun cengengesan. Wanita muda ini adalah petugas administrasi jurusan Sasing. Para mahasiswa Sasing akrab dengannya. Selain karena usianya yang masih 24 tahun, Mareta adalah orang yang mudah bergaul.

"Anyway, dosen-dosen pada kemana sih?" tanya Gienka heran.

"Masih di bawah, lagi meeting. Mau ke wali studi?" tanya Mareta sambil mempersilahkan Gienka duduk di sofa hitam dekat pintu.

"Iya, Mbak. Aku belum KRS-an nih." Gienka mengeluarkan dua lembar kertas dari tas ransel hitamnya.

"Lah, kemana aja? Hari terakhir baru ngampus. Teman seangkatan kamu udah pada memproses itu loh. Tinggal kamu doang yang belum."

"Ya liburan dong Mbak. Kaya Mbak aja nggak pernah liburan," ejek Gienka.

"Ih, dasar. Watch out!"

Mareta melempar kulit kacang tanah ke arah Gienka.

Namun Gienka berhasil menangkap itu.

"Hey, Mbak. Kalau mau lempar kulit kacang ke aku ya jangan kasih peringatan. Gimana sih, Mbak?"

Gienka tersenyum memamerkan deretan giginya yang sangat rapi. Mareta menepuk jidatnya membenarkan ucapan Gienka.

"Good morning, sir!" sapa Gienka begitu melihat Pak Maruli masuk ke ruangan itu.

"Ah... Good morning, my baby!"

Pak Maruli tersenyum lebar pada Gienka.

Tak perlu berpikir macam-macam. Beliau memang terbiasa memanggil mahasiswanya begitu. Jadi panggilan itu tak berarti apa-apa. 'Baby' disini hanya berupa sebuah panggilan akrab saja.

"Are you waiting for me?" tanya Pak Maruli masih berdiri.

Gienka pun ikutan berdiri.

Iyalah, pak. Kan bapak wali studi saya. Tentu saja bapak yang saya tunggu, batin Gienka.

"Yes, sir. I need you to sign my Course Selection Sheet," jawab Gienka.

Pak Maruli mengangguk.

"Alright, let's go!" ajak Pak Maruli ke meja kerjanya.

"Take a seat!" perintah Pak Maruli.

"Thank you, sir," sahut Gienka. Dia pun duduk. Dia segera menyerahkan KHS dan KRS-nya.

"Let me see!" Pak Maruli membaca dan mulai meneliti dua lembar kertas itu. Dua sesekali menganggukkan kepalanya dan berpikir.

"Hmm... Well done, well done.. You get A for Speaking, A for.....bla bla bla."

Pak Maruli menyebutkan hasil studi Gienka sambil tersenyum manggut-manggut dengan puas.

"You did a great job in your first semester. Your GPA is 3.95. That's wonderful, my baby Gienka!" Pak Maruli bertepuk tangan seperti anak kecil yang berhasil mendapatkan mainan.

Gienka yang melihat tingkah dosen berusia 60 tahun itu pun bingung harus bereaksi seperti apa.

Namun akhirnya Gienka memilih cara yang paling aman, yakni tersenyum.

"You only take 11 courses.

22 credits. Add one more!" titah Pak Maruli.

"But, sir. I can't. History of England has the same day as Listening II," ucap Gienka yang sudah memperkirakan akan diminta mengambil mata kuliah untuk Semester Empat itu.

Pak Maruli memainkan penanya, berpikir sebentar. Gienka masih menunggu.

"No, it's not History of England. Take English for Tourism and Guiding!" ucap Pak Maruli.

Gienka terkejut.

"Sir, that's for Semester six."

"That's why you have to take it."

Pak Maruli tersenyum dan menambah kode mata kuliah itu, mencoret-coret sebentar sebelum menyerahkan kembali kertas itu kepada Gienka.

Setelah selesai berkonsultasi, Gienka menuju tempat administrasi dan lanjut ke bank terdekat untuk membayar biaya kuliahnya.

Semua orang pun tau, berkuliah di Universitas Swasta itu jauh dari kata murah. Maka dari itu Gienka berusaha keras agar dapat membanggakan orangtuanya dengan menunjukkan kemampuan maksimalnya. Ini terbukti dari hasil belajar satu semesternya.

***

"Nanti aku kembalikan setelah aku balik," rayu Nendra sambil menggenggam tangan Gienka.

Gienka tak habis pikir, kenapa pacarnya ini sering meminjam uang darinya.

"Tapi pegangan aku tinggal sedikit. Nanti gimana kalau aku lagi butuh sesuatu. Aku nggak mungkin minta papaku lagi." Gienka mencoba memberi pengertian pada Nendra.

"Aku nggak pinjam banyak, caramia. Dua ratus ribu aja. Aku pasti bakal balikin kok. Hari Kamis aku udah balik. Aku kan perginya cuman tiga hari aja."

Nendra mengusap-usap punggung tangan Gienka dan mengendusnya seperti anak kucing. Dia berharap Gienka menyetujuinya.

Gienka pun luluh. Bagaimanapun juga, Nendra adalah orang yang disayanginya.

"Oke, Ra. Tapi beneran yah nanti di balikin?" Gienka meyakinkan dirinya sendiri jika Nendra akan menepati janjinya.

"Iya, caramia. Pasti. Kamu tenang aja. Lagipula ini juga buat masa depan kita. Aku ke Surabaya buat tes kerja, bukan main. Kalau aku dapat kerja, kan kamu juga yang senang. Trust me, ok?" Nendra berusaha meyakinkan Gienka.

Gienka mengangguk. Nggak ada salahnya kan membantu pacar sendiri yang lagi berjuang?

Nendra adalah pacar pertama Gienka. Mereka baru empat bulan berpacaran. Gienka yang baru dalam hal berhubungan dengan lawan jenis pun tak bisa menolak pesona Nendra. Nendra yang tinggi. Nendra yang tampan. Nendra yang perhatian. Nendra yang banyak sekali mengumbar kata-kata manis. Singkatnya, Gienka jatuh hati pada Nendra.

"Ti amo, caramia," ucap Nendra begitu Gienka menyerahkan apa yang dia mau. Nendra memberikan Gienka senyuman termanisnya.

***

Gienka sedang memainkan ponsel baru miliknya, Nx. Sebuah hadiah dari papanya karena dia berhasil mendapatkan IP (Indeks Prestasi) tertinggi.

"Sayang, Mama mau bicara sebentar, Boleh?"

Amanda, Mama Gienka sudah duduk disamping Gienka yang sedang rebahan di kasurnya.

"Iya, Ma. Ada apa, Ma? Kok serius amat."

Gienka meletakkan ponselnya di nakas dan segera duduk mendengarkan Mamanya.

"Kamu masih sama si Nendra itu?" pertanyaan yang membuat Gienka waspada. Ekspresi Mama terlihat tidak suka.

"Masih, Ma. Tadi ketemu sebentar habis Gienka dari kampus," jawab Gienka.

"Gienka, Mama udah bilang kan, Mama nggak sreg sama dia. Mama nggak suka dia. Dia itu kaya nutupin sesuatu. Dia bukan orang yang jujur, nak," jelas Amanda.

Gienka mulai tak suka arah pembicaraan Mamanya.

"Enggak, Ma. Dia jujur kok. Dia bilang semua apa yang dia lakukan ke Gienka," bantah Gienka.

"Jujur kamu bilang? Dia aja udah bohongi kamu lho, sayang. Bilangnya punya kedai kopi tapi ternyata nggak punya," ucap Amanda dengan menahan emosi.

"Dia punya, Ma. Orang Gienka udah pernah kesana kok. Sekarang lagi tutup aja. Dia lagi nyari kerja. Biar bisa punya modal buat buka kedai lagi, Ma," bela Gienka.

"Kamu itu dibohongi, sayang. Kapan sih kamu mau dengerin Mama?D itu pengangguran nggak jelas," Amanda mulai kesal karena Gienka masih juga membela Nendra.

Mama Gienka memang benar. Nendra telah membohonginya. Di awal pertemuan mereka, Nendra mengaku memiliki sebuah kedai yang sudah dia jalankan selama dua tahun. Saat itu Papa Gienka, Yusuf, ingin datang ke kedai itu. Namun Nendra selalu beralasan. Dan ternyata kedai itu ditutup. Nendra berdalih bahwa kedainya itu baru mengalami kebangkrutan. Tapi tentu saja Papa Gienka sudah tidak mempercayainya lagi. Karena terlihat dari depan, kedai itu sudah lama ditutup dan bisa saja kedai tersebut bukan milik Nendra.

"Bukan kaya gitu, Ma. Kan dia sekarang lagi mencoba bangkit dari keterpurukannya," bantah Gienka.

"Dan asal kamu tau, Gienka. Mama juga ngerti kamu sering kasih duit ke si Nendra itu," kata Amanda.

Gienka kaget. Dari mana Sang Mama mengetahui hal ini.

Dia pun hanya menunduk. Dia tak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan.

"Gienka, kamu perempuan. Nggak sepantasnya kamu memberi uang pada laki-laki. Seharusnya dia itu malu meminta uang seperti itu sama kamu."

"Dia nggak minta, Ma. Dia pinjam." Gienka mulai frustrasi.

"Dibalikin? Seringnya nggak kan?" tebak Mamanya yang ternyata memang benar adanya.

Gienka terdiam. Mamanya benar.

"Kalau Papa kamu sampai tahu hal ini, entah apa yang akan dilakukannya pada pacar kamu itu."

Gienka masih belum berani menjawab perkataan Mamanya.

Ting tong..Ting tong..

"Ada tamu, Mama bukain dulu. Kita bicara lagi nanti," ucap Amanda

Gienka hanya bisa pasrah

*****

- Course Selection Sheet: Kartu Rencana Studi (KRS)

- Course: Mata Kuliah

- Credit: Satuan Kredit Semester (SKS)

- GPA (Grade Point Average): Indeks Prestasi Komulatif (IPK)

- Caramia: Sayangku (B. Italia)

- Ti amo: Aku Cinta Kamu (B. Italia)

**********

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

GADIS BIASA VS BOSS MAFIA

GADIS BIASA VS BOSS MAFIA

Lucyana
4.9

AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku